Nabi saw berkhotbah di Arafah. Khotbah terakhir pada haji terakhir. Ia berbicara perlahan-lahan. Ia ingin setiap kalimat dicamkan pendengarnya. Ia juga ingin agar yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. “Rubba muballighin aw ‘a min sami’” sabda Nabi. Yang menyampaikan sering lebih dapat memelihara daripada orang yang mendengarkan saja. Begitulah lahir kata mubaligh.
Sejak itu, sepanjang sejarah Islam, ada sekelompok umat yang bekerja untuk menyampaikan pesan Nabi. Ia bukan saja dihormati Nabi karena memelihara khazanah ilmu Islam. Ia juga disegani umat, karena dialah yang sebenarnya memelihara eksistensi Islam. Dialah pewaris para Nabi, benang sejarah yang terentang sejak Adam sampai akhir zaman.
Pernah datang masa ketika mubalig muncul dalam sosok faqih. Ia mendalami syariat dan mengatur masyarakat Islam dengan hokum-hukum Tuhan. Kepadanya orang bertanya tentang halal dan haram. Ia menjadi narasumber untuk mengetahui cara yang benar dalam beragama : sholat, puasa, haji, waris, nikah, jual beli. Untuk menjadi faqih, ia telah menghabiskan sebagian besar usianya di pesantren. Ia menguasai bahasa Arab sampai kepada kaidah-kaidahnya. Ia memahami ilmu-ilmu tradisional sampai kepada bagian-bagiannya. Fatwanya memiliki otoritas. Umat wajib mengikutinya. Umat harus taklid kepadanya.
Pada masa yang lain, mubalig tampil sebagai pemikir Islam. Ia menolak racun-racun yang dapat menghancurkan bangunan aqidah Islam. Ia dipanggil ahli kalam. Ia mungkin menjelaskan Al Quran dengan uraian yang logis dan sistematis. Ia menjadi mufassir. Ia dapat juga meneliti keshahihan hadist, menjelaskan kemusykilannya, dan mengurai kandungan maknanya. Ia adalah sosok ahli hadits.
Tak penting apakah ia faqih, ahli kalam, mufassir, atau ahli hadits, ia disegani ummat karena kedalaman ilmunya. Ia dipanggil ulama. Lazimnya, ia berbeda dengan kebanyakan orang karena pakaiannya dan pembicaraannya. Tidak sembarang orang bisa menjadi ulama.
Pada masa yang lain lagi, mubalig tampak sebagai sufi. Ia dikenal dengan kesungguhannya dalam beribadat dan kesederhanaannya dalam kehidupan. Ia dirujuk untuk perkembangan spiritual. Ia dianggap memiliki keramat karena kesucian batinnya.
Pada wajahnya ada aura sakral. Orang datang hanya untuk sekedar melihat wajahnya, meneguk sisi air minumnya, atau mengambil berkah dari doanya. Namanya disebut dalam wirid para pengikutnya. Segala fatwanya diikuti tanpa sikap kritis, membantahnya bisa mendapatkan laknat atau kualat.
Orang Jawa memanggilnya Kiai, istilah yang mereka pergunakan juga untuk merujuk pada benda-benda yang mempunyai kekuatan supranatural. Dahulu mereka menyebutnya wali. Bukankah mubaligh penyebar Islam yang pertama di Indonesia dikenal sebagai Walisongo ?
Dalam sejarah Indonesia, pertama kalinya mubalig datang dalam wajah sufi. Di sini hubungan antara mubalig dengan umat sama seperti hubungan tokoh rohaniah dengan para pengikutnya yang setia. Jarak rohaniah juga dicerminkan dalam jarak jasmaniah. Kemudian perlahan-lahan wajah faqih muncul. Para mubalig mendirikan pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Jumlahnya tetap tidak banyak. Sangat sulit orang mencapai tingkat keilmuan seperti itu. Umat tetap juga mengikuti mereka tanpa sikap kritis.
Hubungan ulama dengan umatnya sangat formal. Seperti hubungan guru di sekolah dengan murid-muridnya. Ulama tidak boleh dikritik atau dikecam.
