Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya'ban 255 atau 256 H. Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-'Askari dan ibunda beliau—menurut beberapa riwayat—bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan. Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya. [1] Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan.
Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.
Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.
Imam Ja'far ash-Shadiq as berkata: “Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan missinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.” [2]
Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”. (QS. Al-Isrâ`: 81).
Kurang lebih enam puluh lima ulama Ahlussunnah dalam buku-buku mereka juga menegaskan hal itu. Syeikh Najmuddin al-‘Askari dalam bukunya al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar menyebutkan empat puluh nama mereka dan Syeikh Luthfullah ash-Shafi dalam bukunya Muntakhab al-Atsar menyebtukan dua puluh enam nama. [3] Di antara mereka adalah:
a. Ali bin Husain al-Mas’udi. Ia menulis: “Pada tahun 260, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as meninggal dunia pada masa kekhilafahan al-Mu’tamid al-Abbasi. Ketika meninggal dunia, ia baru berusia dua puluh sembilan tahun. Ia adalah ayah Mahdi al-Muntazhar.” [4]
b. Syamsuddin bin Khalakan. Ia menulis: “Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad adalah imam Syi’ah yang kedua belas. Julukannya yang terkenal adalah al-Hujjah. Syi’ah menjulukinya dengan al-Muntazhar, al-Qâ`im dan al-Mahdi. Ia dilahirkan pada hari Jumat, 15 Sya’ban 255. Ketika ayahnya meninggal dunia, usianya baru lima tahun. Nama ibunya adalah Khamth, dan menurut pendapat sebagian ulama, Narjis.” [5]
c. Syeikh Abdullah asy-Syabrawi. Ia menulis: “Imam kesebelas adalah Hasan al-‘Askari. Ia lahir di Madinah pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 232, dan pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260 meninggal dunia pada usia dua puluh delapan tahun. Cukuplah menjadi sebuah kebanggaan baginya bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi al-Muntazhar ... Mahdi dilahirkan di Samirra` pada malam nishfu Sya’ban 255, lima tahun sebelum kewafatan ayahnya. Dari sejak dilahirkan, ayahnya selalu menyembunyikannya dari pandangan umum karena beberapa problem (yang menuntut) dan kekhawatiran terhadap ulah para khalifah Abbasiah. Karena Bani Abbas selalu mencari-cari keluarga Rasulullah dan menjatuhkan hukuman terhadap mereka, membunuh atau menggantung mereka. Hal itu dikarenakan mereka berkeyakinan bahwa dinasti kerajaan mereka akan musnah di tangan keluarga Muhammad. Yaitu, di tangan Imam Mahdi as. Dan mereka mengetahui realita ini dari hadis-hadis yang mereka dengar dari Rasulullah SAWW.” [6]
d. Syeikh Abd. Wahhab asy-Sya’rani. Ia menegaskan: “Mahdi adalah salah seorang dari putra-putra Imam Hasan al-‘Askari as. Ia dilahirkan pada malam nishfu Sya’ban 255. Ia hidup (hingga sekarang) sehingga ia berjumpa dengan Nabi Isa as (kelak).” [7]
e. Syeikh Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi. Ia menulis: “Satu berita yang pasti dan paten di kalangan orang-orang yang dapat dipercaya adalah, bahwa kelahiran al-Qâ`im terjadi pada malam nishfu Sya’ban 255 di kota Samirra`.” [8]
Manipulasi Hadis
Ketika kita merujuk kepada buku-buku referensi hadis dan sejarah, yang kita dapati adalah, bahwa Imam Mahdi as adalah putra Imam Hasan al-‘Askari, sebagaimana hal itu dapat kita simak pada sekilas pembahasan di atas. Akan tetapi, kita akan menemukan satu hadis dalam buku-buku referensi Ahlussunnah yang berlainan dengan hadis-hadis tersebut. Di dalam hadis ini terdapat penambahan sebuah frase yang—mungkin—memang disengaja untuk memanipulasi dan menciptakan keraguan dalam menilai hadis-hadis tersebut.
Anehnya, sebagian orang memegang teguh satu hadis ini dan meninggalkan hadis-hadis lain yang lebih dapat dipercaya, mungkin karena hadis itu sejalan dengan ide dan kiprah politik-sosialnya.
Hadis itu adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ دَاوُدَ، عَنْ زَائِدَةَ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زُرٍّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ (ص) أَنَّهُ قَالَ: "لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ وَاحِدٌ، لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ اللهُ رَجُلاً مِنِّيْ (أَوْ: مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ) يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِيْ وَ اسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِيْ ، يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَ جَوْرًا."
Diriwayatkan dari Abu Daud, dari Zaidah, dari ‘Ashim, dari Zurr, dari Abdullah, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Seandainya tidak tersisa dari (usia) dunia ini kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga Ia membangkitkan seseorang dariku (dari Ahlulbaitku) yang namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku . Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.”
Hadis di atas tidak dapat kita jadikan pijakan, baik dari sisi sanad maupun dari sisi kandungan.
Dari sisi sanad, hadis ini diriwayatkan dari Zaidah. Jika kita merujuk kepada buku-buku ilmu Rijal, akan kita dapatkan bahwa semua nama Zaidah memiliki catatan negatif dalam sejarah hidupnya; Zaidah bin Sulaim adalah seorang yang tidak diketahui juntrungannya (majhûl), Zaidah bin Abi ar-Ruqad adalah seorang yang lemah (dha’îf), menurut Ziyad an-Numairi dan hadisnya harus ditinggalkan, menurut Bukhari, dan Zaidah bin Nasyid tidak dikenal kecuali melalui riwayat putranya darinya, menurut Ibnu al-Qatthan. Sementara Zaidah (dengan tidak disebutkan nama ayahnya), hadisnya harus ditinggalkan, menurut Abu Hatim dan hadisnya tidak bisa diikuti, menurut Bukhari, atau ia ahli dalam menyisipkan kata-kata baru ke dalam hadis, menurut sebagian ulama Rijal. [9]
Dari sisi kandungan, tidak hanya Zaidah yang meriwayatkannya dari jalur Zurr. Bahkan, ada beberapa jalur lain selaian Zaidah, dan hadis-hadis itu tidak memiliki tambahan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku”. Dari sini dapat diketahui bahwa tambahan frase tersebut adalah ulah tangan Zaidah. Di samping itu, hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai Imam Mahdi as tidak memiliki tambahan frase tersebut. Ditambah lagi ijmâ’ Muslimin yang menegaskan bahwa Imam Mahdi adalah putra Imam Hasan al-‘Askari as.
Al-Hâfizh al-Kunji as-Syafi’i menulis, “Semua hadis yang datang dari saw tidak memiliki tambahan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahu’. ... Tirmidzi telah menyebutkan hadis tersebut dan tidak menyebutkan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku’, dan di dalam kebanyakan hadis-hadis para perawi hadis yang dapat dipercaya hanya terdapat frase ‘namanya sama dengan namaku’. Pendapat penentu dalam hal ini adalah, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal dengan ketelitiannya telah meriwayatkan hadis tersebut di dalam Musnadnya di beberapa kesempatan, dan ia hanya menyebutkan frase ‘namanya sama dengan namaku’.” [10]
Yang perlu kita simak di sini adalah mengapa penambahan frase itu harus terjadi? Adakah tujuan tertentu di balik itu?
Minimal ada dua kemungkinan di balik penambahan frase tersebut:
Pertama , ada usaha untuk melegitimasi salah satu penguasa dinasti Abbasiah yang bernama Muhammad bin Abdullah. Ia memiliki julukan al-Mahdi, dan dengan hadis picisan tersebut mereka ingin mengaburkan opini umum tentang al-Mahdi yang sebenarnya.
Kedua , ada usaha untuk melegitimasi Muhammad bin Abdullah bin Hasan yang memiliki julukan an-Nafs az-Zakiyah (jiwa yang suci). Karena ia memberontak kepada penguasa Bani Abbasiah waktu itu, para pembuat hadis itu ingin memperkenalkannya—sesuai dengan kepentingan politis-sosialnya—kepada khalayak bahwa ia adalah al-Mahdi yang sedang ditunggu-tunggu. [11]
Kisah Kelahiran
Kisah kelahiran orang-orang besar selalu menyimpan rahasia dan misteri tersendiri. Betapa banyak peristiwa yang terjadi pada saat seorang agung lahir yang sungguh di luar kemampuan akal kepala kita untuk memahami dan “mempercayaninya”. Tapi, hal itu bukanlah seuatu hal yang aneh jika dikaitkan dengan kehendak Ilahi. Karena selama suatu peristiwa masih bersifat mungkin, bukan mustahil, hal itu masih berada di bawah ruang lingkup kehendak Ilahi meskipun termasuk kategori sesuatu yang aneh menurut akal kita.
Kisah kelahiran Imam Mahdi as adalah salah atu dari sekian kisah aneh (baca: ajaib) yang pernah terjadi di sepanjang sejarah manusia. Mari kita simak bersama.
Sayidah Hakimah binti Imam Muhammad al-Jawad as bercerita:
Abu Muhammad Hasan bin Ali (al-‘Askari) datang ke rumahku seraya berkata: “Wahai bibiku, berbuka puasalah di rumah kami malam ini. Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban. Allah Ta’ala akan menampakkan hujjah-Nya di atas bumi pada malam ini.” “Siapakah ibunya?”, tanyaku “Narjis”, jawabnya singkat. “Sepertinya ia tidak memiliki tanda-tanda kehamilan?”, tanyaku lagi. “Hal itu akan terjadi seperti yang telah kukatakan”, katanya menimpali.
Setelah sampai di rumahnya, kuucapkan salam dan duduk. Tidak lama Narjis datang menemuiku untuk melepaskan sandalku seraya berkata: “Wahai junjunganku, izinkanlah kulepaskan sandal Anda.” “Tidak! Engkaulah junjunganku. Demi Allah, aku tidak akan mengizinkan engkau melepaskan sandalku dan berkhidmat kepadaku. Seharusnya akulah yang harus berkhidmat kepadamu”, tegasku. Abu Muhammad mendengar ucapanku itu. Ia berkata: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan wahai bibiku.”
Kukatakan kepada Narjis: “Pada malam ini Allah akan menganugrahkan kepadamu seorang putra yang akan menjadikan junjungan di dunia dan akhirat.” Ia duduk sambil menahan malu.
Setelah selesai mengerjakan shalat Isya`, aku berbuka puasa dan setelah itu, pergi ke tempat tidur. Ketika pertengahan malam tiba, aku bangun untuk mengerjakan shalat. Setelah aku selesai mengerjakan shalat, Narjis masih tertidur pulas dan tidak ada kejadian khusus terhadap dirinya. Akhirnya aku duduk-duduk sambil membaca wirid. Setelah itu, aku terbaring hingga tertidur pulas. Tidak lama kemudian, aku terbangun dalam keadaan tertegun, sedangkan ia masih tertidur pulas. Tidak lama berselang, ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan ketakutan. Ia keluar untuk berwudhu. Ia kembali ke kamar dan mengerjakan shalat. Ketika ia sedang mengerjakan rakaat witir, aku merasa bahwa fajar sudah mulai menyingsing. Aku keluar untuk melihat fajar. Ya, fajar pertama telah menyingsing. (Melihat tidak ada tanda-tanda ia akan melahirkan), keraguan terhadap janji Abu Muhammad mulai merasuki kalbuku. Tiba-tiba Abu Muhammad menegorku dari kamarnya: “Janganlah terburu-buru wahai bibiku. Karena janji itu telah dekat.” Aku merasa malu kepadanya atas keraguan yang telah menghantuiku. Di saat aku sedang kembali ke kamar, Narjis telah selesai mengerjakan shalat. Ia keluar dari kamar dalam keadaan ketakutan, dan aku menjumpainya di ambang pintu. “Apakah engkau merasakan sesuatu?”, tanyaku. “Ya, bibiku. Aku merasakan berat sekali”, jawabnya. “Ingatlah Allah selalu. Konsentrasikan pikiranmu. Hal itu seperti yang telah kukatakan padamu. Engkau tidak perlu takut”, kataku menguatkannya.
Lalu, aku mengambil sebuah bantal dan kuletakkannya di tengah-tengah kamar. Kududukkannya di atasnya dan aku duduk di hadapannya layaknya seorang wanita yang sedang menangani seseorang yang ingin melahirkan. Ia memegang telapak tanganku dan menekannya sekuat tenaga. Ia menjerit karena kesakitan dan membaca dua kalimat syahadah. Abu Muhammad berkata dari balik kamar: “Bacalah surah al-Qadr untuknya.” Aku mulai membacanya dan bayi yang masih berada di dalam perut itu menirukan bacaanku. Aku ketakutan terhadap apa yang kudengar. Abu Muhammad berkata lagi: “Janganlah merasa heran terhadap urusan Allah. Sesungguhnya Allah membuat kami berbicara dengan hikmah pada waktu kami masih kecil dan menjadikan kami hujjah di atas bumi-Nya ketika kami sudah besar.”
Belum selesai ucapannya, tirai cahaya menutupiku untuk dapat melihatnya. Aku berlari menuju Abu Muhammad sambil menjerit. “Kembalilah wahai bibiku. Engkau akan mendapatkannya masih di tempatnya”, katanya padaku.
Aku kembali. Tidak lama kemudian, tirai cahaya itu tersingkap. Tiba-tiba aku melihatnya dengan seunggun cahaya yang menyilaukan mataku. Kulihat wali Allah dalam kondisi sujud. Di lengan kanannya tertulis: “Telah datang kebenaran dan sirna kebatilan. Sesungguhnya kebatilan telah sirna”. Ia berkata dalam keadaan sujud: “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, kakekku Muhammad adalah Rasulullah, dan ayahku Amirul Mukminin wali Allah.” Selanjutnya ia menyebutkan nama para imam satu-persatu hingga sampai pada dirinya. Kemudian, ia berdoa: “Ya Allah, wujudkanlah untukku apa yang telah Kau janjikan padaku, sempurnakanlah urusanku, kokohkanlah langkahku, dan penuhilah bumi ini karenaku dengan keadilan.” Setelah itu, ia mengangkat kepalanya seraya membaca ayat, “Allah bersaksi dalam keadaan menegakkan keadilan bahwa tiada tuhan selain Ia, dan begitu juga para malaikat dan orag-orang yang diberi ilmu. Tiada tuhan selian Ia yang Maha Perkasa nan Bijaksana. Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”. (QS. Ali ‘Imran : 18-19) Kemudian, ia bersin. Ia berkata: “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga Allah mencurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya. Orang-orang zalim menyangka bahwa hujjah Allah telah sirna.”
Aku menggendongnya dan mendudukknnya di pangkuanku. Sungguh anak yang bersih dan suci. Abu Muhammad berkata: “Bawalah putraku kemari wahai bibiku.” Aku membawanya kepadanya. Ia menggendongnya seraya memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya dan mengelus-elus kepala, kedua mata, telinga dan seluruh sikunya. Lalu, ia berkata kepadanya: “Berbicaralah wahai putraku.” Ia membaca dua kalimat syahadah dan mengucapkan shalawat untuk Rasulullah dan para imam satu-persatu. Setelah sampai di nama ayahnya ia diam sejenak. Ia memohon perlindungan dari setan yang terkutuk seraya membaca ayat: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan Kami akan memberikan anugrah kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, menjadikan mereka para pemimpin dan para pewaris. Dan Kami akan menjayakan mereka di muka bumi dan memperlihatkan kepada Fir’aun, Haman dan bala tentara mereka apa yang mereka takutkan.”
Setelah itu, Abu Muhammad memberikannya kepadaku kembali seraya berkata: “Wahai bibiku, kembalikanlah kepada ibundanya supaya ia berbahagia dan tidak susah. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Akan tetapi, mayoritas umat manusia tidak mengetahui.”
Kukembalikan ia kepada ibunya dan fajar telang menyingsing waktu itu. Setelah mengerjakan shalat Shubuh, aku mohon pamit kepadanya. [12]
Kelahiran Yang Tersembunyi
Meskipun bukti-bukti tekstual dan historis di atas sangat gamblang dan jelas, kelahiran beliau masih menjadi misteri bagi sebagian orang. Mereka malah mengingkari bahwa beliau telah lahir dan menganggapnya masih belum lahir. Mungkin faktor utama atas klaim mereka itu adalah kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi dan tidak pernah melihat beliau kecuali sahabat-sahabat dekat Imam Hasan al-‘Askari as. Tapi, ketika kita memperhatikan situasi dan kondisi politik yang dominan dan sangat genting di masa-masa terakhir kehidupan Imam Hasan al-‘Askari, kita akan memaklumi kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu. Karena hal itu memang terjadi karena tuntutan sikon yang ada waktu itu mengingat Imam Mahdi as adalah hujjah Ilahi yang terakhir, dan seandainya penguasa waktu itu berhasil membunuh beliau, niscaya dunia ini sudah tutup usia.
Mungkin pendapat seorang penulis kenamaan berikut ini layak kita renungkan bersama, paling tidak hal itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Ia menulis, “Rahasia di balik kelahiran beliau yang terjadi secara tersembunyi itu adalah, bahwa ketika dinasti Abbasiah mengetahui melalui hadis-hadis Nabi dan para imam Ahlulbait as bahwa Imam Mahdi adalah imam kedua belas yang akan meratakan keadilan di atas bumi ini, menghancurkan benteng-benteng kesesatan, membasmi pemerintahan thaghut dan menguasai Barat dan Timur, mereka ingin untuk memadamkan cahaya Allah itu dengan cara membunuhnya. Oleh karena itu, mereka mengirim mata-mata dan para dukun bayi untuk menggeledah dan memeriksa rumah Imam Hasan al-‘Askari as. Akan tetapi, Allah masih berkehendak untuk menyempurnakan cahaya-Nya dan menyembunyikan kehamilan ibunda beliau, Narjis.
