Awalnya
Sudarso cuma memiliki lahan seluas 50x35 meter dan tidak tau untuk apa. Ia
kemudian membuka tempat pemancingan, iseng sekaligus menyalurkan hobi, jadilah
kolam pemancingan lele. Dia memanfaatkan lahan jadi tempat pemancingan dengan
modal seminimal mungkin. Dibantu dua anaknya, Pak Sudarso mulai menggali
kedalaman lubang tempat pemancingan tersebut. Dengan modal sedikit dan minim
bantuan tenaga kerja, jadilah kolam tersebut baru selesai setelah tiga bulan
berusaha.
Selang tiga
bulan kolam baru tersebut telah siap diisi oleh air. Pak Sudarso lalu
mengisinya dengan ikan- ikan untuk dipancing. Selang waktu berganti, setelah
ikan- ikan banyak, jadilah ia seorang juragan pemancingan. Kolam ikan itu
dibuka untuk umum, mereka para pecinta pancing mulai berdatangan. Meski butuh
waktu yang relatif lama, nyatanya bisnis kecil ini tumbuh diwaktunya. Orang-
orang mulai datang mencoba tantangan untuk memancing disana.
Mereka tak
segan mengeluarkan uang Rp.85.000 per- orang. Dikarenakan kesibukan hari kerja,
jadilah kolam pemancingan ini bisa saja meraup untung 2x lipat dalam satu hari
ketika hari- hari libur. Pak Sudarso mengaku cukup senang bisnis bisa maju. Ia
pun berpikir untuk menambah jumlah ikan mengingat tempatnya kini sering
dikunjungi pelanggan. Kemudian dibelilah 10 pasang ikan lele yang siap bertelur
untuk tempat pemancingannya, sayangnya, ikan tersebut banyak yang mati. Dia
yang tak memiliki dasar beternak lele kehilangan 7 ekor sekaligus.
Pak Sudarso
mengaku kecewa dan bersedih karena kini modal bisnisnya tinggal sedikit. Kolam
pemancingan miliknya tak mampu mencukupi permintaan pelanggan. Karena masalah
ini pula, ia terpaksa menutup bisnis untuk sementara. Sementara itu, diluar,
dia kembali mencari modal agar bisnisnya bisa berlanjut. Harapan kecilnya
hanyalah bisa membeli modal bibit ikan lele lagi.
Setelah agak
lama tak membuka bisnis pemancingan, permasalahan itu telah selesai. Setitik
harapan itu justru datang dari pengunjung setia tempatnya. Ia menerangkan ada
salah satu pemancing langganan yang mau ikut mendengar keluhnya. Pelanggan yang
tidak diketahui namanya tersebut mendengarkan keluh kesah bapak dua anak ini.
Akhirnya, pelanggan tersebut memberikan bantuan modal untuk Sudarso berupa
hutang ringan. Tak mau kehilangan momen, dia kembali membuka bisnis pemancingan
dengan modal lebih kuat pastinya.
Dia bertekat
akan terus belajar berbisnis pemancingan sekaligus beternak ikan.
Setelah
mendapat modal bisnis lagi jadilah bisnis kolam ikan ini berlanjut. Pak Sudarso
kini tak malu untuk sekedar berkunjung mengikuti salah satu kegiatan yang
diadakan Bisnis Usaha Rakyat. Dia meneruskan kembali bisnis kolam pemancingan,
membeli beberapa bibit ikan lagi. Agar tak gagal bisnis lagi, dari program
Bisnis Usaha Rakyat, jadilah ia memiliki bekal bagaimana merawat ikan. Ia
belajar banyak bagaimana cara berternak lele.
Selain itu
dia juga tau bagaimana mengembangkan bisnis usahanya. Kian lama bisnis kolam
pemancingan itu dikenal banyak orang dari Jakarta hingga Bandung. Pengujung
membludak dan usaha beternak ikan lele juga sukses memberikan ide lain. Selain
bisnis pemancingan Pak Sudarso fokus menjadi pemasok ikan lele ke berbagai
warung pecel lele. Ternyata beternak lele itu mudah, dan ia mampu menghasilkan
lebih dari yang bisa dipancing para pemancing.
Tanpa
disadari dua bisnis satu wadah ini, kini, menghasilkan setidaknya 40 juta per-
bulan.
No comments:
Post a Comment