Pada awal abad 20. lahir kelompok modernis. Mereka mengkritik ulama tradisional sebagai penyebab kemunduran Islam. Mereka membuang institusi taklid. Penghormatan kepada ulama dianggap sebagai feodalisme. Mengambil berkat kepada mereka dipandang musyrik.
Ulama tidak dipanggil lagi kiai. Ia cukup disapa dengan ustad saja. Hubungan mubalig dengan umatnya sangat demokratis. Ia boleh dikritik, dibantah atau diluruskan. Hubungan sosial sehari-hari sangat akrab, sehingga umat bisa bercanda dengan ustad. Perlahan-lahan aura sakral dari wajah kiai memudar. Otoritas mubalig tersebar merata ke seluruh umat.
Sampai disini setiap orang bisa menjadi mubalig. Dengan alasan hadits,”sampaikan dari aku walaupun satu ayat”, setiap orang secara teoritis boleh tampil di mimbar. Ulama sebagai faqih dan sufi tersingkir dari panggung masyarakat. Yang diperlukan sekarang hanyalah keterampilan berbicara. Karena setiap orang bisa menjadi mubalig, berkembanglah fatwa yang keluar dari keawaman. Tidak jarang perbedaan pendapat berkembang menjadi konflik sosial.
(catatan kang jalal)
Friday, February 27, 2009
Membuka Folder Ter-hiden
1. buka command prompt dengan cara klik:
start- all programs- accecories- command prompt
atau:
klik start- run- ketikkan cmd- klik enter
2.lalu kita ketik cd\ kemudian kita tekan ENTER
3.Setelah kita ketikan perintah di atas untuk menghapus rootnya maka kita akan berada di Drive C
4.alu kita ganti Drive C dengan Drive di mana file atau folder yanga akan kita munculkan kembali berada berada,misalnya Drive F, ok setelah berganti menjadi Drive F lalu kita ketikan perintah untuk memunculkan file atau folder yang dihidden oleh virus dengan perintah attrib caranya adalah :
F:\>attrib -s -h -r *.* /d /s lalu tekan ENTER
5.kemudian tunggu beberapa saat… sampe Drive F (F:\>) nya muncul kembali
6.Setelah drive F muncul kembali kemudian cek di mana file atau folder kita berada, kalo seandainya di flashdisk, flashdisknya kita cek.OK
start- all programs- accecories- command prompt
atau:
klik start- run- ketikkan cmd- klik enter
2.lalu kita ketik cd\ kemudian kita tekan ENTER
3.Setelah kita ketikan perintah di atas untuk menghapus rootnya maka kita akan berada di Drive C
4.alu kita ganti Drive C dengan Drive di mana file atau folder yanga akan kita munculkan kembali berada berada,misalnya Drive F, ok setelah berganti menjadi Drive F lalu kita ketikan perintah untuk memunculkan file atau folder yang dihidden oleh virus dengan perintah attrib caranya adalah :
F:\>attrib -s -h -r *.* /d /s lalu tekan ENTER
5.kemudian tunggu beberapa saat… sampe Drive F (F:\>) nya muncul kembali
6.Setelah drive F muncul kembali kemudian cek di mana file atau folder kita berada, kalo seandainya di flashdisk, flashdisknya kita cek.OK
Monday, February 16, 2009
BISNIS ANTI BANGKRUT
Banyak orang ingin berbisnis. Banyak orang berniat terjun ke dunia bisnis. Lebih banyak lagi yang sedang belajar bisnis. Ketika tiba gilirannya benar-benar harus memulai bisnis, hati menjadi gamang, bimbang dan ragu, tidak yakin, kurang pede, awang-awangen, nglangut. Lalu akhirnya, tidak mulai-mulai juga.
Apa pasal? “Bagaimana kalau nanti tidak laku, gagal, rugi, lalu bangkrut?”. Begitu, atau kata-kata yang sejenis itu yang biasanya menjadi momok dalam diri sendiri sehingga urung memulai bisnis.
Lha kok, tiba-tiba ada orang yang dengan pede sekali bertanya : “Mau nggak, saya beritahu bisnis yang dijamin tidak akan rugi atau bangkrut?”.