Disebutkan dalam beberapa referensi bahwa al-Mu’tamid al-Abbasi memerintahkan para dukun bayi untuk memasuki rumah-rumah Bani Hasyim, khususnya Imam Hasan al-‘Askari tanpa harus meminta izin sebelumnya barangkali mereka dapat menemukan beliau telah lahir. Akan tetapi, Allah masih menghendaki untuk memberlakukan apa yang pernah terjadi pada kisah kelahiran Nabi Musa as. Pihak penguasa mengetahui bahwa kerajaan mereka akan musnah di tangan salah seorang dari keturunan Bani Israil. Oleh karena itu, mereka selalu mengawasi setiap wanita keturunan Bani Israil yang sedang hamil. Ketika melihat anak yang lahir dari mereka adalah lelaki, mereka langsung membunuhnya. Tapi, dengan kehendak Allah Musa tetapi lahir dengan selamat dan Ia menyembunyikan kelahirannya.
Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa kelahiran Imam Mahdi as memiliki keserupaan dengan kelahiran Nabi Musa dan Ibrahim as.” [13]
Dari sekilas pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Imam Mahdi as sudah lahir. Karenan jika tidak demikian, mengapa para penguasa Abbasiah memberlakukan pengontrolan ketat terhadap keturunan Bani Hasyim, khususnya istri Imam Hasan al-‘Askari? Mengapa mereka memerintahkan para dukun-dukun bayi untuk memasuki rumah beliau tanpa harus meminta izin terlebih dahulu? Pada peristiwa syahadah Imam Hasan al-‘Askari pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260, Ja’far al-Kadzzâb, saudara beliau ingin menjadi imam di saat shalat janazah hendak dilaksanakan. Karena sunnah Ilahi bahwa seorang imam tidak dapat dishalati kecuali oleh imam setelahnya, Imam Mahdi menampakkan dirinya dan menyingkirkan Ja’far dari tempat imam shalat jenazah. Tidak lama, berita kemunculan beliau di hadapan khalayak tersebar dan hal itu pun sampai ke telinga al-Mu’tamid, penguasa dinasti Abbasiah kala itu. Akhirnya, ia memerintahkan bala tentaranya untuk menggeledah rumah Imam Hasan al-‘Askari demi menangkap Imam Mahdi dan menyerahkannya kepada Khalifah [14] .
Meskipun kelahiran terjadi secara tersembunyi, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan adanya sebagian orang yang pernah melihat beliau. Berikut ini nama-nama orang yang pernah melihat beliau dengan mata kepala mereka sendiri: [15]
a. Sayidah Hakimah binti Ali al-Hadi, bibi Imam Hasan al-‘Askari. Beliaulah yang menemani Narjis saat melahirkan Imam Mahdi as.
b. Abu Ghanim, pembantu setia Imam Hasan al-‘Askari as
c. Nasim, seorang pembantu di rumah Imam Hasan al-‘Askari as.
d. Kamil bin Ibrahim al-Madani, seorang agung yang pernah menganut mazhab al-Mufawwidhah dan kemudian meninggalkannya. Ia bercerita, “Para sahabat Imam al-‘Askari pernah mengutusku untuk menanyakan beberapa masalah dan supaya aku mengetahui tentang anak beliau yang baru lahir. Aku masuk ke rumah beliau. Setelah mengucapkan salam, aku duduk di pinggir sebuah pintu yang ditutupi oleh kain. Tiba-tiba angin bertiup dan menyingkap ujung kain itu. Kulihat seorang anak kecil (di balik pintu itu) yang sangat tampan bagaikan rembulan. Ia kira-kira masih berusia empat tahun. Ia berkata kepadaku, ‘Hai Kamil bin Ibrahim!’ Buluku merinding mendengar suara itu dan aku diberi ilham untuk mengucapkan, ‘Ya junjunganku!’ Ia melanjutkan, ‘Engkau datang kepada wali Allah untuk menanyakan kepadanya tentang statemen bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang berkeyakinan seperti keyakinanmu?’ ‘Betul, demi Allah’, jawabku. ‘Jika begitu, amat sedikit orang yang akan memasukinya. Demi Allah! Pasti akan masuk surga kaum yang dikenal dengan sebutan al-Haqqiyah’, tandasnya. ‘Wahai junjunganku! Siapakah mereka itu?’, tanyaku. ‘Mereka adalah sekelompok kaum yang karena kecintaan mereka kepada Ali, mereka siap untuk bersumpah demi haknya, meskipin mereka tidak mengetahui hak dan keutamannya’, tandasnya. Kemudian, ia melanjutkan, ‘Engkau datang juga ingin menanyakan tentang keyakinan mazhab al-Mufawwidhah. Mereka telah berbohong. Sebenarnya hati kami adalah wadah bagi kehendak Allah. Ketika Allah berkehendak, kami pun berkehendak. Allah berfirman, ‘Dan kalian tidak mungkin berkehendak kecuali jika Allah berkehendak’.’ Kain itu pun tertutup kembali dan aku tidak dapat untuk menyingkapnya kembali. Ayahnya melihatku sembari tersenyum. Ia berkata kepadaku, ‘Kenapa engkau masih duduk di sini sedangkan hujjah setelahku telah menjawab pertanyaanmu?’”
e. Abul Fadhl Hasan bin Husain al-‘Askari.
f. Ahmad bin Ishaq al-Asy’ari al-Qomi, wakil Imam Hasan al-‘Askari di Qom.
g. Ya’qub bin Manqusy.
h. Isa bin Mahdi al-Jawahiri.
i. Ibrahim bin Muhammad at-Tabrizi.
j. Utusan kota Qom.
k. Ibrahim bin Idris.
Nama dan Julukan
Orang-orang besar biasanya memiliki nama dan julukan lebih dari satu. Rasulullah SAWW memiliki nama dan julukan Muhammad, Ahmad, Thaha, Yasin, al-Basyir, an-Nadzir, dan lain sebagainya. Imam Ali dan seluruh imam dari keturunan beliau juga demikian. Hal itu bukanlah suatu hal yang kebetulan. Akan tetapi, menyingkap satu sisi dari sekian sisi kepribadian dan spiritual yang mereka miliki.
Imam Mahdi pun tak luput dari kaidah di atas. Beliau pun memiliki nama dan julukan lebih dari satu, seperti al-Mahdi, al-Hujjah, al-Qâ`im, al-Muntazhar, al-Khalaf as-Shâlih, Shâhib al-Amr, dan As-Sayid. Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan sebagiannya saja beserta alasan yang ditegaskan oleh hadis-hadis mengapa beliau memiliki nama dan julukan tersebut.
a. Al-Mahdi.
Dalam beberapa hadis, beliau dijuluki dengan al-Mahdi. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda, “Nama al-Mahdi adalah namaku.” Hadis serupa juga pernah diucapkan oleh Amirul Mukminin as.
Mengapa beliau diujuluki demikian? Hal itu dikarenakan Allah selalu menunjukkannya kepada hal-hal ghaib yang tidak diketahui oleh siapa pun. Berkenaan dengan hal ini Imam Muhammad al-Baqir as berkata, “Jika al-Mahdi kami telah bangkit, ia akan membagi-bagikan (harta) dengan sama rata dan berbuat adil terhadap rakyat jelata. Barangsiapa menaatinya, maka ia telah menaati Allah dan barangsiapa menentangnya, maka ia telah menentang Allah. Ia diberi nama al-Mahdi, karena Ia selalu menunjukkannya kepada sesuatu yang rahasia.” [16]
b. Al-Qâ`im
Julukan beliau ini mengungkap sebuah makna yang sangat signifikan. Al-Qâ`im adalah orang yang berdiri atau bangkit. Kebangkitan beliau kelak di akhir zaman berbeda sekali dengan seluruh kebangkitan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Bisa diasumsikan bahwa kebangkitan beliau adalah satu-satunya kebangkitan yang belum pernah disaksikan oleh makhluk Allah. Jika kebangkitan-kebangkitan yang pernah terjadi sepanjang sejarah hanya bersifat parsial dan teritorial, kebangkitan beliau ini bersifat universal dan mendunia. Beliau akan menebarkan semerbak wangi kebenaran ke seluruh penjuru dunia sehingga setiap orang pasti dapat menikmatinya dengan penuh keleluasaan.
Dalam sebuah hadis Imam Ja’far as-Shadiq as pernah berkata, “Ia dinamai al-Qâ`im karena ia akan menegakkan kebenaran (dengan kebangkitannya).” [17]
Abu Hamzah ats-Tsumali pernah bertanya kepada Imam al-Baqir as: “Wahai putra Rasulullah, bukankah kalian semua adalah orang-orang yang menegakkan kebenaran (qâ`imîn bil-haq)?”
“Ya”, jawab beliau.
“Mengapa hanya Imam Mahdi yang dijuluki al-Qâ`im?”, tanyanya lagi.
Beliau menjawab: “Ketika kakekku Husain as terbunuh, para malaikat menangis meraung-raung di hadapan Allah ‘azza wa jalla ... Setelah itu, Allah menunjukkan para imam dari keturunan Husain as (kepada mereka). Mereka menjadi gembira dengan hal itu. (Pada waktu itu), salah seorang dari mereka sedang berdiri (qâ`im) mengerjakan shalat. Lantas Ia berfirman: ‘Dengan (perantara) orang yang sedang berdiri itu Aku akan membalas dendam kepada mereka (para pembunuhnya)’.” [18]
c. Al-Muntazhar
Jika dalam keyakinan masyarakat dunia pekerjaan menunggu dan menanti adalah sebuah kegiatan yang menjemukan, menunggu kedatangan seorang juru penyelamat dari segala penderitaan adalah sebuah harapan yang dapat memberikan energi baru bagi kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam konteks ini beliau diberi julukan al-Muntazhar, orang yang selalu dinantikan kedatangannya.
Imam al-Jawad as pernah ditanya: “Wahai putra Rasulullah, mengapa ia dijuluki al-Qâ`im?” “Karena ia akan bangkit setelah dilupakan dan mayoritas orang yang meyakini imâmahnya murtad”, jawab beliau. “Mengapa diberi julukan al-Muntazhar?”, beliau ditanya kembali. “Karena ia memiliki sebuah ghaibah yang sangat panjang. Orang-orang yang tulus akan selalu meunggu kehadirannya dan orang-orang yang kotor akan mengingkarinya”, jawab beliau tegas.
d. Al-Hujjah
Dalam keyakinan Islam, hujjah Allah pasti selalu ada pada setiap masa. Tidak pernah berlalu sebuah masa yang hujjah Allah absen di situ. Karena ia adalah satu-satunya perantara faidh (anugrah dan karunia) Ilahi untuk seluruh makhluknya. Tanpa hujjah, faidh Ilahi akan terputus dan seluruh alam semesta akan luluh-lantak.
[1] Muhammad Kazhim al-Qazwini, al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 22-23.
[2] Ushûl al-Kâfî, jilid 1, hal. 397.
[3] Untuk telaah lebih luas mengenai hal ini,silakan merujuk ke buku al-Imam al-Mahdi min al-Mahdi ilâ azh-Zhuhûr, karya Allamah Muhammad Kazhim al-Qazwini, hal. 97-100, cetakan pertama, penerbitan an-Nur, Beirut.
[4] Murûj adz-Dzahab, jilid 4, hal. 199, cetakan Mesir 1377 M.
[5] Tarikh Ibnu Khalakan (Wafayât al-A’yân), jilid 3, hal. 316, cetakan Mesir, Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyah.
[6] Al-Ittihâf bi Hubb al-Asyrâf, hal. 178, cetakan Mesir 1316 H. menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar, karya Syeikh Najmuddin Ja’far al-‘Askari, jilid 1, hal. 200-201, cetakan Beirut 1397 H.
[7] Al-Yawâqît wa al-Jawâhir, hal. 145, cetakan Mesir 1307 M.
[8] Yanâbî’ al-Mawaddah, hal. 452, menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd, jilid 1, hal. 212-213.
[9] Syamsuddin Ahmad bin Muhammad adz-Dzahabi, Mîzân al-I’tidâl, jilid 2, hal. 52; al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 24.
[10] Al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 24 menukil dari al-Bayân fî Akhbâr Shâhib az-Zamân, hal. 93-94.
[11] Ibid. hal. 25.
[12] Al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 114-118; Kamil Sulaiman, Yaum al-Khalâsh, hal. 67-86.
[13] Luthfullah ash-Shafi al-Gulpaigani, Muntakhab al-Atsar fî al-Imam ats-Tsânî ‘Asyar, hal. 286, cetakan ketiga, penerbitan ash-Shadr, Tehran.
[14] Muhammad Reza Hakimi, Khoshîd-e Maghreb, hal, 24-26.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
[15] Untuk menelaah lebih lanjut tentang hal ini, silakan merujuk ke buku Yaum al-Khalâsh, hal. 67-86.
[16] Muttaqi al-Hindi al-Hanafi, al-Burhân ‘Alamât Mahdi Âkhir az-Zamân, bab 3, hadis ke-8 dan 9.
[17] Allamah al-Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jilid 51, hal. 30, cetakan Tehran 1393 H.
[18] Ibid. jilid 51, hal. 28-29.
sumber here
Sunday, June 05, 2011
Monday, May 23, 2011
Harapan Besar terhadap Lesson Study
Sudah banyak program peningkatan kualitas guru yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak
terkait di Indonesia. Meskipun demikian kegiatan-kegiatan seperti itu seakan tidak memberikan
perubahan berarti bagi pembelajaran di dalam kelas. Setelah mengikuti suatu kegiatan penataran,
cara guru mengajar tetap saja seperti sebelum mengikuti kegiatan penataran. Salah satu program besar yang pernah dilakukan adalah peningkatan profesionalisme guru melalui PKG. Berdasarkan pengalaman dalam mengelola PKG di Indonesia, Adey, Hewitt, Hewitt, dan Landau (2004) menyatakan bahwa perubahan di sekolah dan pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut. Pertama, proses penyusunan kurikulum harus benar-benar melibatkan guru sehingga guru bukan sekedar pengguna yang ditunjuki “bagaimana cara menggunakannya”. Kedua, perubahan tidaklah dapat dipaksakan. Guru hendaknya diperlakukan sebagai partner dalam program yang dilakukan.Ketiga, coaching dalam kelas merupakan sesuatu yang esensial. Coaching berperan penting sebagai pembawa perubahan pedagogi praktis dalam kelas. Keempat, perubahan berlangsung secala pelan, tidak menentu, kadang berbalik lagi, namun kadang juga bergerak maju.
Berkaca dari pengalaman sulitnya meningkatkan profesionalisme guru, sambutan yang
hangat dan antusias, disertai harapan yang tinggi selalu diberikan terhadap program baru,
termasuk Lesson Study. Antusiasme terhadap Lesson Study terlihat jelas dari banyaknya pihakpihak yang ingin tahu dan terlibat dalam pelaksanaan Lesson Study. Lesson Study selalu menjadi topik pembicaraan bagi sebagian besar orang di FPMIPA UPI, sehingga sebagian orang merasa ketinggalan jaman apabila tidak menyebut Lesson Study. Di kalangan sekolah dan guru-guru pun demikian. Gencarnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan membuat sekolah dan guru tertarik untuk mengetahui (dan tentunya berharap) tentang Lesson study.
Apa itu Lesson study?
Salah satu kegiatan kerjasama antara JICA dan beberapa universitas mantan IKIP (UPI, UNJ,
dan UM) adalah pelaksanaan “Piloting” yang dimaksudkan untuk mengembangkan dan mengujicobakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar MIPA di SMA dan SMP di Indonesia. Kegiatan Piloting sesungguhnya merupakan langkah “persiapan” untuk melaksanakan program berikutnya yang disebut Lesson Study.
Sekalipun program Piloting hanya dilaksanakan secara terbatas, program ini dinilai dapat meningkatkan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, misalnya adanya penerapan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada siswa (Rustaman, Widodo, Anggraeni & Junaengsih,
2005; Saito, 2004) dan peningkatan keterampilan proses siswa.
Mulai tahun 2005 FPMIPA UPI sangat giat melaksanakan Lesson Study dengan beberapa sekolah mitra di Bandung. Sejak tahun 2006 FPMIPA UPI bahkan mendapatkan kepercayaan untuk membina Lesson Study di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Mulai tahun 2006 FPMIPA UPI juga mencanangkan bahwa Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa FPMIPA dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip Lesson Study. Analisis pelaksanaan Lesson Study dalam PPL (Widodo, Sumarno, Nurjhani, dan Riandi, 2007) mengungkapkan Lesson Study dalam PPL belum memberikan peningkatan keterampilan calon guru. Namun
demikian, hasil tersebut masih menaruh harapan apabila pola ini diterapkan untuk jangka waktu yang panjang, sebab menurut pendapat mahasiswa dari hasil wawancara mereka berpendapat bahwa lesson study bermanfaat dalam hal menumbuhkan semangat dan ispirasi perbaikan
kualitas pembelajaran.
Lesson study merupakan sebuah adaptasi program peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang. Lesson Study dinilai sebagai rahasia keberhasilan Jepang dalam peningkatan kualitas pendidikannya. Stigler dan Hiebert (1999) mengidentifikasi beberapa faktor
yang membuat lesson Study bisa meningkatkan kualitas pendidikan Jepang:
• Lesson study didasarkan pada model peningkatan pembelajaran yang sifatnya terusmenerus.
Sekalipun peningkatan yang dicapai melalui satu kegiatan Lesson Study hanya kecil saja, namun karena kegiatan dilaksanakan terus menerus maka peningkatan itu
menjadi besar.
• Lesson Study selalu memfokuskan pada bagaimana membuat siswa belajar. Tujuan pendidikan adalah untuk membuat siswa belajar, oleh karena itu segala program
pendidikan hendaknya diarahkan untuk membantu agar siswa meningkat dan berhasil dalam belajar.
