Menjadi Lebih baik dan terbaik walaupun buruk dimata orang | Doakan Orang Tua Anda | Sedekahkan harta anda Kepada Fakir Miskin dan Kaum yang tertindas | Hari ini Mungkin kematian menjemput kita tetapi maka dari itu kerjakanlah kebaikan walau di mata manusia tak ada harganya

Monday, April 10, 2006

TAK USAH MALU, TAPI JANGAN MALU-MALUIN

Oleh : Andi Guntur Permana, S.Pd
Mungkin anda sering mendengar atau bahkan sering sekali dalam melakukan sesuatu ada yang berkata: "ah, aku ga mau, malu, abis takut diejek." Banyak alasan yang menjadikan kita seperti itu, mungkin karena budaya kita juga kali yeee. Bukankah budaya kita harus punya malu. Mungkin itu juga yang mendasari, mengapa setiap gerak-gerik kita dikungkung oleh rasa malu - yang bisa jadi setiap orang - sebenarnya, salah dalam meyikapi rasa malu ini. Sudah setengah abad lebih negara ini merdeka. Akan tetapi, jika kita perbandingkan dengan negara tetangga kita, tidak kita rasakan sebuah kemajuan besar yang terjadi dengan negara ini. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah tapi kita juga memiliki utang yang sangat melimpah pula. mungkin sebuah "prestasi" yang telah diukir oleh anak-anak bangsa yang bermental "setengah jadi". Ya, mentalitas karbitan. bangsa ini tidak lagi memiliki mentalitas dan daya juang yang mumpuni guna bersaing dengan negara tetangga yang baru merdeka dibandingkan dengan kita. Sungguh anomali jika melihat bangsa ini. Acungkanlah jempol ke atas kepada para pedagang kaki lima yang dengan ikhlasnya mencari makan guna memenuhi kebutuhan hidup mereka, berikanlah selamat kepada para buruh yang dengan gigihnya mempertahankan hakya. Selamat bagi anda-anda sekalian yang rela berjuang. Perangilah mental birokratis yang selalu memperlambat bangsa ini ke arah yang lebih baik. banyak sekali orang-orang yang tak tahu malu menjabat di negara ini. karena orang-orang inilah bangsa ini menjadi perahu keropos yang mungkin sebentar lagi tenggelam. "Perahu ini telah banyak kebocoran disana-sini", kata Amin Rais. Akhirnya rakyat lagi yang bergotong royong menjadi tumbal guna melancarkan perahu agar sampai ketepian. Dari rakyat - Oleh rakyat - Untuk Rakyat menjadi sebuah efuisme bangsa ini. Kita negara miskin tak usah malu-malu untuk mengatakannya, kita ini negara miskin. Bukankah negara berkembang sebuah bahasa efuisme birokrat. Jangan malu membangun bangsa ini dengan ikhlas, janganlah malu para birokrat untuk berjalan ditengah rakyat tanpa meninggikan bahu-bahu mereka. Janganlah malu pemimpin-pemimpin kita untuk mengatakan bahwa korupsi itu salah, prostitusi itu salah, pungutan liar itu salah, penebangan hutan itu salah. Karena Anda-anda sekalian adalah orang yang malu-maluin jika ternyata anda-anda sekalian bagian dari sisi gelap bangsa ini.

No comments:

Humanity|Respect|Try To Not Cry