Semua orang yang mendengar pertanyaan itu mak plenggong, setengah melongo (karena hanya setengah, maka mimik buruknya jadi tidak terlalu kelihatan). Lalu lubang telinga pun serta-merta di-jembreng lebar-lebar. Penasaran kepingin tahu kelanjutannya. “Wah, penting ini”, kata hatinya sambil pura-pura seolah tidak penting.
Orang itu lalu berkata : “Bisnis yang dijamin tidak akan rugi dan tidak akan menyebabkan bangkrut adalah memuliakan anak yatim, memberi makan orang miskin, tidak berlaku tamak alias kewajiban zakat dan sedekahnya dipenuhi, dan jangan berlebihan mencintai dunia“.
Nafas pun kemudian dilepas lega. Kalau itu dari dulu juga sudah tahu, kata hati orang-orang yang mendengarkan. Tiwas methentheng, telanjur konsentrasi, mendengarkan breaking news tentang trik berbisnis anti bangkrut, rupanya cuma itu. Ya, singkatnya adalah bisnis memberi. Jadi nama bisnisnya adalah “memberi”. Bukan bisnis jual pulsa, bisnis ritel, bisnis garmen, bisnis IT, bisnis mobil, tapi bisnis “memberi”.
Dari jaman batu pun memang begitu. Tapi ya bagaimana mau membiayai anak yatim atau orang miskin atau membayar zakat, lha wong cari penghasilan yang pas-pasan saja tidak pernah pas.
Itulah masalahnya, atau lebih tepat, tantangannya. Kebanyakan orang-orang ini terjebak dalam tempurung tengkurap, bahwa yang namanya memberi adalah mengeluarkan uang atau materi. Padahal yang dimaksud oleh si pembicara tadi bahwa memberi itu bisa juga berupa ilmu, pengalaman, tenaga, pikiran, senyum, waktu dan tempat (seperti sering diberikan oleh MC), serta banyak hal-hal lain yang tidak berarti mengeluarkan uang. Yaaa paling-paling sekali waktu njajakke, mentraktir.
Dengan kata lain, terjemahan dari pesan si pembicara tadi adalah, kalau belum punya penghasilan ya memberilah dengan tanpa mengeluarkan uang. Kalau penghasilannya masih sedikit, ya memberilah sedikit dari yang sedikit itu. Kalau penghasilannya sudah banyak, ya memberilah lebih banyak dibanding yang sedikit tadi. Kalau habis? Isi ulang. Mudah, kan?
Maka, kata si pembicara : “Kalau bisa dan yang terpenting ikhlas melakukan itu, maka Insya Allah digaransi tidak akan merugi dan tidak bakal bangkrut”. Sebab yang mengeluarkan kartu garansi adalah Tuhan yang tidak pernah pu-tippu (malah sering menjadi korban penipuan, itupun tidak pernah jera membagi rejeki-Nya meski bolak-balik ditipu).
Kalau sebenarnya memulai bisnis yang dijamin pasti untung itu begitu mudahnya, kenapa tidak juga mulai dari sekarang? Mulailah dengan bisnis “memberi”. Setelah itu, setelah materi berhasil dikumpulkan sedikit demi sedikit, lalu kembangkan dan majukan bisnis “memberi” itu dengan bisnis-bisnis turunannya. Seperti misalnya jual baju (baru maupun bekas), jual ayam (hidup atau mati), jual komputer (baru atau rekondisi), jual makanan (mentah atau matang), dan banyak jual-jual lainnya yang (sekali lagi) jangan lupa untuk terus menjaga bobot kualitas banyak “memberi”.
Si pembicara lalu menambahkan pesannya : “Kemudian berbisnislah dengan mengikuti sifat-sifat nabi Muhammad saw., yaitu sidik (berkata benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan yang sebenarnya) dan fathonah (cerdas)”. Ini adalah empat sifat wajib Rosulullah yang wajib pula diteladani oleh umatnya.