• Lesson Study memfokuskan pada peningkatan yang bisa langsung dimanfaatkan dalam konteks yang ada. Setiap kegiatan pembelajaran merupakan satu unit yang harus
dianalisis dan ditingkatkan sehingga perbaikan yang dimaksud bisa langsung diterapkan.
• Lesson Study merupakan sebuah kolaborasi. Dengan melakukan kolaborasi para guru bisa saling langsung bertukar pikiran dan saling memberi masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan Lesson Study sesungguhnya merupakan tempat bagi
para guru untuk belajar.
• Guru yang terlibat dalam Lesson study merasa bahwa mereka memberikan kontribusi terhadap ilmu mengajar dan juga terhadap perkembangan profesionalisme dirinya. Oleh
karena itu Lesson Study bukan hanya mengembangkan profesionalisme guru namun juga mengembangkan ilmu tentang mengajar.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa Lesson Study sesungguhnya merupakan wahana bagi guru untuk mengembangkan profesionalisme dirinya. Prinsip utama Lesson Study adalah peningkatan kualitas pembelajaran pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Dalam Lesson Study bukan hanya guru yang melaksanakan pembelajaran saja yang dapat
memetik manfaat, namun terlebih lagi observer (guru lain/mitra, mahasiswa, dosen, dan pihakpihak lain) yang hadir pada saat pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru, observer didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang
dilaksanakannya dan bagaimana meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu Lesson Study
sesungguhnya merupakan forum belajar bersama untuk saling belajar dari pengalaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pentingnya pengalaman “belajar dari orang lain” dan pengalaman nyata bagaimana orang lain melakukan pembelajaran sudah sering diungkapkan dalam berbagai literatur. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa guru sulit sekali berubah (Davis, 2003) dan bahwa mahasiswa calon guru lebih banyak belajar dari bagaimana mereka diajar oleh para
dosennya dan bukan dari apa yang dipaparkan dosen tentang cara mengajar yang baik (Mellado, 1998). Karena Lesson Study merupakan sumber contoh-contoh nyata tentang bagaimana melakukan pembelajaran, partisipasi sebagai observer dalam Lesson Study atau mengamati
rekaman video Lesson Study dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan mahasiswa calon guru.
Praktik pelaksanaan Lesson Study
Lesson study pada dasarnya mengikuti pola Plan – Do – See. Pada fase plan, guru menyusun rencana pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran biasanya dilakukan bersama-sama oleh para guru dan sering juga melibatkan dosen. Pada fase Do, guru yang ditunjuk menjadi guru model melaksanakan kegiatan pembelajaran. Fase do biasanya menjadi open lesson yang
disaksikan oleh guru lain, dosen, dan observer dari pihak-pihak lain. Setelah open lesson dilakukan fase see yang berisi refleksi pelaksanaan pembelajarn dalam open lesson.
Pola dasar Lesson Study sesungguhnya pola yang logis dan tepat. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait pelaksanaan Lesson Study ini sebab ada beberapa masalah serius yang muncul terkait pola ini. Beberapa permasalahan yang timbul diantaranya
1. Karena Lesson Study menonjolkan fase do (open lesson), banyak orang berpikir bahwa Lesson Study adalah open lesson. Banyak orang mengidentikkan lesson study dengan open lesson. Karenanya apabila telah selesai mengamati open lesson beberapa orang
berpendapat lesson study sudah selesai. Padahal Lesson Study yang sesungguhnya baru dimulai bagi para observer, yaitu seberapa banyak mereka belajar dari mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain.
2. Karena banyak observer yang belum terbiasa untuk belajar dari orang lain, seringkali observer kurang fokus dalam melakukan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan oleh observer biasanya masih bersifat superficial (permukaan) dan belum menyentuh esensi
pembelajaran. Lesson study sesungguhnya adalah kajian pembelajaran dan bukan sekedar melihat pembelajaran.
3. Fase refleksi yang seharusnya menjadi sesi refleksi untuk semua pihak yang terlibat seringkali hanya menjadi ritual pelengkap lesson study. Karena ada “konsensus” untuk tidak mengkritik guru, observer seringkali hanya menyampaikan “pujian” terhadap guru model yang tampil dan kurang memberikan inspirasi untuk belajar, baik bagi dirinya maupun orang lain.
Autokritik pelaksanaan Lesson Study
Sebagai pelaku Lesson study, saya menyampaikan beberapa autokritik untuk peningkatan pelaksanaan Lesson study.
1. Lesson Study yang telah dilakukan seringkali hanya menjadi ritual tanpa ruh. Rukun dan wajib Lesson study (meminjam istilah peribadatan Islam), memang telah memenuhi syarat dan sah, dalam artian bahwa pola dan desain telah sesuai, namun pelaksanaan Lesson study belum bisa membangkitkan motivasi peserta untuk belajar dan meningkatkan profesionalisme.
2. Keterlibatan dalam Lesson study (guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen) lebih dikarenakan ada kewajiban formal dan kedinasan yang harus dilakukan, belum sampai
didasarkan karena kesadaran untuk meningkatkan profesionalisme masing-masing.
Karenanya apabila kewajiban formal tersebut tidak ada lagi, lesson study juga tidak dilaksanakan lagi. Sekalipun sudah terlibat dalam kegiatan lesson study berkali-kali
dalam waktu beberapa bulan, namun apabila tidak ada tugas untuk melakukan lesson study, maka hanya sedikit saja diantara mereka yang dengan kesadaran sendiri
melakukan lesson study. Karena itu kegiatan lesson study di masa mendatang hendaknya juga memperhatikan bagaimana mengubah lesson study menjadi kebutuhan dan bukan sekedar menjalankan kewajiban.
3. Lesson study bukanlah cara instan untuk meningkatkan profesionalisme. Lesson Study
merupakan proses yang sifatnya evolusioner, bukan revolusioner. Oleh karena itu semua pihak harus bersabar untuk memetik hasilnya.
4. Program peningkatan profesionalisme guru haruslah menjadi agenda rutin pendidik dan tenaga kependidikan. Lesson study hendaknya jangan dijadikan “proyek” namun
merupakan usaha untuk meningkatkan diri secara teratur, terencana, dan terus menerus.
Daftar Pustaka
Adey, P., Hewill, G., Hewitt, J. & Landau, N. (2004). The professional development of teachers:
Practice and theory. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers
Davis, K. S. (2003). “Change is hard”: What science teachers are telling us about reform and
teacher learning of innovative practices. Science and Education, 87(1), 3-30.
Mellado, V. (1998). The classroom practice of preservice teachers and their conceptions of
teaching and learning. Science Education, 82, 197-214.
Rustaman, N., Widodo, A., Anggraeni, S. Junaengsih, N. (2005). Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Piloting Biologi. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Saito, E. (2004). Indonesian lesson study in practice: Cahttp://www.blogger.com/img/blank.gifse study of IMSTEP. Paper disajikan
dalam Workshop bagi Guru-Guru Matematika dan Sains. Bandung.
Stigler, J. W., & Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for
Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Widodo, A. Riandi, Amprasto & Wulan, A. R. (2006). Analisis dampak program-program
peningkatan profesionalisme guru sains terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sains
di sekolah. Laporan penelitian Hibah Kebijakan Balitbang Depdiknas.
Widodo, A. Sumarno, U., Nurjhani, M., & Riandi. (2007). Peranan lesson study dalam
peningkatan kemampuan mengajar mahasiswa calon guru. Varidika, 19 (1),
sumber here
terkait di Indonesia. Meskipun demikian kegiatan-kegiatan seperti itu seakan tidak memberikan
perubahan berarti bagi pembelajaran di dalam kelas. Setelah mengikuti suatu kegiatan penataran,
cara guru mengajar tetap saja seperti sebelum mengikuti kegiatan penataran. Salah satu program besar yang pernah dilakukan adalah peningkatan profesionalisme guru melalui PKG. Berdasarkan pengalaman dalam mengelola PKG di Indonesia, Adey, Hewitt, Hewitt, dan Landau (2004) menyatakan bahwa perubahan di sekolah dan pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut. Pertama, proses penyusunan kurikulum harus benar-benar melibatkan guru sehingga guru bukan sekedar pengguna yang ditunjuki “bagaimana cara menggunakannya”. Kedua, perubahan tidaklah dapat dipaksakan. Guru hendaknya diperlakukan sebagai partner dalam program yang dilakukan.Ketiga, coaching dalam kelas merupakan sesuatu yang esensial. Coaching berperan penting sebagai pembawa perubahan pedagogi praktis dalam kelas. Keempat, perubahan berlangsung secala pelan, tidak menentu, kadang berbalik lagi, namun kadang juga bergerak maju.
Berkaca dari pengalaman sulitnya meningkatkan profesionalisme guru, sambutan yang
hangat dan antusias, disertai harapan yang tinggi selalu diberikan terhadap program baru,
termasuk Lesson Study. Antusiasme terhadap Lesson Study terlihat jelas dari banyaknya pihakpihak yang ingin tahu dan terlibat dalam pelaksanaan Lesson Study. Lesson Study selalu menjadi topik pembicaraan bagi sebagian besar orang di FPMIPA UPI, sehingga sebagian orang merasa ketinggalan jaman apabila tidak menyebut Lesson Study. Di kalangan sekolah dan guru-guru pun demikian. Gencarnya sosialisasi dan promosi yang dilakukan membuat sekolah dan guru tertarik untuk mengetahui (dan tentunya berharap) tentang Lesson study.
Apa itu Lesson study?
Salah satu kegiatan kerjasama antara JICA dan beberapa universitas mantan IKIP (UPI, UNJ,
dan UM) adalah pelaksanaan “Piloting” yang dimaksudkan untuk mengembangkan dan mengujicobakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar MIPA di SMA dan SMP di Indonesia. Kegiatan Piloting sesungguhnya merupakan langkah “persiapan” untuk melaksanakan program berikutnya yang disebut Lesson Study.
Sekalipun program Piloting hanya dilaksanakan secara terbatas, program ini dinilai dapat meningkatkan suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, misalnya adanya penerapan pendekatan-pendekatan yang berpusat pada siswa (Rustaman, Widodo, Anggraeni & Junaengsih,
2005; Saito, 2004) dan peningkatan keterampilan proses siswa.
Mulai tahun 2005 FPMIPA UPI sangat giat melaksanakan Lesson Study dengan beberapa sekolah mitra di Bandung. Sejak tahun 2006 FPMIPA UPI bahkan mendapatkan kepercayaan untuk membina Lesson Study di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Mulai tahun 2006 FPMIPA UPI juga mencanangkan bahwa Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa FPMIPA dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip Lesson Study. Analisis pelaksanaan Lesson Study dalam PPL (Widodo, Sumarno, Nurjhani, dan Riandi, 2007) mengungkapkan Lesson Study dalam PPL belum memberikan peningkatan keterampilan calon guru. Namun
demikian, hasil tersebut masih menaruh harapan apabila pola ini diterapkan untuk jangka waktu yang panjang, sebab menurut pendapat mahasiswa dari hasil wawancara mereka berpendapat bahwa lesson study bermanfaat dalam hal menumbuhkan semangat dan ispirasi perbaikan
kualitas pembelajaran.
Lesson study merupakan sebuah adaptasi program peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang. Lesson Study dinilai sebagai rahasia keberhasilan Jepang dalam peningkatan kualitas pendidikannya. Stigler dan Hiebert (1999) mengidentifikasi beberapa faktor
yang membuat lesson Study bisa meningkatkan kualitas pendidikan Jepang:
• Lesson study didasarkan pada model peningkatan pembelajaran yang sifatnya terusmenerus.
Sekalipun peningkatan yang dicapai melalui satu kegiatan Lesson Study hanya kecil saja, namun karena kegiatan dilaksanakan terus menerus maka peningkatan itu
menjadi besar.
• Lesson Study selalu memfokuskan pada bagaimana membuat siswa belajar. Tujuan pendidikan adalah untuk membuat siswa belajar, oleh karena itu segala program
pendidikan hendaknya diarahkan untuk membantu agar siswa meningkat dan berhasil dalam belajar.
• Lesson Study memfokuskan pada peningkatan yang bisa langsung dimanfaatkan dalam konteks yang ada. Setiap kegiatan pembelajaran merupakan satu unit yang harus
dianalisis dan ditingkatkan sehingga perbaikan yang dimaksud bisa langsung diterapkan.
• Lesson Study merupakan sebuah kolaborasi. Dengan melakukan kolaborasi para guru bisa saling langsung bertukar pikiran dan saling memberi masukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan Lesson Study sesungguhnya merupakan tempat bagi
para guru untuk belajar.
• Guru yang terlibat dalam Lesson study merasa bahwa mereka memberikan kontribusi terhadap ilmu mengajar dan juga terhadap perkembangan profesionalisme dirinya. Oleh
karena itu Lesson Study bukan hanya mengembangkan profesionalisme guru namun juga mengembangkan ilmu tentang mengajar.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa Lesson Study sesungguhnya merupakan wahana bagi guru untuk mengembangkan profesionalisme dirinya. Prinsip utama Lesson Study adalah peningkatan kualitas pembelajaran pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Dalam Lesson Study bukan hanya guru yang melaksanakan pembelajaran saja yang dapat
memetik manfaat, namun terlebih lagi observer (guru lain/mitra, mahasiswa, dosen, dan pihakpihak lain) yang hadir pada saat pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru, observer didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang
dilaksanakannya dan bagaimana meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu Lesson Study
sesungguhnya merupakan forum belajar bersama untuk saling belajar dari pengalaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pentingnya pengalaman “belajar dari orang lain” dan pengalaman nyata bagaimana orang lain melakukan pembelajaran sudah sering diungkapkan dalam berbagai literatur. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa guru sulit sekali berubah (Davis, 2003) dan bahwa mahasiswa calon guru lebih banyak belajar dari bagaimana mereka diajar oleh para
dosennya dan bukan dari apa yang dipaparkan dosen tentang cara mengajar yang baik (Mellado, 1998). Karena Lesson Study merupakan sumber contoh-contoh nyata tentang bagaimana melakukan pembelajaran, partisipasi sebagai observer dalam Lesson Study atau mengamati
rekaman video Lesson Study dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan mahasiswa calon guru.
Praktik pelaksanaan Lesson Study
Lesson study pada dasarnya mengikuti pola Plan – Do – See. Pada fase plan, guru menyusun rencana pembelajaran. Penyusunan rencana pembelajaran biasanya dilakukan bersama-sama oleh para guru dan sering juga melibatkan dosen. Pada fase Do, guru yang ditunjuk menjadi guru model melaksanakan kegiatan pembelajaran. Fase do biasanya menjadi open lesson yang
disaksikan oleh guru lain, dosen, dan observer dari pihak-pihak lain. Setelah open lesson dilakukan fase see yang berisi refleksi pelaksanaan pembelajarn dalam open lesson.
Pola dasar Lesson Study sesungguhnya pola yang logis dan tepat. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait pelaksanaan Lesson Study ini sebab ada beberapa masalah serius yang muncul terkait pola ini. Beberapa permasalahan yang timbul diantaranya
1. Karena Lesson Study menonjolkan fase do (open lesson), banyak orang berpikir bahwa Lesson Study adalah open lesson. Banyak orang mengidentikkan lesson study dengan open lesson. Karenanya apabila telah selesai mengamati open lesson beberapa orang
berpendapat lesson study sudah selesai. Padahal Lesson Study yang sesungguhnya baru dimulai bagi para observer, yaitu seberapa banyak mereka belajar dari mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain.
2. Karena banyak observer yang belum terbiasa untuk belajar dari orang lain, seringkali observer kurang fokus dalam melakukan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan oleh observer biasanya masih bersifat superficial (permukaan) dan belum menyentuh esensi
pembelajaran. Lesson study sesungguhnya adalah kajian pembelajaran dan bukan sekedar melihat pembelajaran.
3. Fase refleksi yang seharusnya menjadi sesi refleksi untuk semua pihak yang terlibat seringkali hanya menjadi ritual pelengkap lesson study. Karena ada “konsensus” untuk tidak mengkritik guru, observer seringkali hanya menyampaikan “pujian” terhadap guru model yang tampil dan kurang memberikan inspirasi untuk belajar, baik bagi dirinya maupun orang lain.
Autokritik pelaksanaan Lesson Study
Sebagai pelaku Lesson study, saya menyampaikan beberapa autokritik untuk peningkatan pelaksanaan Lesson study.
1. Lesson Study yang telah dilakukan seringkali hanya menjadi ritual tanpa ruh. Rukun dan wajib Lesson study (meminjam istilah peribadatan Islam), memang telah memenuhi syarat dan sah, dalam artian bahwa pola dan desain telah sesuai, namun pelaksanaan Lesson study belum bisa membangkitkan motivasi peserta untuk belajar dan meningkatkan profesionalisme.
2. Keterlibatan dalam Lesson study (guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen) lebih dikarenakan ada kewajiban formal dan kedinasan yang harus dilakukan, belum sampai
didasarkan karena kesadaran untuk meningkatkan profesionalisme masing-masing.
Karenanya apabila kewajiban formal tersebut tidak ada lagi, lesson study juga tidak dilaksanakan lagi. Sekalipun sudah terlibat dalam kegiatan lesson study berkali-kali
dalam waktu beberapa bulan, namun apabila tidak ada tugas untuk melakukan lesson study, maka hanya sedikit saja diantara mereka yang dengan kesadaran sendiri
melakukan lesson study. Karena itu kegiatan lesson study di masa mendatang hendaknya juga memperhatikan bagaimana mengubah lesson study menjadi kebutuhan dan bukan sekedar menjalankan kewajiban.
3. Lesson study bukanlah cara instan untuk meningkatkan profesionalisme. Lesson Study
merupakan proses yang sifatnya evolusioner, bukan revolusioner. Oleh karena itu semua pihak harus bersabar untuk memetik hasilnya.
