Kalau Anda masih kebingungan mencari usaha sampingan, coba deh buka toko kelontong. Ternyata usaha yang sering dipandang sebelah mata ini bisa menjadi alternatif sumber penghasilan bagi Anda sekeluarga. Apalagi untuk memulai usaha toko tidak membutuhkan modal besar dan keahlian khusus.
Tentunya Anda tidak asing lagi dengan toko kelontong. Toko yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari ini mudah ditemukan di sekitar Anda. Kalau Anda perhatikan sebenarnya usaha ini cukup menjanjikan. Terbukti banyak keluarga yang hidup berkecukupan berkat membuka toko.
Sebagaimana Bang Ojok, pemilik toko kelontong di Jatipulo, Jakarta Barat ini menggantungkan hidupnya hanya dari basil buka toko. "Alhamdulillah sekarang anak saya juga sudah ikut-ikutan buka toko meskipun masih kecil-kecilan," katanya Toko biasanya merupakan usaha yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Anda bisa membagi tugas di antara mereka. Seperti toko Supriyanto, berhubung Supriyanto masih bekerja maka istrinya yang menunggu toko.
Ketika hendak berangkat ke kantor ia membawa catatan barang barang yang perlu dibeli. Nanti pulang kantor ia mampir ke toko grosir atau agen untuk kulakan. Kalau hari libur tiba gantian istrinya yang belanja. Kedua anaknya pun ikut ambil bagian menjaga toko sepulang dari sekolah.
Usaha yang fleksibel
Mengelola toko itu sebenarnya mudah. Karena usaha ini tidak membutuhkan keahlian khusus, misalnya harus menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu. Bahkan banyak pemilik toko sukses yang buta huruf. Usaha ini hanya membutuhkan kemampuan untuk menghafal harga dan mengenali jenis barang.
Selain itu, Managing Partner Sarosa Consulting Group, Pietra Sarosa, mengatakan pengusaha toko juga harus telaten dengan uang recehan. Dalam usaha ini margin keuntungan yang didapat kecil, kalau tidak telaten dengan uang kecil-kecil Anda sulit mendulang keuntungan.
"Kalau maunya sekali transaksi langsung untung gede sebaiknya jangan buka toko, sebab kalau tidak telaten keuntungannya nggak kelihatan," cetusnya.
Usaha toko sangat fleksibel untuk dijalankan. Anda bisa memanfaatkan garasi rumah untuk jualan, sewa tempat yang dekat jalan raya, sewa lokasi pasar. Atau kalau modal benar-benar cekak Anda bisa buka toko rombong yang menempel di pinggir-pinggir jalan.
Toko rombong ini tidak memakan biaya sewa tempat, dan modal usahanya juga kecil. Justru toko rombong sering mendapat uang
promosi dari perusahaan rokok kalau rombongnya boleh dijadikan sarana promosi. Tapi Anda perlu hati-hati dengan aksi Trantib yang belakangan ini Bering menggusur pedagang kaki lima.
Mengakali cashflow
Persoalan yang disering dihadapi oleh pengusaha toko adalah masalah likuiditas. Acapkali pengusaha kehabisan uang tunai gara gara barang dagangannya banyak diutang pembeli. Atau kalau tidak, uang tunainya habis karena barang dagangannya belum laku dijual.
Untuk mengantisipasi masalah banyaknya barang yang diutang, Pietra menyarankan agar memberikan diferensiasi harga. Jadi orang yang beli dengan tunai mendapat harga lebih murah ketimbang orang yang beli dengan utang. "Cara seperti ini bisa mendorong pembeli untuk membayar tunai," ujarnya.
Sedangkan masalah likuiditas yang disebabkan karena barang dagangan yang tidak laku, bisa diatasi dengan cara mengatur ccashflow. Lancar tidalaknya cashflow (aliran dana masuk dan dana keluar) ini berpengaruh terhadap keamanan likuiditas toko Anda. Kalau terlalu banyak barang yang tidak laku akan mengakibatkan kemacetan aliran dana.
Belajar dari pengalaman Bang Ojok, ia hanya belanja barang-barang yang laris dijual di tokonya. Karena laku tidaknya barang dagangan tergantung dari lokasi toko. Bisa jadi shampo A laris di daerah X, tapi tidak laku di daerah Y.
Untuk barang yang kurang laku juga disediakan tapi jumlah sedikit saja. Memang sebaiknya Anda mengenali barang mana ya laku dan barang mana yang tidak laku. Kemampuan ini bisa Anda dapat dari pengalaman.
Selain itu cashflow juga bisa diakali dengan memanfaatkan kredit yang diberikan oleh perusahaan pemasok barang. Perlu diketahui biasanya perusahaan menjual barangnya ke toko dengan sistim bayar tunai, bayar tangguh dan konsinyasi.
Sistim pembayaran ini dapat gunakan untuk mengamankan likuiditas dengan cara menggolongkan produk dagangan di toko Anda.
Pertama, produk yang laris manis dan tidak pernah meninggalkan sisa (fast moving product) bisa Anda beli secara tunai. Karena produk ini tidak mengancam likuiditas toko, toh juga akan segera laku.
Kedua, produk yang kurang laris dan membutuhkan waktu untuk terjual (slow moving product), baiknya dibeli dengan cara kredit. Mintalah tenggat waktu kepa perusahaan untuk membayar produk ini.
Ketiga, produk yang tidak laku atau jarang dicari pembeli, sebaiknya dengan sistim konsinyasi. Yaitu perusahaan menitipkan barangnya di toko Anda, kalau tidak laku boleh diambil lagi. Anda jangan mengeluarkan uang untuk bara semacam ini, karena risikonya beesar, Kecuali Anda memiliki cukup modal dan ingin berspekulasi dengan belanja barang ini. Sehingga meskipun barangnya tidak segera laku likuiditas Anda tetap aman.
Keuntungan buka usaha toko kelontong
Toko akan mendapat kredit atau penangguhan pembayaran dari perusahaan yang mengeluarkan produk, sehingga Anda bisa menghemat modal.
Toko yang sudah terkenal dan memiliki kinerja baik akan didatangi salesman. Jadi Anda tidak perlu repot-repot sari barang belanjaan.
Perusahaan sering memberikan imbalan uang kepada toko yang mau memajang promosi produknya.
Toko yang menjalin hubungan dengan salesman akan mengetahui perkembangan produk terbaru. Sehingga toko tidak ketinggalan mengikuti tren pasar.
Toko sering kebanjiran contoh produk (sample) ketika perusahaan meluncurkan produk barunya.
Toko dapat mengembalikan barang rusak atau kadaluwarsa ke perusahaan, manakala menjalin hubungan baik dengan perusahaan melalui salesmannya. Sehingga dalam hal ini risiko toko semakin kecil.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...
No comments:
Post a Comment