Kedengarannya seperti pelajaran agama Islam. Padahal substansinya tidak semata-mata belajar ilmu tauhid. Karena si pembicara adalah seorang yang beragama Islam, maka pedoman yang disampaikan pun meneladani nabinya umat Islam. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh si pembicara itu adalah sifat-sifat atau perilaku manusia yang sangat universal. Agama atau keyakinan apapun di muka bumi (termasuk aliran sesat), kurang-lebihnya juga menyandarkan perilaku normatif yang hampir sama secara substansi karakteristiknya. Dengan demikian, anjuran si pembicara itu sebenarnya berlaku umum bagi siapa saja.
Jika demikian mudahnya, mari kita memulai bisnis lalu kita ikuti anjuran si pembicaa tadi dan kita buktikan bahwa kita tidak akan bangkrut. Namun barangkali perlu disadari, kalau sudah niat ingsun mau action, ya action-lah sampai tuntas. Terkapar terengah-engah di tengah jalan adalah bagian dari proses pembelajaran sebelum dada menyentuh garis finish. Begitu kira-kira yang telah disampaikan oleh si pembicara dengan penuh keyakinan untuk meyakinkan.
***
Si pembicara yang sangat pede dengan jurus-jurus bisnisnya itu pada kartu namanya tertulis Haji Nuzli Arismal atau lebih dikenal dengan Haji Alay, yang juga adalah salah seorang sesepuh komunitas “entrepreneur” TDA (Tangan Di Atas). Beliau adalah seorang pebisnis yang sudah komplit makan asam, garam, gula dan jamu. Jatuh-bangun, malang-melintang, susah-gembira, adalah bagian dari perjalanan bisnisnya. Pasar Tanah Abang adalah “kampung halamannya”, dan sekarang beliau menjabat Ketua Umum Syarikat Masyarakat Industri & Pasar Indonesia (SMI&PI). Di usia senjanya, beliau tetap bersemangat empat-lima untuk mengompori dan menginspirasi para pebisnis muda.
Hari Minggu, 18 Januari 2009 yll, Haji Alay hadir di desa Manggung, kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali, berada di tengah-tengah warga komunitas TDA Joglo, dalam rangka menunaikan bisnis “memberi”-nya. Haji Alay berkenan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa sedikitpun mengharapkan imbalan. Kualitas bisnis “memberi”-nya sudah pada level post-advance. Para entrepreneur muda yang haus akan pencerahan pun berdatangan dari beberapa wilayah di Jawa Tengah, guna ngangsu kaweruh (berguru) kepada sang guru.
Semoga ilmu yang diturunkan dapat diwarisi dan diamalkan. Diwarisinya sih gampang, wong dari jaman baheula ilmu itu ya memang begitu, tapi mengamalkannya itu……
Madurejo - Sleman, 28 Januari 2009
Yusuf Iskandar
http://madurejo.wordpress.com
Apa pasal? “Bagaimana kalau nanti tidak laku, gagal, rugi, lalu bangkrut?”. Begitu, atau kata-kata yang sejenis itu yang biasanya menjadi momok dalam diri sendiri sehingga urung memulai bisnis.
Lha kok, tiba-tiba ada orang yang dengan pede sekali bertanya : “Mau nggak, saya beritahu bisnis yang dijamin tidak akan rugi atau bangkrut?”.
Semua orang yang mendengar pertanyaan itu mak plenggong, setengah melongo (karena hanya setengah, maka mimik buruknya jadi tidak terlalu kelihatan). Lalu lubang telinga pun serta-merta di-jembreng lebar-lebar. Penasaran kepingin tahu kelanjutannya. “Wah, penting ini”, kata hatinya sambil pura-pura seolah tidak penting.
Orang itu lalu berkata : “Bisnis yang dijamin tidak akan rugi dan tidak akan menyebabkan bangkrut adalah memuliakan anak yatim, memberi makan orang miskin, tidak berlaku tamak alias kewajiban zakat dan sedekahnya dipenuhi, dan jangan berlebihan mencintai dunia“.
Nafas pun kemudian dilepas lega. Kalau itu dari dulu juga sudah tahu, kata hati orang-orang yang mendengarkan. Tiwas methentheng, telanjur konsentrasi, mendengarkan breaking news tentang trik berbisnis anti bangkrut, rupanya cuma itu. Ya, singkatnya adalah bisnis memberi. Jadi nama bisnisnya adalah “memberi”. Bukan bisnis jual pulsa, bisnis ritel, bisnis garmen, bisnis IT, bisnis mobil, tapi bisnis “memberi”.
Dari jaman batu pun memang begitu. Tapi ya bagaimana mau membiayai anak yatim atau orang miskin atau membayar zakat, lha wong cari penghasilan yang pas-pasan saja tidak pernah pas.
Itulah masalahnya, atau lebih tepat, tantangannya. Kebanyakan orang-orang ini terjebak dalam tempurung tengkurap, bahwa yang namanya memberi adalah mengeluarkan uang atau materi. Padahal yang dimaksud oleh si pembicara tadi bahwa memberi itu bisa juga berupa ilmu, pengalaman, tenaga, pikiran, senyum, waktu dan tempat (seperti sering diberikan oleh MC), serta banyak hal-hal lain yang tidak berarti mengeluarkan uang. Yaaa paling-paling sekali waktu njajakke, mentraktir.
Dengan kata lain, terjemahan dari pesan si pembicara tadi adalah, kalau belum punya penghasilan ya memberilah dengan tanpa mengeluarkan uang. Kalau penghasilannya masih sedikit, ya memberilah sedikit dari yang sedikit itu. Kalau penghasilannya sudah banyak, ya memberilah lebih banyak dibanding yang sedikit tadi. Kalau habis? Isi ulang. Mudah, kan?
Maka, kata si pembicara : “Kalau bisa dan yang terpenting ikhlas melakukan itu, maka Insya Allah digaransi tidak akan merugi dan tidak bakal bangkrut”. Sebab yang mengeluarkan kartu garansi adalah Tuhan yang tidak pernah pu-tippu (malah sering menjadi korban penipuan, itupun tidak pernah jera membagi rejeki-Nya meski bolak-balik ditipu).
Kalau sebenarnya memulai bisnis yang dijamin pasti untung itu begitu mudahnya, kenapa tidak juga mulai dari sekarang? Mulailah dengan bisnis “memberi”. Setelah itu, setelah materi berhasil dikumpulkan sedikit demi sedikit, lalu kembangkan dan majukan bisnis “memberi” itu dengan bisnis-bisnis turunannya. Seperti misalnya jual baju (baru maupun bekas), jual ayam (hidup atau mati), jual komputer (baru atau rekondisi), jual makanan (mentah atau matang), dan banyak jual-jual lainnya yang (sekali lagi) jangan lupa untuk terus menjaga bobot kualitas banyak “memberi”.
Si pembicara lalu menambahkan pesannya : “Kemudian berbisnislah dengan mengikuti sifat-sifat nabi Muhammad saw., yaitu sidik (berkata benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan yang sebenarnya) dan fathonah (cerdas)”. Ini adalah empat sifat wajib Rosulullah yang wajib pula diteladani oleh umatnya.
Kedengarannya seperti pelajaran agama Islam. Padahal substansinya tidak semata-mata belajar ilmu tauhid. Karena si pembicara adalah seorang yang beragama Islam, maka pedoman yang disampaikan pun meneladani nabinya umat Islam. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh si pembicara itu adalah sifat-sifat atau perilaku manusia yang sangat universal. Agama atau keyakinan apapun di muka bumi (termasuk aliran sesat), kurang-lebihnya juga menyandarkan perilaku normatif yang hampir sama secara substansi karakteristiknya. Dengan demikian, anjuran si pembicara itu sebenarnya berlaku umum bagi siapa saja.
Jika demikian mudahnya, mari kita memulai bisnis lalu kita ikuti anjuran si pembicaa tadi dan kita buktikan bahwa kita tidak akan bangkrut. Namun barangkali perlu disadari, kalau sudah niat ingsun mau action, ya action-lah sampai tuntas. Terkapar terengah-engah di tengah jalan adalah bagian dari proses pembelajaran sebelum dada menyentuh garis finish. Begitu kira-kira yang telah disampaikan oleh si pembicara dengan penuh keyakinan untuk meyakinkan.
***
Si pembicara yang sangat pede dengan jurus-jurus bisnisnya itu pada kartu namanya tertulis Haji Nuzli Arismal atau lebih dikenal dengan Haji Alay, yang juga adalah salah seorang sesepuh komunitas “entrepreneur” TDA (Tangan Di Atas). Beliau adalah seorang pebisnis yang sudah komplit makan asam, garam, gula dan jamu. Jatuh-bangun, malang-melintang, susah-gembira, adalah bagian dari perjalanan bisnisnya. Pasar Tanah Abang adalah “kampung halamannya”, dan sekarang beliau menjabat Ketua Umum Syarikat Masyarakat Industri & Pasar Indonesia (SMI&PI). Di usia senjanya, beliau tetap bersemangat empat-lima untuk mengompori dan menginspirasi para pebisnis muda.
Hari Minggu, 18 Januari 2009 yll, Haji Alay hadir di desa Manggung, kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali, berada di tengah-tengah warga komunitas TDA Joglo, dalam rangka menunaikan bisnis “memberi”-nya. Haji Alay berkenan berbagi kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa sedikitpun mengharapkan imbalan. Kualitas bisnis “memberi”-nya sudah pada level post-advance. Para entrepreneur muda yang haus akan pencerahan pun berdatangan dari beberapa wilayah di Jawa Tengah, guna ngangsu kaweruh (berguru) kepada sang guru.
Semoga ilmu yang diturunkan dapat diwarisi dan diamalkan. Diwarisinya sih gampang, wong dari jaman baheula ilmu itu ya memang begitu, tapi mengamalkannya itu……
Madurejo - Sleman, 28 Januari 2009
Yusuf Iskandar
http://madurejo.wordpress.com
Thursday, February 12, 2009
Surat dari Palestina
Assalamualaikum
Saudaraku muslim dan muslimah, dalam kesempatan ini aku ingin mengirim pesan dari saudaramu di Ghaza. simaklah kondisi kami dan sampaikan kepada siapa saja entah itu orang yang kalian kenal ataupun yang tidak kalian kenal
Situasi yang kami hadapi mengerikan namun iman kami kuat, Alhamdulillah meskipun kami tidak memiliki air yang memadai dan kalaulah ada, air itu sudah terpolusi dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. ketika kami memiliki uang maka oang yang menjualnya menyampaikan bahwa terlalu bahaya untuk mereka berjalan keluar dan mendapatkan supplai. Kami tidak memiliki gas dan ini sudah berlangsung sejak 4 bulan terakhir. kami hanya bisa memasak sedikit makanan diatas tungku tungku yang sudah kami siapkan.
Para keluarga laki laki kami telah kehilangan pekerjaannya. mereka menghabiskan keseharian mereka dirumah. Suamiku pergi seharian dari satu tempat ke tempat lain hanya demi mendapatkan (kebutuhan) dasar air. Biasanya dia kembali ke rumah dengan tangan hampa. Tidak ada sekolah, tidak ada bank, dan Rumah sakitpun jarang yang buka. kami selalu sadar bahwa nyawa kami terancam setiap kali kami keluar rumah.
Mereka (zionis) memberikan jam malam antara pukul 1 hingga 4 sore. kami bisa keluar dalam keadaan aman untuk mendapatkan supplai, kata mereka, tapi itu semua bohong! seringnya jutsru mereka menggunakan kesempatan itu untuk menambah jumlah syuhada dalam daftar mereka.
kami makan sehari nasi dan sehari roti. Daging dan susu adalah kemewahan. mereka menggunakan senjata perang kimia di area perbatasan.
setelah semua ini kami diberitahu bahwa orang orang di seluruh dunia berdemo. MashaAllah! Fakta bahwa kalian pergi ke kedutaan2 dan meninggalkan rumah rumah kalian membuat kami merasa bahwa kami tidak sendiri dalam perjuangan ini.
tetapi kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci rumah kalian. Sedang kami....Kami tidak bisa melakukan itu. Tiap malam aku harus meninggalkan rumahku yang berada di lantai 2 dan tinggal bersama saudara perempuanku di lantai dasar. Jika ada serangan maka lebih cepat bagi kami untuk meninggalkan (gedung) dari lantai dasar.
ya..Kami lelah, ketika kami mendengar roket dan bom serta melihat pesawat pesawat yang terbang mendekati gedung, aku menjerit bersama anak laki lakiku yang masih muda dan suamiku merasa tidak mampu melakukan apa apa.