4. Program peningkatan profesionalisme guru haruslah menjadi agenda rutin pendidik dan tenaga kependidikan. Lesson study hendaknya jangan dijadikan “proyek” namun
merupakan usaha untuk meningkatkan diri secara teratur, terencana, dan terus menerus.
Daftar Pustaka
Adey, P., Hewill, G., Hewitt, J. & Landau, N. (2004). The professional development of teachers:
Practice and theory. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers
Davis, K. S. (2003). “Change is hard”: What science teachers are telling us about reform and
teacher learning of innovative practices. Science and Education, 87(1), 3-30.
Mellado, V. (1998). The classroom practice of preservice teachers and their conceptions of
teaching and learning. Science Education, 82, 197-214.
Rustaman, N., Widodo, A., Anggraeni, S. Junaengsih, N. (2005). Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Piloting Biologi. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Saito, E. (2004). Indonesian lesson study in practice: Cahttp://www.blogger.com/img/blank.gifse study of IMSTEP. Paper disajikan
dalam Workshop bagi Guru-Guru Matematika dan Sains. Bandung.
Stigler, J. W., & Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for
Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Widodo, A. Riandi, Amprasto & Wulan, A. R. (2006). Analisis dampak program-program
peningkatan profesionalisme guru sains terhadap peningkatan kualitas pembelajaran sains
di sekolah. Laporan penelitian Hibah Kebijakan Balitbang Depdiknas.
Widodo, A. Sumarno, U., Nurjhani, M., & Riandi. (2007). Peranan lesson study dalam
peningkatan kemampuan mengajar mahasiswa calon guru. Varidika, 19 (1),
sumber here
Permasalahan Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Pemahaman terhadap anak perlu berangkat dari pemahaman pada setiap anak dengan berbagai karakteristiknya. Selama proses perkembangan, tidak menutup kemungkinan anak menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan berikutnya. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain. Adapun permasalahan perkembangan yang dihadapi anak Taman Kanak-kanak diantaranya yaitu :
1. Fisik-motorik
Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama, ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan secara cepat, tetapi ada pula yang mengalami keterlambatan. Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang, tetapi secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang. Ukuran kepalanya masih tetap besar jika dibandingkan dengan tubuhnya, namun pada akhir masa kanak-kanak ukuran kepalanya tidak lagi terlalu besar jika dibandingkan dengan tubuhnya.
Selain berubahnya berat dan tinggi badan, anak juga mengalami perubahan fisik secara proporsional. Pada masa kanak-kanak, anak mengalami perubahan fisik menuju proporsi tubuh yang lebih serasi, walaupun tidak seluruh bagian tubuh dapat mencapai proporsi kematangan dalam waktu yang bersamaan.
Perubahan proporsi tubuh mempunyai irama pertumbuhan sendiri, ada yang tumbuh cepat dan ada pula yang lambat, namun semuanya akan mencapai taraf kematangan ukuran tepat pada saatnya.
Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak menyebabkan pertumbuhan fisik anak-anak tampak berbeda satu sama lain. Misalnya ada beberapa anak yang memiliki kepala terlihat seperti lebih besar dari badannya, sedangkan yang lain justru seolah-olah mempunyai kepala yang terlalu kecil, ada tungkai kakinya yang panjang, tapi ada pula yang pendek. Perubahan fisik dan perubahan proporsi tubuh anak yang terjadi pada masa pertumbuhan, akan mempengaruhi bagaimana anak ini memandang dirinya dan bagaimana dia memandang orang lain. Hal ini akan tercermin dari pola penyesuaian diri anak. Seorang anak misalnya, yang terlalu gemuk akan mulai menyadari bahwa dia tidak dapat mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman sebayanya, karena setiap aturan permainan tidak dapat dipatuhinya atau karena secara fisik anak selalu kalah dalam permainan. Di pihak lain, temantemannya akan menganggap anak gemuk itu terlalu lamban dan tidak perlu diajak bermain lagi. Kondisi ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan tidak disenangi teman-temannya, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan konsepdirinya, pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses
perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan
pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya. Gerakanyang banyak menggunakan otot-otot kasar disebut motorik kasar (gross motor) yang digunakan untuk melakukan aktivitas berlari, memanjat, melompat atau melempar.
Sementara gerak yang menggunakan otot-otot halus yang disebut motorik halus (fine motor) cenderung hanya digunakan untuk aktivitas menggambar, meronce, menggunting, menempel atau melipat.
Berbagai kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik. Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. karena keterampilan motorik ini memiliki dua fungsi, pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, dan kedua, untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Untuk mencapai kemandirian, anak harus mempu mempelajari dan menguasai keterampilan motorik yang memungkinkan anak mampu melakukan segala sesuatu bagi dirinya sendiri. Keterampilan ini meliputi keterampilan makan, memakai baju, mandi, dan merawat diri sendiri.
Untuk mendapatkan penerimaan sosial, anak dituntut untuk mampu melakukan berbagai keterampilan seperti membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah, menguasai keterampilan-keterampilan sekolah seperti menggambar, melukis, menari, meronce atau anak juga mampu melakukan ketermpilan yang berkaitan dengan aktivitas bermain bola, memanjat atau melempar.
Berbagai keterampilan motorik di atas, selayaknya dikuasai anak pada masa kanak-kanak, karena pada diri anak akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Sebaliknya bila anak tidak mampu menguasai keterampilan motorik tersebut, anak cenderung akan merasa putus asa, tidak percaya diri, merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa yang pada akhirnya dapat terbentuk penyesuaian sosial dan pribadi yang buruk.
2. Intelektual
Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak. Intelektual sering kali disinonimkan dengan kognitif, karena proses intelektual banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan bagaimana anak menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu persoalan.
Dalam kehidupannya mungkin saja anak akan dihadapkan kepada persoalanpersoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak taman kanak-kanak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Seringkali anak melakukan upaya mencoba-coba (trial and error) untuk
menyelesaikan suatu persoalan. Misalnya Lina anak berusia 5 tahun ingin mengambil mainan yang terletak di atas lemari. Lina mencoba mengambil dengan tangannya, tapi tidak berhasil. Lina mencoba lagi dengan mengacungkan tangan sambil melompatlompat, tapi juga tidak berhasil. Lina kemudian mengambil kursi, mendekatkan kursi tersebut pada lemari dan Lina naik ke atas kursi itu untuk mengambil mainannya, dan ternyata berhasil. Dari contoh perilaku Lina ini, dapat difahami bahwa anak kadangkala mencoba sesuatu untuk menyelesaikan persoalannya, Lina dalam kasus di atas menggunakan kemampuan berfikirnya.
Menurut Vygotsky, kemampuan kognitif anak terbagi atas kemampuan
memperhatikan, mengamati, mengingat dan berfikir konvergen. Kemampuan memperhatikan pada anak diawali dengan keberfungsian panca indera anak. Anak memperhatikan sesuatu obyek yang nyata dengan menggunakan mata dan telinganya.
Misalnya perhatian anak terfokus pada kucing yang ada di halaman rumahnya. Anak melihat bagaimana bentuk dan gerak-gerik kucing dan bagaimana bunyi suara kucing tersebut. Kemampuan mengamati lebih mendalam dari kemampuan memperhatikan.
Dalam mengembangkan kemampuan ini anak menggunakan seluruh panca inderanya, dan obyeknya hadir dihadapan anak. Misal, seorang anak ingin mengetahui tentang suatu makanan. Dengan panca inderanya anak memperhatikan bentuk makanan, dicium (dibaui), dipegang/diraba dan mungkin dimakannya. Dari proses memperhatikan dan mengamati terjadi banjir informasi/pengetahuan pada diri anak.
Informasi-informasi itu anak simpan dalam otak/memorinya sebagai suatu pengetahuan yang dimiliki.
Kemampuan mengingat pada anak merupakan suatu aktivitas kognitif dimana anak menyadari bahwa pengetahuan itu berasal dari kesan-kesan atau pengalaman yang diperoleh pada masa lampau. Dalam proses mengingat, anak berhubungan dengan berbagai informasi/pengetahuan yang sudah dimilikinya dan secara langsung anak tidak berhadapan dengan obyeknya. Misalnya anak diminta untuk menyebutkan bagaimana bentuk dan rasanya buah pisang. Ketika anak dihadapkan pada persoalan itu maka anak akan mencoba mengingat atau mengeluarkan informasi/pengetahuan dalam memorinya tentang bentuk dan rasa buah pisang. Bila sebelumnya anak tidak tahu atau tidak mendapatkan informasi/pengetahuan tentang buah pisang maka anak tidak dapat menjawab persoalan yang diberikan padanya. Sebaliknya bila anak sudah memiliki informasi/pengetahuan tentang buah pisang, maka anak dapat menyelesaikan persoalan.
Kemampuan berfikir konvergen merupakan kemampuan yang menggunakan informasi yang telah diperoleh dan disimpan untuk menemukan satu jawaban yang benar. Pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili dengan kesadaran, artinya tidak secara langsung berhadapan dengan obyek secara fisik seperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat, meraba atau mendengar.
Persoalan tentang bentuk dan rasa buah pisang yang dikemukakan di atas akan dapat dijawab anak dengan benar bilamana anak sudah memiliki informasi /pengetahuan tentang buah pisang secara benar pula. Kemampuan berfikir konvergen lebih terarah untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan satu jawaban yang benar/tepat.
Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir. Kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yang perlu dikembangkan.
Perkembangan struktur kognitif berlangsung menurut urutan yang sama bagi semua anak. Setiap anak akan mengalami dan melewati setiap tahapan itu, sekalipun kecepatan perkembangan dari tahapan-tahapan tersebut dilewati secara relatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan psikis, struktur syaraf, dan lamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan perkembangan. Mekanisme utama yang memungkinkan anak maju dari satu tahap pemungsian kognitif ke tahap berikutnya oleh Piaget disebut asimilasi, akomodasi dan ekuilibrium.
Piaget sebagai tokoh Psikologi Kognitif, memandang anak sebagai partisipan aktif di dalam proses perkembangan. Piaget menyakini bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban dalam upaya melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi. Misalnya anak ingin tahu apa yang terjadi bila anak mendorong piring keluar dari meja. Hasil dari eksperimen miniatur anak menyebabkan anak menyusun “teori”. Piaget menyebutnya teori itu sebagai “skema” (bila jamak disebut skemata) tentang bagaimana dunia fisik dan sosial beroperasi.
Anak membangun skema berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Saat anak menemukan benda atau peristiwa baru, anak berupaya untuk memahaminya berdasarkan skema yang telah dimilikinya. Piaget menyebut hal itu sebagai proses asimilasi.
Asimilasi merupakan proses dimana stimulus baru dari lingkungan
diintegrasikan pada skema yang telah ada. Proses ini dapat diartikan sebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan atau teori yang telah diperoleh anak. Asimilasi tidak menghasilkan perkembangan atau skemata, melainkan hanya menunjang pertumbuhan skemata.
Ilustrasi tentang asimilasi pada anak dapat disimak berikut ini. Kepada seorang anak diperlihatkan suatu benda yang berbentuk persegi empat sama sisi. Setelah itu diperlihatkan persegi panjang. Asimilasi terjadi apabila anak menjawab persegi panjang adalah persegi empat sama sisi. Persegi panjang diasimilasikan oleh anak dengam persegi empat sama sisi. Jawaban seperti ini terjadi karena bentuk persegi empat sama sisi sudah dikenal anak lebih awal daripada persegi panjang.
Menurut Piaget, jika skema lama tidak tepat untuk mengakomodasi peristiwa baru, maka anak seperti layaknya seorang ilmuwan yang baik akan memodifikasi skema dan memperluas teorinya tentang dunia. Piaget menyebut proses revisi skema ini sebagai akomodasi. (Piaget & Inhelder, 1969 dalam Rita L. Atkinson, tt : 145).
Akomodasi merupakan proses yang terjadi apabila berhadapan dengan stimulus baru. Anak mencoba mengasimilasikan stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak ada skema yang cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakan skema baru atau mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulus tersebut. Akomodasi dapat dikatakan sebagai proses pembentukan skema baru atau perubahan skema yang telah ada, seperti contoh di atas dimana persegi empat dilihat sebagaimana adanya persegi empat.
Asimilasi dan akomodasi berlangsung terus sepanjang hidup. Jika anak selalu mengasimilasi stimulus tanpa pernah mengakomodasikan, ada kecenderungan ia memiliki skema yang sangat besar, sehingga ia tidak mampu mendeteksi perbedaanperbedaan diantara stimulus yang mirip. Sebaliknya jika anak selalu mengakomodasi stimulus dan tidak pernah mengasimilasikannya, ada kecenderungan ia tidak pernah dapat mendeteksi persamaan dari stimulus untuk membuat generalisasi. Oleh karenanya harus terjadi keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi yang disebut sebagai equlibrium.
Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu
berlangsung secara terus menerus dan mengikuti suatu tahapan perkembangan. Piaget melukiskan urutan perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yang berbeda secara kualitatif yaitu : (1) tahap sensorimotorik, (2) tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkrit dan (4) tahap operasional formal. Dari setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anak akan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya. Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubahubah, tidak menutup kemungkinan adanya percepatan untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih dini di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya.
a. Tahap Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)
Tahap pertama ini dikatakan tahap sensorimotorik karena pada masa ini
terjadi saling keterkaitan yang sangat erat antara aktivitas motorik dengan persepsi pada bayi. Selama masa ini, bayi sibuk menemukan hubungan antara tindakan mereka dengan konsekuensi dari tindakan tersebut. Hal ini terjadi pada usia lahir sampai 2 tahun, mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya. Pada masa ini biasanya keberadaan bayi masih terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi.
Tindakan bayi berawal dari respon refleks, kemudian berkembang
membentuk representasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu orang lain, dan merancang kesadaran baru untuk memecahkan masalah dengan menggabungkan secara mental skema dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah mengubah dirinya dari suatu organisme yang bergantung hampir sepenuhnya kepada refleks dan perlengkapan heriditer lainnya menjadi pribadi yang cakap dalam berfikir simbolik.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor,
intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja. Secara perlahan-lahan melalui pengulangan dan pengalaman konsep, obyek permanen lama-lama terbentuk, anak mampu menemukan kembali obyek yang disembunyikan.
b. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami
pengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan karakteristik esensial dari tahapan ini.
Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam beberapa hal penting.
Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.
Karakteristik lain dari cara berfikir praoperasional yaitu sangat memusat
(centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi dimentional, maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi dan mengabaikan dimensi lainnya. Pada akhirnya juga mengabaikan hubungannya antara dimensi-dimensi ini.
Cara berfikir seperti ini dicontohkan sebagai berikut : sebuah gelas tinggi ramping dan sebuah gelas pendek dan lebar diisi dengan air yang sama banyaknya. Anak ditanya apakah air dalam dua buah gelas tadi sama banyaknya? Anak pada tahap ini kebanyakan menjawab bahwa ada lebih banyak air dalam gelas yang tinggi ramping tadi karena gelas ini lebih tinggi dari yang satunya. Jadi anak belum melihat dua dimensi secara serempak.
Berfikir praoperasional juga tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum
mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan tindakan tersebut sekali lagi secara mental dalam arah yang sebaliknya. Dengan demikian bila situasi A beralih pada situasi B, maka anak hanya memperhatikan situasi A, kemudian B. Ia tidak memperhatikan perpindahan dari A ke B.
c. Tahap Operasional Konkrit (7 – 11 Tahun)
Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahap operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain. Masalah konservasi pada tahap ini sudah dikuasai dengan baik.
Pada sebagian anak mungkin sudah dimiliki kemampuan dalam hal
penalaran, pemecahan masalah dan logika, namun pemikiran mereka masih terbatas pada operasi konkrit. Pada tahap ini anak dapat mengkonservasi kualitas serta dapat mengurutkan dan mengklasifikasikan obyek secara nyata, tetapi mereka belum dapat bernalar mengenai abstraksi dan proposisi hipotesis. Anak masih mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak. Pemahaman terakhir ini baru dicapai pada tahap operasional formal.
d. Operasional Formal ( 11 – 16 tahun)
Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis. Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya.
Perkembangan lain pada tahap ini adalah kemampuannya untuk berfikir secara sistematis, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan secara teratur atau sistematis untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini anak dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi atas suatu peristiwa. Misalnya ketika mengendarai
sebuah mobil dan tiba-tiba mobil mogok, maka anak akan menduga mungkin bensinnya habis, businya atau platinanya rusak dan sebab lain yang memungkinkan memberikan dasar atas pemikiran terjadinya mobil mogok.
Perkembangan kognitif
pada tahapan ini mencapai tingkat perkembangan tertinggi dari tahapan yang dijelaskan Piaget.
Perkembangan kognitif anak taman kanak-kanak berada pada tahap
praoperasional. Pada tahap ini ada sebagian anak yang menguasai berbagai kemampuan secara baik tetapi ada pula sebagian anak yang tidak mampu menguasainya. Ketidakmampuan anak tampak dari sikap anak yang sulit mengerti, lambat dalam mengerjakan sesuatu, atau keliru dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Kondisi ini mengakibatkan anak merasa tidak mampu, tidak percaya diri, merasa diri berbeda dengan anak yang lain sehingga anak menarik diri dari lingkungan, dan memandang dirinya tidak memiliki kemampuan apa-apa.
3. Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di dalam hubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupannya yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya.
Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarganya turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.
Perilaku yang ditunjukkan anak dapat berbeda tergantung dengan siapa anak berhadapan. Johnson (1975 : 82) mengungkapkan bahwa anak berperilaku dalam
suatu kelompok berbeda dengan perilakunya dalam kelompok lain. Perilaku anak dalam kelompok juga berbeda dengan pada waktu anak sendirian.
Menurut Johnson, kehadiran orang lain dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap-tiap anak. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: persepsi anak yang menjadi anggota kelompok, lingkungan tempat terjadinya interaksi dan pola kepemimpinan yang berlaku.
Dini P. Daeng S (1996: 114) mengungkapkan bahwa ada delapan faktor yang berpengaruh pada kemampuan bersosialisasi anak, yaitu :
a) Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang.
b) Banyak dan bervariasinya pengalaman dalam bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
c) Adanya minat dan motivasi untuk bergaul
d) Banyaknya pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh melalui pergaulan dan aktivitas sosialnya.
e) Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi “model” bagi anak.
f) Adanya bimbingan dan pengajaran yang secara sengaja diberikan oleh orang yang dapat dijadikan “model” bergaul yang baik bagi anak.
g) Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.
h) Adanya kemampuan berkomunikasi yang dapat membicarakan topik yang dapat dimengerti dan menarik bagi orang lain yang menjadi lawan bicaranya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978 : 228) untuk menjadi orang yang mampu bersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah :
a) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.http://www.blogger.com/img/blank.gif
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat besosialisasi anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilakunya dengan patokan yang dapat diterima.
b) Memainkan peran sosial yang dapat diterima.
Setiap kelompok sosial mempuyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta ada pula peran yang telah disetujui bersama bagi guru dan murid. Anak dituntut untuk mampu memainkan peran-peran sosial yang diterimanya.
sumber here
1. Fisik-motorik
Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama, ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan secara cepat, tetapi ada pula yang mengalami keterlambatan. Pada masa kanak-kanak, pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang, tetapi secara bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang. Ukuran kepalanya masih tetap besar jika dibandingkan dengan tubuhnya, namun pada akhir masa kanak-kanak ukuran kepalanya tidak lagi terlalu besar jika dibandingkan dengan tubuhnya.
Selain berubahnya berat dan tinggi badan, anak juga mengalami perubahan fisik secara proporsional. Pada masa kanak-kanak, anak mengalami perubahan fisik menuju proporsi tubuh yang lebih serasi, walaupun tidak seluruh bagian tubuh dapat mencapai proporsi kematangan dalam waktu yang bersamaan.
Perubahan proporsi tubuh mempunyai irama pertumbuhan sendiri, ada yang tumbuh cepat dan ada pula yang lambat, namun semuanya akan mencapai taraf kematangan ukuran tepat pada saatnya.
Pola perubahan yang cenderung berbeda pada setiap anak menyebabkan pertumbuhan fisik anak-anak tampak berbeda satu sama lain. Misalnya ada beberapa anak yang memiliki kepala terlihat seperti lebih besar dari badannya, sedangkan yang lain justru seolah-olah mempunyai kepala yang terlalu kecil, ada tungkai kakinya yang panjang, tapi ada pula yang pendek. Perubahan fisik dan perubahan proporsi tubuh anak yang terjadi pada masa pertumbuhan, akan mempengaruhi bagaimana anak ini memandang dirinya dan bagaimana dia memandang orang lain. Hal ini akan tercermin dari pola penyesuaian diri anak. Seorang anak misalnya, yang terlalu gemuk akan mulai menyadari bahwa dia tidak dapat mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman sebayanya, karena setiap aturan permainan tidak dapat dipatuhinya atau karena secara fisik anak selalu kalah dalam permainan. Di pihak lain, temantemannya akan menganggap anak gemuk itu terlalu lamban dan tidak perlu diajak bermain lagi. Kondisi ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan tidak disenangi teman-temannya, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan konsepdirinya, pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses
perkembangan motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan
pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi. Sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya. Gerakanyang banyak menggunakan otot-otot kasar disebut motorik kasar (gross motor) yang digunakan untuk melakukan aktivitas berlari, memanjat, melompat atau melempar.
Sementara gerak yang menggunakan otot-otot halus yang disebut motorik halus (fine motor) cenderung hanya digunakan untuk aktivitas menggambar, meronce, menggunting, menempel atau melipat.
Berbagai kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik. Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. karena keterampilan motorik ini memiliki dua fungsi, pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, dan kedua, untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Untuk mencapai kemandirian, anak harus mempu mempelajari dan menguasai keterampilan motorik yang memungkinkan anak mampu melakukan segala sesuatu bagi dirinya sendiri. Keterampilan ini meliputi keterampilan makan, memakai baju, mandi, dan merawat diri sendiri.
Untuk mendapatkan penerimaan sosial, anak dituntut untuk mampu melakukan berbagai keterampilan seperti membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah, menguasai keterampilan-keterampilan sekolah seperti menggambar, melukis, menari, meronce atau anak juga mampu melakukan ketermpilan yang berkaitan dengan aktivitas bermain bola, memanjat atau melempar.
Berbagai keterampilan motorik di atas, selayaknya dikuasai anak pada masa kanak-kanak, karena pada diri anak akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Sebaliknya bila anak tidak mampu menguasai keterampilan motorik tersebut, anak cenderung akan merasa putus asa, tidak percaya diri, merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa yang pada akhirnya dapat terbentuk penyesuaian sosial dan pribadi yang buruk.
2. Intelektual
Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak. Intelektual sering kali disinonimkan dengan kognitif, karena proses intelektual banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan bagaimana anak menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu persoalan.
Dalam kehidupannya mungkin saja anak akan dihadapkan kepada persoalanpersoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak taman kanak-kanak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Seringkali anak melakukan upaya mencoba-coba (trial and error) untuk
menyelesaikan suatu persoalan. Misalnya Lina anak berusia 5 tahun ingin mengambil mainan yang terletak di atas lemari. Lina mencoba mengambil dengan tangannya, tapi tidak berhasil. Lina mencoba lagi dengan mengacungkan tangan sambil melompatlompat, tapi juga tidak berhasil. Lina kemudian mengambil kursi, mendekatkan kursi tersebut pada lemari dan Lina naik ke atas kursi itu untuk mengambil mainannya, dan ternyata berhasil. Dari contoh perilaku Lina ini, dapat difahami bahwa anak kadangkala mencoba sesuatu untuk menyelesaikan persoalannya, Lina dalam kasus di atas menggunakan kemampuan berfikirnya.
Menurut Vygotsky, kemampuan kognitif anak terbagi atas kemampuan
memperhatikan, mengamati, mengingat dan berfikir konvergen. Kemampuan memperhatikan pada anak diawali dengan keberfungsian panca indera anak. Anak memperhatikan sesuatu obyek yang nyata dengan menggunakan mata dan telinganya.
Misalnya perhatian anak terfokus pada kucing yang ada di halaman rumahnya. Anak melihat bagaimana bentuk dan gerak-gerik kucing dan bagaimana bunyi suara kucing tersebut. Kemampuan mengamati lebih mendalam dari kemampuan memperhatikan.
Dalam mengembangkan kemampuan ini anak menggunakan seluruh panca inderanya, dan obyeknya hadir dihadapan anak. Misal, seorang anak ingin mengetahui tentang suatu makanan. Dengan panca inderanya anak memperhatikan bentuk makanan, dicium (dibaui), dipegang/diraba dan mungkin dimakannya. Dari proses memperhatikan dan mengamati terjadi banjir informasi/pengetahuan pada diri anak.
Informasi-informasi itu anak simpan dalam otak/memorinya sebagai suatu pengetahuan yang dimiliki.
Kemampuan mengingat pada anak merupakan suatu aktivitas kognitif dimana anak menyadari bahwa pengetahuan itu berasal dari kesan-kesan atau pengalaman yang diperoleh pada masa lampau. Dalam proses mengingat, anak berhubungan dengan berbagai informasi/pengetahuan yang sudah dimilikinya dan secara langsung anak tidak berhadapan dengan obyeknya. Misalnya anak diminta untuk menyebutkan bagaimana bentuk dan rasanya buah pisang. Ketika anak dihadapkan pada persoalan itu maka anak akan mencoba mengingat atau mengeluarkan informasi/pengetahuan dalam memorinya tentang bentuk dan rasa buah pisang. Bila sebelumnya anak tidak tahu atau tidak mendapatkan informasi/pengetahuan tentang buah pisang maka anak tidak dapat menjawab persoalan yang diberikan padanya. Sebaliknya bila anak sudah memiliki informasi/pengetahuan tentang buah pisang, maka anak dapat menyelesaikan persoalan.
Kemampuan berfikir konvergen merupakan kemampuan yang menggunakan informasi yang telah diperoleh dan disimpan untuk menemukan satu jawaban yang benar. Pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili dengan kesadaran, artinya tidak secara langsung berhadapan dengan obyek secara fisik seperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat, meraba atau mendengar.
Persoalan tentang bentuk dan rasa buah pisang yang dikemukakan di atas akan dapat dijawab anak dengan benar bilamana anak sudah memiliki informasi /pengetahuan tentang buah pisang secara benar pula. Kemampuan berfikir konvergen lebih terarah untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan satu jawaban yang benar/tepat.
Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir. Kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yang perlu dikembangkan.
Perkembangan struktur kognitif berlangsung menurut urutan yang sama bagi semua anak. Setiap anak akan mengalami dan melewati setiap tahapan itu, sekalipun kecepatan perkembangan dari tahapan-tahapan tersebut dilewati secara relatif dan ditentukan oleh banyak faktor seperti : kematangan psikis, struktur syaraf, dan lamanya pengalaman yang dilewati pada setiap tahapan perkembangan. Mekanisme utama yang memungkinkan anak maju dari satu tahap pemungsian kognitif ke tahap berikutnya oleh Piaget disebut asimilasi, akomodasi dan ekuilibrium.
Piaget sebagai tokoh Psikologi Kognitif, memandang anak sebagai partisipan aktif di dalam proses perkembangan. Piaget menyakini bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban dalam upaya melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi. Misalnya anak ingin tahu apa yang terjadi bila anak mendorong piring keluar dari meja. Hasil dari eksperimen miniatur anak menyebabkan anak menyusun “teori”. Piaget menyebutnya teori itu sebagai “skema” (bila jamak disebut skemata) tentang bagaimana dunia fisik dan sosial beroperasi.
Anak membangun skema berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Saat anak menemukan benda atau peristiwa baru, anak berupaya untuk memahaminya berdasarkan skema yang telah dimilikinya. Piaget menyebut hal itu sebagai proses asimilasi.
Asimilasi merupakan proses dimana stimulus baru dari lingkungan
diintegrasikan pada skema yang telah ada. Proses ini dapat diartikan sebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan atau teori yang telah diperoleh anak. Asimilasi tidak menghasilkan perkembangan atau skemata, melainkan hanya menunjang pertumbuhan skemata.
Ilustrasi tentang asimilasi pada anak dapat disimak berikut ini. Kepada seorang anak diperlihatkan suatu benda yang berbentuk persegi empat sama sisi. Setelah itu diperlihatkan persegi panjang. Asimilasi terjadi apabila anak menjawab persegi panjang adalah persegi empat sama sisi. Persegi panjang diasimilasikan oleh anak dengam persegi empat sama sisi. Jawaban seperti ini terjadi karena bentuk persegi empat sama sisi sudah dikenal anak lebih awal daripada persegi panjang.
Menurut Piaget, jika skema lama tidak tepat untuk mengakomodasi peristiwa baru, maka anak seperti layaknya seorang ilmuwan yang baik akan memodifikasi skema dan memperluas teorinya tentang dunia. Piaget menyebut proses revisi skema ini sebagai akomodasi. (Piaget & Inhelder, 1969 dalam Rita L. Atkinson, tt : 145).
Akomodasi merupakan proses yang terjadi apabila berhadapan dengan stimulus baru. Anak mencoba mengasimilasikan stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak ada skema yang cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakan skema baru atau mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulus tersebut. Akomodasi dapat dikatakan sebagai proses pembentukan skema baru atau perubahan skema yang telah ada, seperti contoh di atas dimana persegi empat dilihat sebagaimana adanya persegi empat.
Asimilasi dan akomodasi berlangsung terus sepanjang hidup. Jika anak selalu mengasimilasi stimulus tanpa pernah mengakomodasikan, ada kecenderungan ia memiliki skema yang sangat besar, sehingga ia tidak mampu mendeteksi perbedaanperbedaan diantara stimulus yang mirip. Sebaliknya jika anak selalu mengakomodasi stimulus dan tidak pernah mengasimilasikannya, ada kecenderungan ia tidak pernah dapat mendeteksi persamaan dari stimulus untuk membuat generalisasi. Oleh karenanya harus terjadi keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi yang disebut sebagai equlibrium.
Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu
berlangsung secara terus menerus dan mengikuti suatu tahapan perkembangan. Piaget melukiskan urutan perkembangan kognitif ke dalam empat tahap yang berbeda secara kualitatif yaitu : (1) tahap sensorimotorik, (2) tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkrit dan (4) tahap operasional formal. Dari setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anak akan melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karena masing-masing tahapan berasal dari pencapaian tahap sebelumnya. Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubahubah, tidak menutup kemungkinan adanya percepatan untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih dini di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya.
a. Tahap Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)
Tahap pertama ini dikatakan tahap sensorimotorik karena pada masa ini
terjadi saling keterkaitan yang sangat erat antara aktivitas motorik dengan persepsi pada bayi. Selama masa ini, bayi sibuk menemukan hubungan antara tindakan mereka dengan konsekuensi dari tindakan tersebut. Hal ini terjadi pada usia lahir sampai 2 tahun, mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya. Pada masa ini biasanya keberadaan bayi masih terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi.
Tindakan bayi berawal dari respon refleks, kemudian berkembang
membentuk representasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu orang lain, dan merancang kesadaran baru untuk memecahkan masalah dengan menggabungkan secara mental skema dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah mengubah dirinya dari suatu organisme yang bergantung hampir sepenuhnya kepada refleks dan perlengkapan heriditer lainnya menjadi pribadi yang cakap dalam berfikir simbolik.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor,
intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja. Secara perlahan-lahan melalui pengulangan dan pengalaman konsep, obyek permanen lama-lama terbentuk, anak mampu menemukan kembali obyek yang disembunyikan.
b. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)
Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami
pengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol merupakan karakteristik esensial dari tahapan ini.
Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam beberapa hal penting.
Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.
Karakteristik lain dari cara berfikir praoperasional yaitu sangat memusat
(centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi dimentional, maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi dan mengabaikan dimensi lainnya. Pada akhirnya juga mengabaikan hubungannya antara dimensi-dimensi ini.
Cara berfikir seperti ini dicontohkan sebagai berikut : sebuah gelas tinggi ramping dan sebuah gelas pendek dan lebar diisi dengan air yang sama banyaknya. Anak ditanya apakah air dalam dua buah gelas tadi sama banyaknya? Anak pada tahap ini kebanyakan menjawab bahwa ada lebih banyak air dalam gelas yang tinggi ramping tadi karena gelas ini lebih tinggi dari yang satunya. Jadi anak belum melihat dua dimensi secara serempak.
Berfikir praoperasional juga tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum
mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan tindakan tersebut sekali lagi secara mental dalam arah yang sebaliknya. Dengan demikian bila situasi A beralih pada situasi B, maka anak hanya memperhatikan situasi A, kemudian B. Ia tidak memperhatikan perpindahan dari A ke B.
c. Tahap Operasional Konkrit (7 – 11 Tahun)
Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada tahap operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain. Masalah konservasi pada tahap ini sudah dikuasai dengan baik.
Pada sebagian anak mungkin sudah dimiliki kemampuan dalam hal
penalaran, pemecahan masalah dan logika, namun pemikiran mereka masih terbatas pada operasi konkrit. Pada tahap ini anak dapat mengkonservasi kualitas serta dapat mengurutkan dan mengklasifikasikan obyek secara nyata, tetapi mereka belum dapat bernalar mengenai abstraksi dan proposisi hipotesis. Anak masih mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak. Pemahaman terakhir ini baru dicapai pada tahap operasional formal.
d. Operasional Formal ( 11 – 16 tahun)
Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis. Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya.
Perkembangan lain pada tahap ini adalah kemampuannya untuk berfikir secara sistematis, dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan secara teratur atau sistematis untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini anak dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi atas suatu peristiwa. Misalnya ketika mengendarai
sebuah mobil dan tiba-tiba mobil mogok, maka anak akan menduga mungkin bensinnya habis, businya atau platinanya rusak dan sebab lain yang memungkinkan memberikan dasar atas pemikiran terjadinya mobil mogok.
Perkembangan kognitif
pada tahapan ini mencapai tingkat perkembangan tertinggi dari tahapan yang dijelaskan Piaget.
Perkembangan kognitif anak taman kanak-kanak berada pada tahap
praoperasional. Pada tahap ini ada sebagian anak yang menguasai berbagai kemampuan secara baik tetapi ada pula sebagian anak yang tidak mampu menguasainya. Ketidakmampuan anak tampak dari sikap anak yang sulit mengerti, lambat dalam mengerjakan sesuatu, atau keliru dalam menyelesaikan suatu persoalan.
Kondisi ini mengakibatkan anak merasa tidak mampu, tidak percaya diri, merasa diri berbeda dengan anak yang lain sehingga anak menarik diri dari lingkungan, dan memandang dirinya tidak memiliki kemampuan apa-apa.
3. Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di dalam hubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupannya yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya.
Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarganya turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.
Perilaku yang ditunjukkan anak dapat berbeda tergantung dengan siapa anak berhadapan. Johnson (1975 : 82) mengungkapkan bahwa anak berperilaku dalam
suatu kelompok berbeda dengan perilakunya dalam kelompok lain. Perilaku anak dalam kelompok juga berbeda dengan pada waktu anak sendirian.
Menurut Johnson, kehadiran orang lain dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap-tiap anak. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: persepsi anak yang menjadi anggota kelompok, lingkungan tempat terjadinya interaksi dan pola kepemimpinan yang berlaku.
Dini P. Daeng S (1996: 114) mengungkapkan bahwa ada delapan faktor yang berpengaruh pada kemampuan bersosialisasi anak, yaitu :
a) Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang.
b) Banyak dan bervariasinya pengalaman dalam bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
c) Adanya minat dan motivasi untuk bergaul
d) Banyaknya pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh melalui pergaulan dan aktivitas sosialnya.
e) Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi “model” bagi anak.
f) Adanya bimbingan dan pengajaran yang secara sengaja diberikan oleh orang yang dapat dijadikan “model” bergaul yang baik bagi anak.
g) Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.
h) Adanya kemampuan berkomunikasi yang dapat membicarakan topik yang dapat dimengerti dan menarik bagi orang lain yang menjadi lawan bicaranya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978 : 228) untuk menjadi orang yang mampu bersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah :
a) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.http://www.blogger.com/img/blank.gif
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat besosialisasi anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilakunya dengan patokan yang dapat diterima.
b) Memainkan peran sosial yang dapat diterima.
Setiap kelompok sosial mempuyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta ada pula peran yang telah disetujui bersama bagi guru dan murid. Anak dituntut untuk mampu memainkan peran-peran sosial yang diterimanya.
sumber here
Cara Mengetahui Madu Asli
Terkait postingan tentang khasiat dibalik madu, maka kali ini saya akan memberikan sedikit tips tentang pemilihan madu. Supaya kita tidak terkecoh dalam membeli madu. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengetahui asli atau tidaknya. Saya juga pernah mempraktekan dengan cara ini.
Semoga tips mengetahui madu asli di atas bisa bermanfaat, sehingga kita bisa merasakan manfaat madu.
Masukkan 1 sdm madu ke dalam air hangat. Bila madu bercampur dengan air, itu menandakan bahwa madunya palsu.
Kocoklah madu dalam botol kemasannya. Madu asli biasanya setelah dikocok akan mengeluarkan buih, sedangkan madu palsu tidak. Madu asli ahttp://www.blogger.com/img/blank.gifkan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka, maka akan terdengar suara letupan kecil. Oleh karena itu, jangan menyimpan madu di botol itu dalam keadaan penuh. Bisa-bisa tutupnya lepas. Dulu saya pernah nyimpan madu di botol minuman plastik dalam keadaan penuh dan ternyata tutupnya lepas.
Masukkan madu di lemari es. Madu asli tidak akan menggumpal walau disimpan dalam waktu lama, sedangkan madu palsu akan menggumpal.
Teteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu biasanya akan lebih mudah diserap oleh kertas karena kadar air yang dikandungnya lebih tinggi dibanding madu asli.
Rasa madu asli selain manis, ada rasa asem-asem dikit dan clekit-clekit di mulut.
sumber here
Semoga tips mengetahui madu asli di atas bisa bermanfaat, sehingga kita bisa merasakan manfaat madu.
Masukkan 1 sdm madu ke dalam air hangat. Bila madu bercampur dengan air, itu menandakan bahwa madunya palsu.
Kocoklah madu dalam botol kemasannya. Madu asli biasanya setelah dikocok akan mengeluarkan buih, sedangkan madu palsu tidak. Madu asli ahttp://www.blogger.com/img/blank.gifkan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka, maka akan terdengar suara letupan kecil. Oleh karena itu, jangan menyimpan madu di botol itu dalam keadaan penuh. Bisa-bisa tutupnya lepas. Dulu saya pernah nyimpan madu di botol minuman plastik dalam keadaan penuh dan ternyata tutupnya lepas.
Masukkan madu di lemari es. Madu asli tidak akan menggumpal walau disimpan dalam waktu lama, sedangkan madu palsu akan menggumpal.
Teteskan madu pada selembar kertas. Madu palsu biasanya akan lebih mudah diserap oleh kertas karena kadar air yang dikandungnya lebih tinggi dibanding madu asli.
Rasa madu asli selain manis, ada rasa asem-asem dikit dan clekit-clekit di mulut.
sumber here
CONTOH SOAL BERDASARKAN JENJANG KEMAMPUAN C1 SAMPAI C6
1. CONTOH Soal Pengetahuan C1
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, penyair yang banyak menulis puisi kontemporer adalah ….
A. W.S. Rendra
B. Ramadhan K.H
C. Sutarji Calzoum Bachri
D. Putu Wijaya
2. CONTOH SOAL Pemahaman (C 2)
Perbedaan prosa, puisi, dan drama dalam kesusastraan Indonesia didasarkan atas….
A. bahasa yang digunakan
B. pengembangan plot dan struktur cerita
C. perwujudan lahiriah sebuah karya sastra
D. banyaknya tokoh dalam cerita
3. CONTOH SOAL Aplikasi (C3)
a. Untuk mendapatkan luas penampang tabung 28,26 cm2, berapakah seharusnya jari-jari tabung tersebut ?
A.2 cm
B. 3 cm
C. 4 cm
D.5 cm
b. Pak Udin ingin mengetahui keterampilan siswanya dalam menggunakan mikroskop. Untuk kepentingan tersebut pak Udin telah menentukan 7 indikator. Dari 7 indikator tersebut kemudian dibuat 7 buah pertanyaan dalam bentuk skala rating. Setiap pertanyaan mempunyai 5 skala. Jika dari hasil pengukuran Ani memperoleh skor 20, berapa persenkah nilai yang diperoleh Ani ?
A. 20 %
B. 25 %
C. 57%
D. 71,4%
4. CONTOH SOAL Abalisis (C4)
Pak Adi menginginkan para siswanya dapat membuat karangan tentang bahaya rekayasa genetika dalam 5000 kata. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin dikemabangkan oleh pak Adi adalah ….
A. penerapan
B. analisis
C. sintesis
D. evaluasI
5. CONTOH SOAL Sintesis (C5)
a. Gambar persamaan Y = kx akan selalu berbentuk ….
A. parabola
B. lurus
C. plantean
D. asintosis
b. Hasan mendengarkan dengan tekun ” Acara Pembinaan Bahasa Indonesia ” melalui TV. Sebentar-sebentar ia mencatat, kemudian cepat beralih dan memperhatikan kembali kepada pembicara. Hasan tidak beranjak dari kursinya sebelum acara tersebut selesai. Berdasarkan contoh tersebut, Hasan memiliki unsur-unsur, misalnya, konsentrasi penuh, bertujuan, berminat, siap secara fisik dan mental. Unsur-unsur tersebut termasuk bagian dari …
A. pembicara
B. pembicaraan
C. penyimak
D. situasi
6. CONTOH SOAL Evaluasi (C6)
a. Suatu pabrik menyatakan bahwa lembaran alumunium yang diproduksi mempunyai tebal 0,04 cm. Setelah diambil sampel secara acak sebanyak 100, diperoleh tebal rata-rata lembaran 0,0408 cm, dengan standar deviasi 0,004 cm. Dari sampel ini dengan = 0,10 dapat diambil kesimpulan bahwa….http://www.blogger.com/img/blank.gif
A. pertanyaan pabrik ditolak
B. pertanyaan pabrik tidak ditolak
C. tidak dapat diambil kesimpulan
D. jika = 0,20, maka pertanyaan pabrik tidak di tolak
b. ………Satelit cuaca akan memberikan informasi lebih baik kalau….
A. mengorbit tidak jauh dari bumi
B. mengorbit paling jauh dari bumi
C. menerapkan informasi dengan jangkauan lebih luas
D. merupakan satelit geostasioner
sumber here
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, penyair yang banyak menulis puisi kontemporer adalah ….
A. W.S. Rendra
B. Ramadhan K.H
C. Sutarji Calzoum Bachri
D. Putu Wijaya
2. CONTOH SOAL Pemahaman (C 2)
Perbedaan prosa, puisi, dan drama dalam kesusastraan Indonesia didasarkan atas….
A. bahasa yang digunakan
B. pengembangan plot dan struktur cerita
C. perwujudan lahiriah sebuah karya sastra
D. banyaknya tokoh dalam cerita
3. CONTOH SOAL Aplikasi (C3)
a. Untuk mendapatkan luas penampang tabung 28,26 cm2, berapakah seharusnya jari-jari tabung tersebut ?
A.2 cm
B. 3 cm
C. 4 cm
D.5 cm
b. Pak Udin ingin mengetahui keterampilan siswanya dalam menggunakan mikroskop. Untuk kepentingan tersebut pak Udin telah menentukan 7 indikator. Dari 7 indikator tersebut kemudian dibuat 7 buah pertanyaan dalam bentuk skala rating. Setiap pertanyaan mempunyai 5 skala. Jika dari hasil pengukuran Ani memperoleh skor 20, berapa persenkah nilai yang diperoleh Ani ?
A. 20 %
B. 25 %
C. 57%
D. 71,4%
4. CONTOH SOAL Abalisis (C4)
Pak Adi menginginkan para siswanya dapat membuat karangan tentang bahaya rekayasa genetika dalam 5000 kata. Jenjang kemampuan berpikir yang ingin dikemabangkan oleh pak Adi adalah ….
A. penerapan
B. analisis
C. sintesis
D. evaluasI
5. CONTOH SOAL Sintesis (C5)
a. Gambar persamaan Y = kx akan selalu berbentuk ….
A. parabola
B. lurus
C. plantean
D. asintosis
b. Hasan mendengarkan dengan tekun ” Acara Pembinaan Bahasa Indonesia ” melalui TV. Sebentar-sebentar ia mencatat, kemudian cepat beralih dan memperhatikan kembali kepada pembicara. Hasan tidak beranjak dari kursinya sebelum acara tersebut selesai. Berdasarkan contoh tersebut, Hasan memiliki unsur-unsur, misalnya, konsentrasi penuh, bertujuan, berminat, siap secara fisik dan mental. Unsur-unsur tersebut termasuk bagian dari …
A. pembicara
B. pembicaraan
C. penyimak
D. situasi
6. CONTOH SOAL Evaluasi (C6)
a. Suatu pabrik menyatakan bahwa lembaran alumunium yang diproduksi mempunyai tebal 0,04 cm. Setelah diambil sampel secara acak sebanyak 100, diperoleh tebal rata-rata lembaran 0,0408 cm, dengan standar deviasi 0,004 cm. Dari sampel ini dengan = 0,10 dapat diambil kesimpulan bahwa….http://www.blogger.com/img/blank.gif
A. pertanyaan pabrik ditolak
B. pertanyaan pabrik tidak ditolak
C. tidak dapat diambil kesimpulan
D. jika = 0,20, maka pertanyaan pabrik tidak di tolak
b. ………Satelit cuaca akan memberikan informasi lebih baik kalau….
A. mengorbit tidak jauh dari bumi
B. mengorbit paling jauh dari bumi
C. menerapkan informasi dengan jangkauan lebih luas
D. merupakan satelit geostasioner
sumber here
Contoh Soal Berdasarkan Tingkatan C1- C6
Inget waktu kuliah dulu tentang mata kuliah penilaian kimia yang diajar oleh bpk. prayit. Dimana saya diberi tugas untuk membuat contoh soal-soal berdasarkan jenjang kemampuan c1 samapai c6. Berikut ini ada beberapa contoh soal yang dimaksud. Contoh soalnya terkait sama pelajaran kimia ya...
Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa.
Simbol unsur perak, tembaga, dan emas secara berturut-turut adalah.....
a. Ag, Cu, dan Au
b. Fe, Cu, dan Au
c. Sn, Ag, dan Cu
d. Pd, Ag, dan Cu
Peristiwa berikut yang termasuk perubahan kimia adalah.....
a. air mendidih menjadi uap air
b. gula larut dalam air panas
c. kertas dibakar menjadi abu
d. lilin meleleh karena dinyalakan
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Jumlah atom N yang terdapat pada molekul (NH4)2SO4 sebanyak.....
a. 1
b. 2
c. 4
d. 6
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau metode yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.
Jika diketahui massa atom relatif Na=23, S=32, H=1, dan O=16 maka massa molekul relatif Na2S4.5H2O adalah.....
a. 19
b. 142
c. 232
d. 264
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
Dalam wadah 5 liter dimasukkan 4 mol SO3 yang terurai menurut reaksi:
2 SO3(g) <---> 2 SO2(g) + O2(g)
Jika pada saat kesetimbangan tercapai masih ada 1 mol SO3. Berapakah tetapan kesetimbangannya.....
a. 2,7
b. 5,4
c. 13,5
d. 27
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Sebanyak 1 liter larutan CrCl3 1M dielektrolisis dengan arus 6 A. Waktu yang diperlukan untuk mengendapkan semua logam kromium adalah.....(Ar Cr= 52, F=96500 C mol -1)
a. 289500 detik
b. 96500 detik
c. 48250 detik
d. 32167 detik
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya memilih rumusan yang didukung oleh data.
Jika diketahui potensial elektroda standar dari:
Ag+ (aq) + e ---> Ag(s) εo = +0,80 volt
http://www.blogger.com/img/blank.gif
In3+ (aq) + 3e ---> In(s) εo = -0,34 volt
Mg2+ (aq) + 2e ---> Mg(s) εo = -2,37 volt
Mn2+ (aq) + 2e ---> Mn(s) εo = -1,20 volt
Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14 volt adalah.....
a. Ag I Ag+ II Mn2+ I Mn
b. In I In3+ II Ag+ I Ag
c. Mn I Mn2+ II Mg2+ I Mg
d. Ag I Ag+ II In3+ I In
sumber here
Semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Contoh soal Hafalan/Ingatan (Recall) C1
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa.
Simbol unsur perak, tembaga, dan emas secara berturut-turut adalah.....
a. Ag, Cu, dan Au
b. Fe, Cu, dan Au
c. Sn, Ag, dan Cu
d. Pd, Ag, dan Cu
Peristiwa berikut yang termasuk perubahan kimia adalah.....
a. air mendidih menjadi uap air
b. gula larut dalam air panas
c. kertas dibakar menjadi abu
d. lilin meleleh karena dinyalakan
Contoh soal Pemahaman (Comprehension) C2
Pada jenjang ini siswa diharapkan kemampuannya untuk mengerti makna dari informasi yang diperoleh baik berupa fakta, konsep, dan prinsip.
Jumlah atom N yang terdapat pada molekul (NH4)2SO4 sebanyak.....
a. 1
b. 2
c. 4
d. 6
Contoh soal Penerapan (Application) C3
Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, atau metode yang telah diketahuinya dalam situasi baru atau situasi kongkrit.
Jika diketahui massa atom relatif Na=23, S=32, H=1, dan O=16 maka massa molekul relatif Na2S4.5H2O adalah.....
a. 19
b. 142
c. 232
d. 264
Contoh soal Analisis (Analysis) C4
Yang dimaksud jenjang analisis adalah kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya, sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas.
Dalam wadah 5 liter dimasukkan 4 mol SO3 yang terurai menurut reaksi:
2 SO3(g) <---> 2 SO2(g) + O2(g)
Jika pada saat kesetimbangan tercapai masih ada 1 mol SO3. Berapakah tetapan kesetimbangannya.....
a. 2,7
b. 5,4
c. 13,5
d. 27
Contoh soal Sintesis (Synthesis) C5
Yang dimaksud jenjang sintesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk di dalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, karya tulis (laporan, artikel), menyusun cara baru untuk mengklarifikasikan obyek, peristiwa, dan informasi-informasi lainnya.
Sebanyak 1 liter larutan CrCl3 1M dielektrolisis dengan arus 6 A. Waktu yang diperlukan untuk mengendapkan semua logam kromium adalah.....(Ar Cr= 52, F=96500 C mol -1)
a. 289500 detik
b. 96500 detik
c. 48250 detik
d. 32167 detik
Contoh soal Evaluasi (Evaluation) C6
Yang dimaksud jenjang evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Misalnya memilih rumusan yang didukung oleh data.
Jika diketahui potensial elektroda standar dari:
Ag+ (aq) + e ---> Ag(s) εo = +0,80 volt
http://www.blogger.com/img/blank.gif
In3+ (aq) + 3e ---> In(s) εo = -0,34 volt
Mg2+ (aq) + 2e ---> Mg(s) εo = -2,37 volt
Mn2+ (aq) + 2e ---> Mn(s) εo = -1,20 volt
Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14 volt adalah.....
a. Ag I Ag+ II Mn2+ I Mn
b. In I In3+ II Ag+ I Ag
c. Mn I Mn2+ II Mg2+ I Mg
d. Ag I Ag+ II In3+ I In
sumber here
Saturday, May 14, 2011
RESEP – PIZZA
Kulit :
1/4 sdt ragi instan
1/2 sdt gula pasir
150 gr tepung terigu
1 sdt garam
1 sdm minyak goreng
75 cc air hangat
Isi :
1 sdm margarin
2 siung bawang putih, cincang
75 gr bawang bombay, cincang
25 gr paprika, iris 1 x 1 cm
450 gr tomat, seduh air mendidih, kupas, blender
1 sdm pasta tomat
1/2 sdt oregano
1/2 sdt basil
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
Taburan :
25 gr keju cheddar parut
100 gr ikan tuna kalengan, hancurkan kasar
5 buah jamur kancing, iris
2 sdm keju parmesan
Cara Membuat :
1. Kulit : Campur ragi, gula, tepung terigu, dan garam. Aduk,
tuangi minyak goreng di bagian tengah, aduk dengan jari sambil tuangi
air sedikit demi sedikit.
2. Uleni sampai adonan tidak melekat di tangan. Tutup dengan
plastik, sisihkan hingga mengembang (* 30 menit).
3. Isi : Panaskan margarin, tumis bawang putih dan bawang bombay,
masukkan paprika. Aduk sebentar, lalu masukkan pure tomat, pasta tomat,
oregano, basil, gula, garam, dan merica. Masak hingga adonan kental,
angkat.
4. Siapkan loyang pizza diameter 24 cm. Panaskan oven pada suhu 180 C. Setelah adonan kulit mengembang, gilas setebal 3-4 mm. Taruh di atas loyang pizza. Tekan-tekan agar bagian pinggirnya agak menebal.
5. Oles permukaannya dengan bahan isi. Taburkan ikan tuna,
irisan jamur dan keju cheddar. Ratakan, lalu taburi dengan keju parmesan. Panggang dalam oven 15-20 menit.
1/4 sdt ragi instan
1/2 sdt gula pasir
150 gr tepung terigu
1 sdt garam
1 sdm minyak goreng
75 cc air hangat
Isi :
1 sdm margarin
2 siung bawang putih, cincang
75 gr bawang bombay, cincang
25 gr paprika, iris 1 x 1 cm
450 gr tomat, seduh air mendidih, kupas, blender
1 sdm pasta tomat
1/2 sdt oregano
1/2 sdt basil
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
1/2 sdt merica bubuk
Taburan :
25 gr keju cheddar parut
100 gr ikan tuna kalengan, hancurkan kasar
5 buah jamur kancing, iris
2 sdm keju parmesan
Cara Membuat :
1. Kulit : Campur ragi, gula, tepung terigu, dan garam. Aduk,
tuangi minyak goreng di bagian tengah, aduk dengan jari sambil tuangi
air sedikit demi sedikit.
2. Uleni sampai adonan tidak melekat di tangan. Tutup dengan
plastik, sisihkan hingga mengembang (* 30 menit).
3. Isi : Panaskan margarin, tumis bawang putih dan bawang bombay,
masukkan paprika. Aduk sebentar, lalu masukkan pure tomat, pasta tomat,
oregano, basil, gula, garam, dan merica. Masak hingga adonan kental,
angkat.
4. Siapkan loyang pizza diameter 24 cm. Panaskan oven pada suhu 180 C. Setelah adonan kulit mengembang, gilas setebal 3-4 mm. Taruh di atas loyang pizza. Tekan-tekan agar bagian pinggirnya agak menebal.
5. Oles permukaannya dengan bahan isi. Taburkan ikan tuna,
irisan jamur dan keju cheddar. Ratakan, lalu taburi dengan keju parmesan. Panggang dalam oven 15-20 menit.
Resep Pizza
Bikin Pizza susah? Eh ternyata enggak lo, gampaang banget! Resep pizza ini aku dapet waktu ada demo bikin Pizza oleh Senaz di acara masak-memasaknya deGromiest. Cuma, karena ada keluhan rotinya agak keras, resep rotinya aku ganti, nyari lagi di internet, ternyata lebih empuk jadinya karena ditambahin telor. Rasanya hmm…lumayan deh tamba kangen ama Pizza hut. Kalo bikin sendiri kayak gini, topingnya jadi bisa tebeel banget, puas deh makannya :-).
Ini dia resepnya :
Bahan-Bahan:
Roti:
300 gr terigu
1 sdm ragi instan
1 btr telur
2 sdt gula pasir
30 ml olive oil (minyak zaitun)
150 ml air
garam secukupnya
Saus:
1-2 sdm minyak zaitun
1/2 bh bawang bombay,cincang kotak2
1 siung bawang putih, cincang halus
250 gr tomat kaleng/pasta tomat(bisa diganti tomat 5-7 buah, direbus trus diparut)
1 sdt garam
1/2 sdt gula
1/2 sdt basil
1 sdt oregano
Topping:
50 gr daging cincang/smoked beef
50 gr daging ayam,cincang kotak2 kecil
1 kaleng ikan tuna
1/4 bh bawang bombay, iris bulat tipis
1/4 bh paprika merah,hijau, kuning, potong kotak bulat tipis
1/2 kaleng jamur/jamur segar 25 gr
1 bh keju mozarella, parut
Cara Membuat:
Roti:
1. ayak tepung, lalu campurkan garam dan ragi instan.
2. masukkan air hangat dan minyak zaitun sambil diuleni selama -/+ 10 menit(sampai kalis). lalu bulatkan adonan..
3. diamkan adonan selama -/+ 15 menit.
4. taburi talenan dan adonan dgn sedikit tepung, lalu giling adonan sesuai bentuk loyang,
5.oles loyang dgn minyak zaitun.
6. taruh adonan yg sudah dibentuk ke dalam loyang.
Saus:
1. panaskan minyak zaitun. tumis bwg bombay dan bwg putih sampai layu.
2. masukkan pasta tomat. masak sampai kental dan meletup2(sambil diaduk).
3. masukkan garam, gula, oregano dan basil.
4. masukkan daging cincang/ daging ayam/ ikan tuna. masak sampai matang, lalu diangkat.
Penyelesaian:
1. taruh saus-nya diatas adonan roti pizza, yg sebelumnya telah diolesi minyak zaitun pada permukaannya.
2. taburkan bawang bombay, paprika, daing cincang/ayam/tuna, jamur dan keju mozarella.
3. oven selama 20 menit dlm suhu 200 derajat celcius.
Tips :
- Jika terlalu basah adonannya, maka tambahkan tepung(sedikit2) dan bila terlalu kering kaku, tambahkan air(sedikit2).
- resep ini akan menghasilkan roti pizza dgn ketebalan sempurna, bila menggunakan ukuran loyang bundar diameter 24-26cm.
- bila ingin membuat 2 loyang pizza, dgn ukuran loyang lebih kecil dari 24-26cm, tambahkan bahan2 diatas, sesuai perbandingan besar loyangnya.
- ketika menaruh saus, jangan sampai ke tepi adonan roti pizza. sisakan sekitar 1cm. untuk menghindari saus keluar dari adonan(krn roti pizza akan mengembang ketika di oven) yang menyebabkan proses pematangan pizza lebih lama lagi.
- taburan keju digunakan pada topping paling akhir, yang gunanya selain untuk penambah rasa juga utk merekatkan semua topping.
- untuk mengecek apakah pizza sudah matang atau belum, tusuk adonan pizza dgn tusuk gigi/garpu/ujung pisau. tusuk pada bagian tepi luar (yang tidak terkena saus), lalu lihat apakah roti sudah mengembang sempurna ato belum. kalo masih lembek berarti belum matang.
Ini dia resepnya :
Bahan-Bahan:
Roti:
300 gr terigu
1 sdm ragi instan
1 btr telur
2 sdt gula pasir
30 ml olive oil (minyak zaitun)
150 ml air
garam secukupnya
Saus:
1-2 sdm minyak zaitun
1/2 bh bawang bombay,cincang kotak2
1 siung bawang putih, cincang halus
250 gr tomat kaleng/pasta tomat(bisa diganti tomat 5-7 buah, direbus trus diparut)
1 sdt garam
1/2 sdt gula
1/2 sdt basil
1 sdt oregano
Topping:
50 gr daging cincang/smoked beef
50 gr daging ayam,cincang kotak2 kecil
1 kaleng ikan tuna
1/4 bh bawang bombay, iris bulat tipis
1/4 bh paprika merah,hijau, kuning, potong kotak bulat tipis
1/2 kaleng jamur/jamur segar 25 gr
1 bh keju mozarella, parut
Cara Membuat:
Roti:
1. ayak tepung, lalu campurkan garam dan ragi instan.
2. masukkan air hangat dan minyak zaitun sambil diuleni selama -/+ 10 menit(sampai kalis). lalu bulatkan adonan..
3. diamkan adonan selama -/+ 15 menit.
4. taburi talenan dan adonan dgn sedikit tepung, lalu giling adonan sesuai bentuk loyang,
5.oles loyang dgn minyak zaitun.
6. taruh adonan yg sudah dibentuk ke dalam loyang.
Saus:
1. panaskan minyak zaitun. tumis bwg bombay dan bwg putih sampai layu.
2. masukkan pasta tomat. masak sampai kental dan meletup2(sambil diaduk).
3. masukkan garam, gula, oregano dan basil.
4. masukkan daging cincang/ daging ayam/ ikan tuna. masak sampai matang, lalu diangkat.
Penyelesaian:
1. taruh saus-nya diatas adonan roti pizza, yg sebelumnya telah diolesi minyak zaitun pada permukaannya.
2. taburkan bawang bombay, paprika, daing cincang/ayam/tuna, jamur dan keju mozarella.
3. oven selama 20 menit dlm suhu 200 derajat celcius.
Tips :
- Jika terlalu basah adonannya, maka tambahkan tepung(sedikit2) dan bila terlalu kering kaku, tambahkan air(sedikit2).
- resep ini akan menghasilkan roti pizza dgn ketebalan sempurna, bila menggunakan ukuran loyang bundar diameter 24-26cm.
- bila ingin membuat 2 loyang pizza, dgn ukuran loyang lebih kecil dari 24-26cm, tambahkan bahan2 diatas, sesuai perbandingan besar loyangnya.
- ketika menaruh saus, jangan sampai ke tepi adonan roti pizza. sisakan sekitar 1cm. untuk menghindari saus keluar dari adonan(krn roti pizza akan mengembang ketika di oven) yang menyebabkan proses pematangan pizza lebih lama lagi.
- taburan keju digunakan pada topping paling akhir, yang gunanya selain untuk penambah rasa juga utk merekatkan semua topping.
- untuk mengecek apakah pizza sudah matang atau belum, tusuk adonan pizza dgn tusuk gigi/garpu/ujung pisau. tusuk pada bagian tepi luar (yang tidak terkena saus), lalu lihat apakah roti sudah mengembang sempurna ato belum. kalo masih lembek berarti belum matang.
Roti Canai
Bahan :
175 gr tepung terigu
1/2 sdt garam
100 cc air hangat
125 gr mentega/margarin, cairkan
Cara Membuat:
Uleni tepung terigu, garam, dan air hangat sampai rata. Masukkan mentega/margarin cair. Uleni sampai licin.
Bagi menjadi 8-10, bulatkan. Biarkan 15 menit.
Pipihkan setebal 1/2 cm. Goreng dalam wajan datar yang sudah dialasi minyak panas. Goreng sambil dibolak-balik sampai matang. Angkat.
175 gr tepung terigu
1/2 sdt garam
100 cc air hangat
125 gr mentega/margarin, cairkan
Cara Membuat:
Uleni tepung terigu, garam, dan air hangat sampai rata. Masukkan mentega/margarin cair. Uleni sampai licin.
Bagi menjadi 8-10, bulatkan. Biarkan 15 menit.
Pipihkan setebal 1/2 cm. Goreng dalam wajan datar yang sudah dialasi minyak panas. Goreng sambil dibolak-balik sampai matang. Angkat.
Thursday, May 12, 2011
VARIASI RASA DAN GAYA NASI GORENG
Siapa pun bisa membuat nasi goreng. Tapi pernahkah Anda merasa bosan
dengan rasa nasi goreng yang itu-itu saja? Jika demikian, Anda bisa
mencoba berbagai resep ini. Bahan-bahannya pun biasanya terdapat
dalam lemari pendingin para keluarga.
RESEP NASI PUTIH:
1 kg beras
1,5 liter air
Cara membuat:
1. Cuci beras sampai bersih. Didihkan air, masukkan beras dan masak
sampai air terserap, dan menjadi nasi aron.
2. Panaskan panci pengukus, kukus nasi aron kurang lebih selama 45
menit sampai matang, angkat, dinginkan.
NASI GORENG ALA MAGELANG
BAHAN:
250 gr nasi putih
150 gr daging ayam matang, suwir-suwir
40 gr mi kering, rendam air panas, tiriskan
2 butir telur, kocok lepas
75 gr kol, iris kasar
1 batang daun bawang iris halus
1/4 buah tomat merah, iris
1 sdm bawang goreng
3 sdm kecap manis
4 sdm minyak goreng
BUMBU HALUS:
3 butir bawang merah
2 siung bawang putih
2 buah cabai merah keriting
3 cabai rawit merah
2 butir kemiri
garam secukupnya
Pelengkap: acar ketimun wortel, cabai rawit hijau, dan kerupuk bawang
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan tomat,
daging ayam, dan telur, aduk rata. Lalu masukkan kol dan daun bawang,
aduk sampai kol layu.
2. Masukkan mi, nasi putih, dan kecap, aduk rata di atas api kecil, angkat.
Hidangkan dengan acar ketimun dan kerupuk bawang. Taburi bawang
goreng.
Untuk: 2 porsi
NASI GORENG SPESIAL
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
2 of 4 23/12/2006 16:41
BAHAN:
250 gr nasi putih
100 gr udang sedang, kupas
5 buah bakso sapi, iris bulat
50 gram kacang polong
2 batang daun bawang iris halus
1 sdm saus cabai
1/4 buah tomat merah, iris
2 sdm minyak untuk menumis
1 sdm kecap manis
1 sdm kecap asin
1 sdt ang ciu
Pelengkap: telur mata sapi dan kerupuk udang
BUMBU HALUS:
2 siung bawang putih
3 butir bawang merah
1 buah cabai merah
1/4 sdt merica
garam secukupnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum, masukkan daun
bawang, dan tomat, aduk rata. Tambahkan udang dan bakso, aduk rata.
2. Masukkan nasi putih, tambahkan saus, kecap manis, kecap asin, dan
ang ciu, aduk rata, angkat.
3. Sajikan hangat dengan taburan bawang goreng, kerupuk udang, telur
mata sapi, dan acar ketimun.
Untuk: 3 porsi
NASI GORENG ORIENTAL
BAHAN:
250 gr nasi putih
50 gr bawang bombay, iris kasar
150 gram udang sedang kupas
100 gr fillet ayam, iris dadu
1 butir telur ayam kocok lepas
50 gr wortel, iris dadu kecil
1 sdm kecap asin
3 sdm minyak goreng
1 sdm saus tomat
2 sdm minyak untuk menumis
1 sdm margarin
Pelengkap:
2 batang daun bawang, iris 1/2 cm untuk taburan
Ketimun secukupnya
BUMBU HALUS:
3 siung bawang putih
2 buah cabai merah, buang bijinya, rebus sebentar
1/4 sdt merica
garam secukupnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak dan margarin, tumis bumbu halus dan bawang
bombay sampai harum. Masukkan udang, ayam, dan wortel, aduk rata,
angkat sebentar.
2. Masukkan telur dan aduk-aduk, tambahkan nasi putih, saus tomat, dan
kecap asin, aduk rata di atas api, angkat.
Untuk: 2 orang
NASI GORENG KAMBING
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
3 of 4 23/12/2006 16:41
BAHAN:
250 gr nasi putih
2 sdm minyak untuk menumis
150 gr daging kambing muda, potong kotak 2 x 2 cm
2 batang daun bawang, iris halus
1/4 buah tomat merah, iris
2 sdm kecap manis
Pelengkap:
Acar mentimun
50 gr emping goreng
BUMBU HALUS:
2 siung bawang putih
4 butir bawang merah
2 cabai merah keriting
2 butir kemiri
1/4 sdt merica
1/2 sdt terasi udang, goreng
garam secukupnya
ACAR:
1 buah ketimun potong panjang 1 x 3 cm
1 buah wortel potong korek api
1/4 sdt cuka
1/2 sdt gula pasir
sedikit air panas
CARA MEMBUAT:
1. Campur bahan acar jadi satu, aduk rata. Masukkan lemari pendingin,
sisihkan.
2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan tomat,
daun bawang, dan daging kambing, aduk rata.
3. Setelah daging kambing matang, masukkan nasi putih dan kecap
manis, aduk rata, angkat.
4. Sajikan hangat dengan taburan bawang goreng, lengkapi dengan
emping goreng dan acar.
Untuk: 2 porsi
NASI GORENG IKAN ASIN
BAHAN:
250 gr nasi putih
100 gr ikan jambal roti, potong kotak, goreng
5 butir bawang merah, iris halus
1 batang dau bawang, iris halus
3 buah cabai hijau, iris serong
2 cabai merah, iris serong
2 butir telur, kocok lepas
1 papan petai, iris panjang
1 sdm kecap ikan
1/4 sdt merica bubuk
garam secukupnya
2 sdm minyak untuk menumis
Pelengkap: kerupuk kanji goreng dan selada
yang diiris tipis
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bawang merah sampai harum, masukkan daun
bawang, cabai hijau, dan cabai merah, aduk rata.
2. Sisihkan tumisan cabai. Pecahkan telur dalam wajan dan buat orak-arik.
Lalu masak bersama tumisan cabai, masukkan petai dan nasi, tambahkan
kecap ikan, merica bubuk, dan garam, aduk rata.
3. Masukkan ikan asin, dan masak sampai matang, angkat. Sajikan
dengan kerupuk kanji.
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
4 of 4 23/12/2006 16:41
Untuk: 2 orang
NASI GORENG ALA VIETNAM
BAHAN:
250 gr nasi putih
3 sdm minyak sayur untuk menumis
50 gr bawang bombay, cincang kasar
2 siung bawang putih, cincang halus
1 sdm ebi rendam, cincang kasar
50 gr daging kepiting (kepiting kaleng)
100 gr cumi, iris bulat 1 cm
50 gr ikan kakap, iris kasar
1 sdm kecap asin
1/4 sdt merica bubuk
75 gr nanas, iris
garam secukupnya
Nanas utuh, untuk wadahnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih sampai
harum. Masukkan ebi, daging kepiting, cumi, dan kakap, aduk rata.
2. Masukkan nasi putih, aduk rata, tambahkan kecap asin, merica bubuk,
dan garam, aduk rata.
3. Masukkan nanas dan masak sebentar, angkat. Sajikan di dalam nanas
yang diambil dagingnya. Taburi bawang goreng.
Untuk: 2 orang
Tips membuat nasi goreng:
1. Nasi yang pulen justru kurang enak dibuat nasi goreng. Pilihlah nasi
yang punar atau pera (berbutir-butir).
2. Nasi goreng tidak selalu berwarna cokelat. Bila ingin variasi lain,
sebagai gantinya pakai saus tomat, saus cabai, atau kecap asin.
3. Pada dasarnya segala macam bahan seperti sayur dan daging dapat
dicampur dalam nasi goreng.
4. Nasi goreng enak lebih nikmat disantap selagi panas dan disajikan
dengan acar ketimun, daun selada, tomat iris. Lebih enak lagi dilengkapi
dengan kerupuk.
5. Bila terpaksa menyimpan nasi goreng Anda, simpan dalam plastik
kemasan dan tutup dengan aluminium foil. Panaskan sebentar dengan
cara digoreng, sesaat akan dimakan.
