Tahukah anda bagaimana kisah hidup Tukul sebelum jadi presenter Empat
Mata?
Ternyata, Tukul juga manusia. Ia pernah mengalami kegagalan sebelum
meraih kesuksesan. Dia hanya "wong ndeso" asal Perbalan, Semarang. Lantas
apa yang membuatnya berhasil? Hanya tiga "rumus" yang membuatnya bisa
berhasil dan itu juga dimiliki oleh Soichiro Honda. Pertama, meyakini
tidak ada namanya kegagalan dalam hidup. Harian Indopos tanggal 15 Februari
2007memuat kisah hidup Tukul hingga mampu menjadi presenter Talkshow nomor
wahid di Indonesia. Dalam harian tersebut ditulis, bahwa Tukul hanyalah
rakyat biasa, miskin dan pernah bekerja menjadi tukang gali sumur pompa, MC
acara kampung dan supir pribadi. Tapi, profesi ini hanya dijadikan batu
loncatan, dan untuk memenuhi nafkah keluarga. Ketika gaji yang diterima tidak
cukup untuk membiayai kontrakan dan biaya hidup keluarga, ia mencari kerja
sampingan menjadi penyiar radio di Suara Kejayaan. Kekurangan biaya
dalam memenuhi kebutuhan keluarga bukanlah kegagalan dalam "kamus" Tukul,
tapi dijadikan awal untuk memulai dan membuat suatu keputusan untuk tidak
pernah merasa kalah dan tertekan. Dengan berbekal pengalaman sebagai juara I
pelawak kampung, akhirnya tukul terpilih menjadi bintang dalam klip
Joshua - Air dengan Ikon diobok-obok.
Jika dilihat, keoptimisan Tukul untuk bisa sukses nyaris sama dengan
apa yang pernah dirasakan Soichiro Honda. Sama-sama berasal dari keluarga
miskin, sama-sama berasal dari desa, sama-sama merasakan susahnya hidup
dan sama-sama memiliki komitmen mengubah diri untuk bisa menjadi manusia
sukses.
Kegagalan yang pernah terjadi hanya menjadi sekedar kekecewaan saja,
tapi tidak menjadi bahan untuk menyatakan mundur dalam meraih kesuksesan.
Jika mencoba sesuatu dan gagal, maka sesungguhnya itu sedang mempelajari
sesuatu yang dapat mengubah hidup semakin lebih efektif, karena telah
mendapatkan pelajaran sebelumnya. Kedua, memiliki komitmen untuk mengubah hidup.
Setelah sukses menjadi bintang klip Joshua, Tukul terus berusaha untuk meraih
keputusan yang telah dibuatnya, menjadi manusia sukses. Srimulat
sebagai tangga selanjutnya untuk menghantarkannya menjadi pelawak dalam layar kaca.
Ketika kontrak dengan Srimulat berakhir, Tukul pun berubah menjadi Host
acara musik "Aduhai" dan acara "Dangdut Ria" di Indosiar.
Akhirnya, dengan memiliki kemampuan melawak dan memiliki ciri khas lebih dengan mulut lebar, bibir tebal maju ke depan, serta kuping njepiping ke samping,
diolahnya "kelemahan" itu, menjadi kekuatan dan ikon diri. Tepuk tangan
mengasosiasikan lebar mulut, gerakan tangan menarik ke depan menyitrakan
bibir berlebih, dan gerakan tangan ke samping kanan-kiri telinga.
Itulah pekerjaan barunya menjadi presenter dalam acara "Empat Mata" di
Trans TV dengan memperlihatkan ikon diri yang selalu menjadi objek pelecehan.
Jika dibandingkan dengan Soichiro, kemiripan Tukul dengannya dalam
mengasah komitmen juga sama. Yaitu, selalu mengasah ide-ide yang dimiliki.
Kemampuan yang ada terus ditingkatkan tanpa pernah mengeluhkan kekurangan yang ada.
Konsentrasi dengan kelebihan yang dimiliki menjadi tangga utama untuk
meraih kesuksesan. Ketiga, Meyakini apa yang dilihat, itulah yang akan
diperoleh.
Sebagai penonton acara "Empat Mata", seharusnya kita ikut berfikir,
kenapa Tukul bisa sukses membuat para penonton di studio tertawa
"terbahak-bahak" secara bersamaan? Ternyata, setiap kali memandu
acara "Empat Mata", Tukul memainkan tehnik ala politikus, yaitu
"menggaet" para artis-artis ternama untuk masuk partainya. Demikian halnya dengan Tukul. Ia selalu mengajak teman-teman, yang disebutnya sebagai tim
sukses, untuk menonton. Sekali syuting, tak kurang dari 20 orang menemaninya.
Tugas mereka memancing orang tertawa. Karena ada penonton yang ketawa, pasti penonton yang lain ikut terbawa.
Keyakinan Soichiro menawarkan idenya, mengubah sepeda menjadi sepeda
motor, kepada para pemilik sepeda, juga dimiliki Tukul. Dengan kayakinan jika
ada yang melihat orang-orang pada tertawa maka yang lain juga akan ikut
tertawa.
Inilah yang membuat pihak Trans 7 memperpanjang kontraknya dan bahkan
menambah jam tayangnya menjadi lima kali dalam (senin-jumat) seminggu.
Jadi, untuk meraih kesuksesan yang dibutuhkan hanyalah pengembangan ide
dan kayakinan akan kesuksesan yang akan diraih. Mantapkanlah kemampuan yang dimiliki tanpa pernah merasa minder dengan kekurangan. Selama ajal
belum "terangkat", selama itu jalan untuk meraih kesuksesan tetap ada.
Tak ada manusia yang dilahirkan tak memiliki kesuksesan, tapi banyaknya manusia yang tak mau mengenal kemampuannya dan tak berusaha untuk memantapkannya hingga membuat dirinya menjadi susah dan menyesali hidup. Selamat mengenali kemampuan dan teruslah mengasahnya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...
No comments:
Post a Comment