Setiap bulannya, Badan Pusat Statistik (BPS) membuat Press Release tentang inflasi. Berdasarkan Press Release awal Pebruari ini, inflasi Januari 2009 adalah sebesar 0.07 persen. Sementara nilai inflasi Januari - Desember 2008 adalah 11.06 persen.
Apa artinya semua ini bagi kita semua?
Agar mudah dimengerti, inflasi bisa diartikan sebagai kondisi dimana kita harus membayar lebih mahal untuk barang yang kita beli. Misalnya, bulan lalu kita bisa membeli sebuah barang seharga Rp. 10.000, maka jika inflasi bulan lalu 1%, maka secara teori barang tersebut harganya kini Rp. 10.000 + (1% * Rp. 10.000) = Rp. 10.100,-
Dalam ekonomi non-syariah, inflasi memang selalu terjadi. Menurut ekonomi ini, kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Walaupun demikian, inflasi bisa mengganggu daya beli masyarakat yang ujung-ujungnya malah berakibat negatif. Oleh karena itu, dalam dunia ekonomi non-syariah, besaran inflasi harus terkendali.
Inflasi Selalu Membayangi Kita
Karena saat ini dunia didominasi oleh ekonomi non-syariah, seluruh barang kebutuhan kita seperti makanan, pakaian, perumahan, bensin, kesehatan, listrik, air, rekreasi hingga pendidikan selalu dibayangi oleh inflasi. Oleh karena itu mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri Anda terhadap inflasi.
Bagaimana caranya? Sebagai contoh jika Anda ingin membeli rumah 4 tahun mendatang dimana saat ini harga rumah idaman Anda Rp. 250 juta, maka jika kita asumsikan inflasi 12% pertahun, maka 3 tahun kemudian, harga rumah tersebut menjadi Rp. 351 juta. Dengan demikian, Anda harus menabung dalam tiga tahun ke depan sebesar Rp. 9.75 juta perbulan.
Tabungan pun kena inflasi!
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah uang yang Anda simpan di Bank saat ini. Misalnya saat ini uang tabungan Anda Rp. 10.000.000. Jika hari ini harga 1 mangkok bakso Rp. 5.000, maka uang tabungan Anda tersebut bisa membeli 2000 mangkok.
Jika diasumsikan inflasi tahunan 12%, maka 3 tahun kemudian harga 1 mangkok bakso adalah Rp. 7.000. Jika tabungan Anda tidak dipotong biaya administrasi dan tidak mendapatkan bunga/bagi hasil, maka dengan uang Rp. 10 juta, kita hanya bisa membeli 1428.5 mangkok. Terjadi penurunan sebesar 571.5 mangkok! Penurunan yang luar biasa!
Itu akibat ulah inflasi!
Oleh karena itu, bila Anda ingin menabung untuk jangka waktu panjang maka lebih baik Anda membeli produk investasi yang hasilnya lebih tinggi dari inflasi. Salah satu pilihan yang menjanjikan adalah investasi di PruSyariah. Hingga saat ini (Januari 2009), bagi hasil yang diberikan setara dengan bunga 25% pertahun. Jauh lebih tinggi dari inflasi tahunan yang mencapai 11% (berdasarkan data BPS).
Mudah-mudahan artikel ini akan memberikan pengertian lebih baik tentang inflasi bagi kita semua.
Apa artinya semua ini bagi kita semua?
Agar mudah dimengerti, inflasi bisa diartikan sebagai kondisi dimana kita harus membayar lebih mahal untuk barang yang kita beli. Misalnya, bulan lalu kita bisa membeli sebuah barang seharga Rp. 10.000, maka jika inflasi bulan lalu 1%, maka secara teori barang tersebut harganya kini Rp. 10.000 + (1% * Rp. 10.000) = Rp. 10.100,-
Dalam ekonomi non-syariah, inflasi memang selalu terjadi. Menurut ekonomi ini, kenaikan harga barang lebih baik daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Walaupun demikian, inflasi bisa mengganggu daya beli masyarakat yang ujung-ujungnya malah berakibat negatif. Oleh karena itu, dalam dunia ekonomi non-syariah, besaran inflasi harus terkendali.
Inflasi Selalu Membayangi Kita
Karena saat ini dunia didominasi oleh ekonomi non-syariah, seluruh barang kebutuhan kita seperti makanan, pakaian, perumahan, bensin, kesehatan, listrik, air, rekreasi hingga pendidikan selalu dibayangi oleh inflasi. Oleh karena itu mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri Anda terhadap inflasi.
Bagaimana caranya? Sebagai contoh jika Anda ingin membeli rumah 4 tahun mendatang dimana saat ini harga rumah idaman Anda Rp. 250 juta, maka jika kita asumsikan inflasi 12% pertahun, maka 3 tahun kemudian, harga rumah tersebut menjadi Rp. 351 juta. Dengan demikian, Anda harus menabung dalam tiga tahun ke depan sebesar Rp. 9.75 juta perbulan.
Tabungan pun kena inflasi!
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah uang yang Anda simpan di Bank saat ini. Misalnya saat ini uang tabungan Anda Rp. 10.000.000. Jika hari ini harga 1 mangkok bakso Rp. 5.000, maka uang tabungan Anda tersebut bisa membeli 2000 mangkok.
Jika diasumsikan inflasi tahunan 12%, maka 3 tahun kemudian harga 1 mangkok bakso adalah Rp. 7.000. Jika tabungan Anda tidak dipotong biaya administrasi dan tidak mendapatkan bunga/bagi hasil, maka dengan uang Rp. 10 juta, kita hanya bisa membeli 1428.5 mangkok. Terjadi penurunan sebesar 571.5 mangkok! Penurunan yang luar biasa!
Itu akibat ulah inflasi!
Oleh karena itu, bila Anda ingin menabung untuk jangka waktu panjang maka lebih baik Anda membeli produk investasi yang hasilnya lebih tinggi dari inflasi. Salah satu pilihan yang menjanjikan adalah investasi di PruSyariah. Hingga saat ini (Januari 2009), bagi hasil yang diberikan setara dengan bunga 25% pertahun. Jauh lebih tinggi dari inflasi tahunan yang mencapai 11% (berdasarkan data BPS).
Mudah-mudahan artikel ini akan memberikan pengertian lebih baik tentang inflasi bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment