oleh: hendythox
Pengarang : Andreas Lee Tan
Orang-Orang Cina dan Indonesia telah berbaur sejak zaman dahulu, ketika penduduk bangsa ini masih sedikit. Orang cina bisa dibilang lebih menguasai perekonomian bangsa ini walaupun jumlahnya sedikit. Ada data yang menyebutkan bahwa jumlah orang Cina di Indonesia hanya 7 persen tetapi mereka menguasai hampir 70 persen perekonomian bangsa ini.
Sebagai sebuah suku Bangsa, orabng Cina mempunyai ciri-ciri fisik tubuh yang berbeda dari suku bangsa-suku bangsa pribumi. Secara kebudayaan dan bahasa lisan dan tertulis, budaya dan keyakinan keagamaanpun menjadi atribut bagi cici-ciri kecinaan mereka. Kegiatan kehidupan mereka yang terpusat pada perdagangan, industri, dan berbagai peyananjasa yang tidak digeluti oleh anggota masyarakat setempat telah membuat mereka menjadi sebuah suku bangsa yang berbeda.
Jarak sosial dan budaya dengan masyarakat setempat ini dipertegas karena agama mereka meperbolehkan memakan daging babi. Hal ini bertentangan dengan keyakinan Islam dari mayarakat setempat.
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu istilah aslinya adalah Rujiao yang berati agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Sebenarnya kalau orang mau melihat secara utuh tentang Rujiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama ini juga terdapat ritual yang harus dilaksanakan oleh penganutnya. Agama Khonghucu mengajarkan hubungan antar sesama manusia atau "Ren Dao" dan hubungan dengan Sang Pencipta Alam Semesta (Tian Dao) yang disebut "Tian" atau "Shang Di"
Dalam mencari penghidupan, orang-orang Cina lebih memilih untuk berdagang. Berbeda dengan bangsa pribumi yang lebih memilih untuk menjadi pegawai, terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kepiawaian orang Cina dalam berdagang lalu menjadi rahasia umum.Orang Cina dapat membedakan dengan tegas antara urusan bisnis dan urusan pribadi. Hasil keuntungan harus digunakan untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan lagi. Uang harus menjadi uang, bukan untuk menimbun utang atau berfoya-foya.
Selain itu orang Cina berani mengambil resiko karena berdagang itu penuh resiko. Sifat bisnis pedagang Cina yang lain adalah tahan banting, Mereka harus kuat, termasuk sanggup mengorbankan diri dalam beberapa hal, seperti waktu, tenaga, dan uang demi mencapai tujuan menjadi orang kaya, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Dan mereka juga percaya pada takdir, tapi tidak mau menyerah pada nasib, mereka percaya nasib ibarat roda, sesekali diatas dan sesekali dibawah
Kerja keras tanpa kenal lelah menjadi ciri dari orang Cina yang mengakibatkan mereka unggul dari yang lain. Ada filsafat Cina yang berbunyi seperti ini : "Hiduplah nikmat, maka nanti kau akan sengsara. Orang-orang yang sukses dibentuk dari kehidupan yang sulit". Jadi dalam berusaha, banyak pengusaha yang awalnya bersusah susah dahulu, kemudian baru ketika sudah kaya mulai berani bersenang-senang.
Bangsa Cina ini mempunyai sifat-sifat yang agak aneh dibanding bangsa-bangsa yang lain, orang Cina itu kalau yang terbaik untuk dijual, sedang yang jelek untuk dipakai sendiri.
Orang Cina itu pekerja keras dan cerdas, orang Cina kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usaha sudah menjadi pabrik kacang, jadi untuk faktor enterpreneurship mungkin cina itu nomor satu didunia.
Di Cina sebulan umumnya bekerja 60 jam, enam hari seminggu. Meski sekitar 20 jam diantaranya terhitung lembur, tapi mereka tidak mendapatkan upah tambahan dari kerja ekstra itu. Kerja keras seolah-olah menjadi jalan satu-satunya, hal ini tidak perlu dipersoalkan jika kita memiliki pekerjaan yang kita senangi
Ada ungkapan "Orang Cina bisa berdagang di kampung Melayu, tetapi orang Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina", salah satu sebab adalah mereka lebih cincai, fleksibel, lebih ramah dan lebih menjaga "nama", karena mereka berpikiran jauh kedepan, bahwa kepercayaan adalah modal yang tak terbatas dalam bidang dagang, bukannya pribumi tidak mempunyai pemikiran itu, tetapi persentase yang mau memanfaatkan pemikiran dan sikap itulah yang belum merata.
Orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total, maka hijrah adalah sebuah keharusan, orang itu harus hijrah bukan saja secara fisik melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya. Keinginan seseorang untuk berubah adalah kunci utama keberhasilan orang Cina.
Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya. Mereka mengevaluasi segala kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari kegagalan itu. Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya, sebaliknya justru akan membuatnya lebih gigih, kegagalan kedua dijadikannya pelajaran, kegagalan ketiga menjadikannya lebih bijak, kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal beberapa kali bagi orang cina tidak berarti akan gagal untuk seterusnya. Orang Cina percaya dan yakin mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti.
Prinsip bisnis orang Cina, yakni agresif, jangan melepas peluang, berani mengambil resiko, tahan banting, tidak mau menyerah pada nasib, dan semangat juang. Jangan melepas peluang, sekali melepas peluang itu sulit untuk mengejarnya kembali, karena peluang hanya datang sekali.
Sadar akan posisinya yang minoritas, mereka merasa perlu menerapkan strategi yang tepat agar bisnis mereka bisa suvive dan berkembang. Dimanapun mereka berada, strategi pertama yang mesti ditempuh adalah mendekati sang penguasa. Dengan "memegang" penguasa, peoses bisnis yang mereka jalankan diharapkan bisa berlangsung aman dan lancar. Penguasa yang dimaksud disini bisa pejabat pemerintah, pemuka masyarakat, militer,dan tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh. Bagaimana bentuk hubungan dan relasi yang dijalin itu, tentu saja, bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Keberuntungan yang diyakini orang cina adalah patung kucing berwarna emas dengan salah satu tangan (kiri kalo tidak salah) terus bergoyang, patung ini disebut zhao cai mao dan lambainnya untuk memanggil pembeli.
from milis tetangga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...
No comments:
Post a Comment