Oleh : Wawan
Kamis, 14 Agustus 2008 04:04 WIB
.
Bosan terkungkung di perusahaan yang memasung kreativitas? Mungkin itu salah satu dari sederet alasan mengapa orang hijrah untuk membangun bisnis sendiri. Alasan lain, ingin mereguk kepuasan pribadi, menggenjot pendapatan, mendambakan kebebasan, hingga rindu waktu yang lebih leluasa bareng keluarga. Apapun alasan untuk menyalakan bisnis sendiri, Anda bisa memilih menjadi freelancer atau entrepreneur. Anda termasuk yang mana?
Ada yang salah dengan salah satu dari freelancer atau entrepreneur? Tidak, keduanya dibekali kelebihan masing-masing. Nah, kenapa musti peduli posisi kita apakah menjadi freelancer atau entrepreneur? Tentunya dengan memahami posisi itu, kita bisa ambil ancang-ancang. Apakah setia menjadi freelancer atau akan beranjak menjadi entrepreneur. Berikut perbedaannya, menurut Isabel M Isidro dari PowerHomebiz.com
Menjadi entrepreneur, berarti membangun bisnis hingga lebih besar dari dirinya sendiri, mengundang gelontoran dana pemodal dan mungkin hingga meluncurkan IPO (Initial Public Offering). Pada dasarnya, impian entrepreneur adalah mentransformasikan bisnis mungilnya, menjelma lebih besar atau jika mungkin menjadi konglomerasi. Seorang entrepreneur tak akan segan bekerja ekstra keras, ekstra beban kesibukan kerja, demi mewujudkan impiannya. Bahkan, tak akan jeri menghadapi risiko keuangan dan bejibun tantangan.
Di sisi lain, seorang freelancer lebih mendambakan kebebasan dan pendapatan dari usaha "menjual" dirinya. Freelancer tidak (atau belum) ingin menjalankan organisasi yang lebih besar. Sebaliknya, mereka membangun bisnis dalam skala lebih kecil yang membuatnya lebih nyaman dan lebih bebas. Gagasannya adalah menjadi seorang bos bagi dirinya sendiri itulah yang penting. Tipe pebisnis seperti ini lebih suka menjadi ikan besar di kolam kecil ketimbang menjadi ikan kecil di kolam besar. Memburu investor bukan prioritas bagi seorang freelancer karena pertimbangan tak ingin membagi kontrol atas usahanya. Freelancer tak terlalu ambil pusing dengan bisnisnya yang berputar tak terlalu cepat, karena tak mau pening oleh cawe-cawe pemilik dana pihak ketiga.
Anda seorang freelancer jika tertarik lifestyle yang lebih leluasa, kebebasan mengontrol waktu dan tak terlalu berisiko. Anda sendiri yang memutuskan dan berkuasa penuh, bukan pemodal yang haus akan keuntungan dari dana yang mereka tanamkan. Klienlah yang butuh profesionalitas Anda. Tidak berarti Anda harus bekerja dari dalam kamar atau garasi rumah. Anda bisa punya kantor sendiri ditemani beberapa karyawan. Jika Anda punya PR (Public Relation) agensi dengan sederet publikasi mentereng, Anda tetap seorang freelancer. Kenapa? Karena produk yang ditawarkan berbasis Anda sendiri. Anda punya gawean relatif mapan dan kontrol dalam genggaman sendiri dengan tetap menjadi freelancer.
Sementara, Anda beranjak ke arah entrepreneur jika akan membangun organisasi yang lebih besar dan ingin tumbuh dengan kencang. Karakteristik dari entrepreneur adalah impian meraup pendapatan yang jauh lebih besar. Entrepreneur tidak keberatan berbagi kontrol dengan pemodal atau strategi lainnya agar bisnisnya menggurita. Dan sangat paham bahwa entrepreneurship adalah menantang risiko.
Nah, dengan kejelasan beda antara freelancer dan entrepreneur, Anda akan lebih gampang mengambil posisi dan membidik langkah selanjutnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...
No comments:
Post a Comment