Dalam hal ini tidak ada yang bisa menyelamatkan kami selain Allah. Tetapi ummah juga bertanya tanya dimana tentara tentara kaum muslimin, dimana kemenangan itu?
Jangan lupakan kami karena hanya kalianlah yang kami miliki. Sadaqah baik kalian tidak sampai kepada kami dan ketika mereka membuka perbatasan hanya segelintir orang yang mendapatkan (sumbangan) itu. Tetaplah berjuang di Jalan Allah dan berdoalah agar kemenangan itu segera datang inshaAllah..
wassalam
saudaramu Umm Taqi
============ =========
Text in English
============ =========
Asaalam Alykum,
My dear sisters and brothers I wanted to take this opportunity to send you a message from the sisters in Gaza . Please hear our situation and tell everyone that you know and dont know.
Our situation is dire but our eman is strong alhamdulillah, even though we have no water to speak of, and when we do it is polluted and we have no money to buy mineral water. When we find the money those that sell it say that it is too dangerous for them to travel out to get new supplies. We have no gas, and have not had for the last four months. We cook the little food we have on real fires that we have learned to prepare.
Our men have lost all of their jobs. They spend their days at home now. My husband can spend a day just going from place to place just for the basic need of water. He usually returns empty handed. There are no schools, no banks, hardly any hospitals open. You are constantly aware that you risk your life when you go out and when you are indoors. They give us a curfew between 1-4pm. We can go out, they say, in safety to get your supplies, but that is a lie. They have ofetn used that opportnity to add more shuhada to their list.
We eat one day rice and one day bread. Meat and milk are a luxury. They are using chemical warfare in the areas which are on the borders.
All this and we are being told that people demonstrate all over the world. Masha Allah. the fact that you go to embassies and leave your homes makes us feel truely that we are not alone in our struggle.
But you go home at night and lock your door. We cannot do that. I have to leave my home on the second floor every night and stay with my sister on the ground floor. Should there be an attack, it's quicker to leave from the ground floor.
Yes we are tired. When we hear rockets and bombs and see planes that fly too close to our building, I scream with my young son and my husband feels helpless.
In all this there is no one but Allah (swt) that can save us. But the ummah is asking where are the armies, where is the victory. Dont forget us because you are all that we have now. Your kind sadeqat is not reaching us, and when they open borders it only reaches a few. Keep up the work of Allah and pray that th victory will come soon insha Allah.
Ws.
Your sister umm Taqi.
"Berapa banyak golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah dan Allah beserta
orang orang yang sabar " QS 2-249
Saudaraku muslim dan muslimah, dalam kesempatan ini aku ingin mengirim pesan dari saudaramu di Ghaza. simaklah kondisi kami dan sampaikan kepada siapa saja entah itu orang yang kalian kenal ataupun yang tidak kalian kenal
Situasi yang kami hadapi mengerikan namun iman kami kuat, Alhamdulillah meskipun kami tidak memiliki air yang memadai dan kalaulah ada, air itu sudah terpolusi dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. ketika kami memiliki uang maka oang yang menjualnya menyampaikan bahwa terlalu bahaya untuk mereka berjalan keluar dan mendapatkan supplai. Kami tidak memiliki gas dan ini sudah berlangsung sejak 4 bulan terakhir. kami hanya bisa memasak sedikit makanan diatas tungku tungku yang sudah kami siapkan.
Para keluarga laki laki kami telah kehilangan pekerjaannya. mereka menghabiskan keseharian mereka dirumah. Suamiku pergi seharian dari satu tempat ke tempat lain hanya demi mendapatkan (kebutuhan) dasar air. Biasanya dia kembali ke rumah dengan tangan hampa. Tidak ada sekolah, tidak ada bank, dan Rumah sakitpun jarang yang buka. kami selalu sadar bahwa nyawa kami terancam setiap kali kami keluar rumah.
Mereka (zionis) memberikan jam malam antara pukul 1 hingga 4 sore. kami bisa keluar dalam keadaan aman untuk mendapatkan supplai, kata mereka, tapi itu semua bohong! seringnya jutsru mereka menggunakan kesempatan itu untuk menambah jumlah syuhada dalam daftar mereka.
kami makan sehari nasi dan sehari roti. Daging dan susu adalah kemewahan. mereka menggunakan senjata perang kimia di area perbatasan.
setelah semua ini kami diberitahu bahwa orang orang di seluruh dunia berdemo. MashaAllah! Fakta bahwa kalian pergi ke kedutaan2 dan meninggalkan rumah rumah kalian membuat kami merasa bahwa kami tidak sendiri dalam perjuangan ini.
tetapi kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci rumah kalian. Sedang kami....Kami tidak bisa melakukan itu. Tiap malam aku harus meninggalkan rumahku yang berada di lantai 2 dan tinggal bersama saudara perempuanku di lantai dasar. Jika ada serangan maka lebih cepat bagi kami untuk meninggalkan (gedung) dari lantai dasar.
ya..Kami lelah, ketika kami mendengar roket dan bom serta melihat pesawat pesawat yang terbang mendekati gedung, aku menjerit bersama anak laki lakiku yang masih muda dan suamiku merasa tidak mampu melakukan apa apa.
Dalam hal ini tidak ada yang bisa menyelamatkan kami selain Allah. Tetapi ummah juga bertanya tanya dimana tentara tentara kaum muslimin, dimana kemenangan itu?
Jangan lupakan kami karena hanya kalianlah yang kami miliki. Sadaqah baik kalian tidak sampai kepada kami dan ketika mereka membuka perbatasan hanya segelintir orang yang mendapatkan (sumbangan) itu. Tetaplah berjuang di Jalan Allah dan berdoalah agar kemenangan itu segera datang inshaAllah..
wassalam
saudaramu Umm Taqi
============ =========
Text in English
============ =========
Asaalam Alykum,
My dear sisters and brothers I wanted to take this opportunity to send you a message from the sisters in Gaza . Please hear our situation and tell everyone that you know and dont know.
Our situation is dire but our eman is strong alhamdulillah, even though we have no water to speak of, and when we do it is polluted and we have no money to buy mineral water. When we find the money those that sell it say that it is too dangerous for them to travel out to get new supplies. We have no gas, and have not had for the last four months. We cook the little food we have on real fires that we have learned to prepare.
Our men have lost all of their jobs. They spend their days at home now. My husband can spend a day just going from place to place just for the basic need of water. He usually returns empty handed. There are no schools, no banks, hardly any hospitals open. You are constantly aware that you risk your life when you go out and when you are indoors. They give us a curfew between 1-4pm. We can go out, they say, in safety to get your supplies, but that is a lie. They have ofetn used that opportnity to add more shuhada to their list.
We eat one day rice and one day bread. Meat and milk are a luxury. They are using chemical warfare in the areas which are on the borders.
All this and we are being told that people demonstrate all over the world. Masha Allah. the fact that you go to embassies and leave your homes makes us feel truely that we are not alone in our struggle.
But you go home at night and lock your door. We cannot do that. I have to leave my home on the second floor every night and stay with my sister on the ground floor. Should there be an attack, it's quicker to leave from the ground floor.
Yes we are tired. When we hear rockets and bombs and see planes that fly too close to our building, I scream with my young son and my husband feels helpless.
In all this there is no one but Allah (swt) that can save us. But the ummah is asking where are the armies, where is the victory. Dont forget us because you are all that we have now. Your kind sadeqat is not reaching us, and when they open borders it only reaches a few. Keep up the work of Allah and pray that th victory will come soon insha Allah.
Ws.
Your sister umm Taqi.
"Berapa banyak golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah dan Allah beserta
orang orang yang sabar " QS 2-249
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...