6. Untuk cita rasa khas nasi goreng ala Magelang, campur nasi goreng
dengan mi dan masak di atas wajan besi dengan panas dari arang kayu.
dengan rasa nasi goreng yang itu-itu saja? Jika demikian, Anda bisa
mencoba berbagai resep ini. Bahan-bahannya pun biasanya terdapat
dalam lemari pendingin para keluarga.
RESEP NASI PUTIH:
1 kg beras
1,5 liter air
Cara membuat:
1. Cuci beras sampai bersih. Didihkan air, masukkan beras dan masak
sampai air terserap, dan menjadi nasi aron.
2. Panaskan panci pengukus, kukus nasi aron kurang lebih selama 45
menit sampai matang, angkat, dinginkan.
NASI GORENG ALA MAGELANG
BAHAN:
250 gr nasi putih
150 gr daging ayam matang, suwir-suwir
40 gr mi kering, rendam air panas, tiriskan
2 butir telur, kocok lepas
75 gr kol, iris kasar
1 batang daun bawang iris halus
1/4 buah tomat merah, iris
1 sdm bawang goreng
3 sdm kecap manis
4 sdm minyak goreng
BUMBU HALUS:
3 butir bawang merah
2 siung bawang putih
2 buah cabai merah keriting
3 cabai rawit merah
2 butir kemiri
garam secukupnya
Pelengkap: acar ketimun wortel, cabai rawit hijau, dan kerupuk bawang
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan tomat,
daging ayam, dan telur, aduk rata. Lalu masukkan kol dan daun bawang,
aduk sampai kol layu.
2. Masukkan mi, nasi putih, dan kecap, aduk rata di atas api kecil, angkat.
Hidangkan dengan acar ketimun dan kerupuk bawang. Taburi bawang
goreng.
Untuk: 2 porsi
NASI GORENG SPESIAL
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
2 of 4 23/12/2006 16:41
BAHAN:
250 gr nasi putih
100 gr udang sedang, kupas
5 buah bakso sapi, iris bulat
50 gram kacang polong
2 batang daun bawang iris halus
1 sdm saus cabai
1/4 buah tomat merah, iris
2 sdm minyak untuk menumis
1 sdm kecap manis
1 sdm kecap asin
1 sdt ang ciu
Pelengkap: telur mata sapi dan kerupuk udang
BUMBU HALUS:
2 siung bawang putih
3 butir bawang merah
1 buah cabai merah
1/4 sdt merica
garam secukupnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum, masukkan daun
bawang, dan tomat, aduk rata. Tambahkan udang dan bakso, aduk rata.
2. Masukkan nasi putih, tambahkan saus, kecap manis, kecap asin, dan
ang ciu, aduk rata, angkat.
3. Sajikan hangat dengan taburan bawang goreng, kerupuk udang, telur
mata sapi, dan acar ketimun.
Untuk: 3 porsi
NASI GORENG ORIENTAL
BAHAN:
250 gr nasi putih
50 gr bawang bombay, iris kasar
150 gram udang sedang kupas
100 gr fillet ayam, iris dadu
1 butir telur ayam kocok lepas
50 gr wortel, iris dadu kecil
1 sdm kecap asin
3 sdm minyak goreng
1 sdm saus tomat
2 sdm minyak untuk menumis
1 sdm margarin
Pelengkap:
2 batang daun bawang, iris 1/2 cm untuk taburan
Ketimun secukupnya
BUMBU HALUS:
3 siung bawang putih
2 buah cabai merah, buang bijinya, rebus sebentar
1/4 sdt merica
garam secukupnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak dan margarin, tumis bumbu halus dan bawang
bombay sampai harum. Masukkan udang, ayam, dan wortel, aduk rata,
angkat sebentar.
2. Masukkan telur dan aduk-aduk, tambahkan nasi putih, saus tomat, dan
kecap asin, aduk rata di atas api, angkat.
Untuk: 2 orang
NASI GORENG KAMBING
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
3 of 4 23/12/2006 16:41
BAHAN:
250 gr nasi putih
2 sdm minyak untuk menumis
150 gr daging kambing muda, potong kotak 2 x 2 cm
2 batang daun bawang, iris halus
1/4 buah tomat merah, iris
2 sdm kecap manis
Pelengkap:
Acar mentimun
50 gr emping goreng
BUMBU HALUS:
2 siung bawang putih
4 butir bawang merah
2 cabai merah keriting
2 butir kemiri
1/4 sdt merica
1/2 sdt terasi udang, goreng
garam secukupnya
ACAR:
1 buah ketimun potong panjang 1 x 3 cm
1 buah wortel potong korek api
1/4 sdt cuka
1/2 sdt gula pasir
sedikit air panas
CARA MEMBUAT:
1. Campur bahan acar jadi satu, aduk rata. Masukkan lemari pendingin,
sisihkan.
2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan tomat,
daun bawang, dan daging kambing, aduk rata.
3. Setelah daging kambing matang, masukkan nasi putih dan kecap
manis, aduk rata, angkat.
4. Sajikan hangat dengan taburan bawang goreng, lengkapi dengan
emping goreng dan acar.
Untuk: 2 porsi
NASI GORENG IKAN ASIN
BAHAN:
250 gr nasi putih
100 gr ikan jambal roti, potong kotak, goreng
5 butir bawang merah, iris halus
1 batang dau bawang, iris halus
3 buah cabai hijau, iris serong
2 cabai merah, iris serong
2 butir telur, kocok lepas
1 papan petai, iris panjang
1 sdm kecap ikan
1/4 sdt merica bubuk
garam secukupnya
2 sdm minyak untuk menumis
Pelengkap: kerupuk kanji goreng dan selada
yang diiris tipis
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bawang merah sampai harum, masukkan daun
bawang, cabai hijau, dan cabai merah, aduk rata.
2. Sisihkan tumisan cabai. Pecahkan telur dalam wajan dan buat orak-arik.
Lalu masak bersama tumisan cabai, masukkan petai dan nasi, tambahkan
kecap ikan, merica bubuk, dan garam, aduk rata.
3. Masukkan ikan asin, dan masak sampai matang, angkat. Sajikan
dengan kerupuk kanji.
.:: TABLOID NOVA - VARIASI RASA DAN GAYA NASI GOREN... http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=712
4 of 4 23/12/2006 16:41
Untuk: 2 orang
NASI GORENG ALA VIETNAM
BAHAN:
250 gr nasi putih
3 sdm minyak sayur untuk menumis
50 gr bawang bombay, cincang kasar
2 siung bawang putih, cincang halus
1 sdm ebi rendam, cincang kasar
50 gr daging kepiting (kepiting kaleng)
100 gr cumi, iris bulat 1 cm
50 gr ikan kakap, iris kasar
1 sdm kecap asin
1/4 sdt merica bubuk
75 gr nanas, iris
garam secukupnya
Nanas utuh, untuk wadahnya
CARA MEMBUAT:
1. Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih sampai
harum. Masukkan ebi, daging kepiting, cumi, dan kakap, aduk rata.
2. Masukkan nasi putih, aduk rata, tambahkan kecap asin, merica bubuk,
dan garam, aduk rata.
3. Masukkan nanas dan masak sebentar, angkat. Sajikan di dalam nanas
yang diambil dagingnya. Taburi bawang goreng.
Untuk: 2 orang
Tips membuat nasi goreng:
1. Nasi yang pulen justru kurang enak dibuat nasi goreng. Pilihlah nasi
yang punar atau pera (berbutir-butir).
2. Nasi goreng tidak selalu berwarna cokelat. Bila ingin variasi lain,
sebagai gantinya pakai saus tomat, saus cabai, atau kecap asin.
3. Pada dasarnya segala macam bahan seperti sayur dan daging dapat
dicampur dalam nasi goreng.
4. Nasi goreng enak lebih nikmat disantap selagi panas dan disajikan
dengan acar ketimun, daun selada, tomat iris. Lebih enak lagi dilengkapi
dengan kerupuk.
5. Bila terpaksa menyimpan nasi goreng Anda, simpan dalam plastik
kemasan dan tutup dengan aluminium foil. Panaskan sebentar dengan
cara digoreng, sesaat akan dimakan.
6. Untuk cita rasa khas nasi goreng ala Magelang, campur nasi goreng
dengan mi dan masak di atas wajan besi dengan panas dari arang kayu.
Wednesday, May 11, 2011
Aset: Sekilas tentang aset
Pengertian
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past events.
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset.
Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2. Dikuasai atau dikendalikan entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.
Pengukuran
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability) manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.
Dan jika suatu sumberdaya yang diperoleh suatu perusahaan tidak andal (reliable) pada elemen pengukurannya, maka sumberdaya tersebut tidak dapat ditampilkan sebagai aset melainkan diakui sebagai pendapatan ketika terjadi transaksi.
Penilaian
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula. Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui aset tersebut, yaitu:
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengajui aset, harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset, kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test). Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.
Yang dikemukakan Belkoui di atas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah pengakuan (recognition rules) yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat kriteria pengakuan (recogniton criteria) FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Kaidah tersebut diperlukan karena kriteria pengakuan sifatnya konseptual atau umum.
Penyajian
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
http://www.blogger.com/img/blank.gif
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
Sumber here
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result of past transaction or other past events.
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset.
Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:
1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2. Dikuasai atau dikendalikan entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
3. Timbul akibat transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau kecelakaan.
Pengukuran
Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability) manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.
Dan jika suatu sumberdaya yang diperoleh suatu perusahaan tidak andal (reliable) pada elemen pengukurannya, maka sumberdaya tersebut tidak dapat ditampilkan sebagai aset melainkan diakui sebagai pendapatan ketika terjadi transaksi.
Penilaian
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula. Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui aset tersebut, yaitu:
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengajui aset, harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka, dibutuhkan dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset, kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test). Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.
Yang dikemukakan Belkoui di atas sebenarnya adalah apa yang disebut dengan kaidah pengakuan (recognition rules) yang merupakan petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat kriteria pengakuan (recogniton criteria) FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Kaidah tersebut diperlukan karena kriteria pengakuan sifatnya konseptual atau umum.
Penyajian
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
http://www.blogger.com/img/blank.gif
a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan.
b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.
Sumber here
Sengketa Tanah 34.000 M2 Dibawa Siswa ke PN, DPRD Mimika
Sengketa Tanah 34.000 M2 Dibawa Siswa ke PN, DPRD Mimika
Dalam aksi yang dipimpin Ketua Yayasan Anu Beta Tubat, Melianus Mosso itu, para siswa mengusung sejumlah spanduk dan poster yang berisi antara lain tuntutan kepada DPRD Mimika untuk memanggil Kantor Pertanahan, PN Timika dan pihak kepolisian guna menyelesaikan sengketa tanah sekolah.
Sebelum menuju Kantor DPRD Mimika, para siswa yang didampingi guru-guru SMP dan SMK Petra mendatangi Kantor PN Timika. Mereka diterima Ketua PN Timika, Sucipto SH di halaman gedung pengadilan.
Fredrik Y Welafubun meminta pihak PN Timika mempertimbangkan seadil-adilnya kasus sengketa tanah antara pihak Yayasan Anu Beta Tubat yang menaungi SMP dan SMK Petra dengan Hardin Runturambi agar tidak sampai mengganggu aktivitas belajar-mengajar di kedua sekolah itu.
“Kalau ini dibiarkan, bagaimana mungkin anak-anak bisa menikmati pendidikan dalam suasana yang aman dan nyaman,” kata Fredrik.
Ketua PN Timika, Sucipto menyambut baik aspirasi yang disampaikan para siswa dan guru-guru SMP dan SMK Petra Timika. Adapun keputusan terhadap sengketa tanah sekolah akan diserahkan sepenuhnya kepada majelis hakim yang menyidangkan perkara dimaksud, tanpa bisa diintervensi oleh siapapun.
Sekitar pukul 10.45, para siswa bergerak ke gedung DPRD Mimika dengan berjalan kaki dari Kantor PN Timika yang berjarak sekitar tiga kilo.
Di halaman Kantor DPRD Mimika, perwakilan guru dan siswa membacakan tujuh butir pernyataan sikap di hadapan Sekretaris DPRD Mimika, Buang Salakory.
Ketujuh butir pernyataan sikap itu ditandatangani Kepala SMK Petra Fredrik Yembise, Kepala SMP Petra Hermanus Howay dan Ketua Yayasan Anu Beta Tubat Melianus Mosso.
Para siswa mengancam akan menggelar aksi demonstrasi lebihttp://www.blogger.com/img/blank.gifh besar lagi jika tuntutan mereka tidak segera disikapi oleh DPRD Mimika, PN Timika, pihak kepolisian dan juga Hardin Runturambi selaku pihak yang dituding melakukan penyerobotan tanah sekolah seluas 34.000 meter per segi.
Bahkan Fredrik Welafubun mengancam akan mengerahkan siswanya belajar di Kantor DPRD Mimika jika aspirasi guru dan siswa SMP dan SMK Petra tidak disikapi secara serius oleh kalangan wakil rakyat setempat. (E015/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011
sumber here
Dalam aksi yang dipimpin Ketua Yayasan Anu Beta Tubat, Melianus Mosso itu, para siswa mengusung sejumlah spanduk dan poster yang berisi antara lain tuntutan kepada DPRD Mimika untuk memanggil Kantor Pertanahan, PN Timika dan pihak kepolisian guna menyelesaikan sengketa tanah sekolah.
Sebelum menuju Kantor DPRD Mimika, para siswa yang didampingi guru-guru SMP dan SMK Petra mendatangi Kantor PN Timika. Mereka diterima Ketua PN Timika, Sucipto SH di halaman gedung pengadilan.
Fredrik Y Welafubun meminta pihak PN Timika mempertimbangkan seadil-adilnya kasus sengketa tanah antara pihak Yayasan Anu Beta Tubat yang menaungi SMP dan SMK Petra dengan Hardin Runturambi agar tidak sampai mengganggu aktivitas belajar-mengajar di kedua sekolah itu.
“Kalau ini dibiarkan, bagaimana mungkin anak-anak bisa menikmati pendidikan dalam suasana yang aman dan nyaman,” kata Fredrik.
Ketua PN Timika, Sucipto menyambut baik aspirasi yang disampaikan para siswa dan guru-guru SMP dan SMK Petra Timika. Adapun keputusan terhadap sengketa tanah sekolah akan diserahkan sepenuhnya kepada majelis hakim yang menyidangkan perkara dimaksud, tanpa bisa diintervensi oleh siapapun.
Sekitar pukul 10.45, para siswa bergerak ke gedung DPRD Mimika dengan berjalan kaki dari Kantor PN Timika yang berjarak sekitar tiga kilo.
Di halaman Kantor DPRD Mimika, perwakilan guru dan siswa membacakan tujuh butir pernyataan sikap di hadapan Sekretaris DPRD Mimika, Buang Salakory.
Ketujuh butir pernyataan sikap itu ditandatangani Kepala SMK Petra Fredrik Yembise, Kepala SMP Petra Hermanus Howay dan Ketua Yayasan Anu Beta Tubat Melianus Mosso.
Para siswa mengancam akan menggelar aksi demonstrasi lebihttp://www.blogger.com/img/blank.gifh besar lagi jika tuntutan mereka tidak segera disikapi oleh DPRD Mimika, PN Timika, pihak kepolisian dan juga Hardin Runturambi selaku pihak yang dituding melakukan penyerobotan tanah sekolah seluas 34.000 meter per segi.
Bahkan Fredrik Welafubun mengancam akan mengerahkan siswanya belajar di Kantor DPRD Mimika jika aspirasi guru dan siswa SMP dan SMK Petra tidak disikapi secara serius oleh kalangan wakil rakyat setempat. (E015/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011
sumber here
Sunday, May 08, 2011
Abdurrahman bin Auf, sukses yang mengguncangkan dunia
HidupBerkah.com - Jika al Khawarizmi mampu mengguncang dunia di abad 8 Hijriah, maka hal yang sama juga terjadi dalam rentang 14 abad Islam menaungi 2/3 belahan dunia, merahmati alam raya. Salah satunya adalah sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah mengguncang dunia melalui keteladanannya sebagai muslim sejati, termasuk dalam berbisnis yang dilakukannya pada abad 1 Hijriah.
Abdurrahman bin Auf termasuk generasi sahabat yang masuk Islam sangat awal, menjadi orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah Abu Bakar. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.
Sungguh banyak teladan yang dapat direngkuh dari sepak terjang bisnis beliau. Salah satunya adalah pada aspek prinsip manajemen bisnis yang dipegang kuat dan diterapkan secara konsisten dan penuh komitmen. Beberapa prinsip beliau yang telah dikenal luas adalah hanya berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun, keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, untuk perjuangan di jalan Allah dan menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.
Prinsip-prinsip manajemen bisnis itu pun dibuktikan. Sejarah pun mencatatnya. Diantaranya adalah
Berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun.
Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, sehingga sahabat lainnya, Utsman bin Affan ra. yang juga pengusaha sukses dan sudah sangat kaya pun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar. Ustman bin Affan berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah”.
Keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, perjuangan di jalan Allah.
Ketika Rasullullah SAW membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang sedang musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 50 dinar) sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW “ Sepertinya Abdurrahman berdosa kepada keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya”. Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan
uang belanja untuk istrimu ?”, “ Ya!” Jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan”. “Berapa ?” Tanya Rasulullah. “ Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah.” Jawabnya. Subhanallahu.
Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya senilai 2.000 Dinar. Atas infaq ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW : “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”
Menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.
Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan antara lain 40.000 Dirham, 40.000 Dinar, 200 uqiyah emas, 500 kuda, dan 1.500 unta.
Banyak dan sering sekali, beliau menggunakan hartanya untuk diinfaqkan. Sampai- sampai ada penduduk Madinah yang berkata “ Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka”.
Dengan begitu banyak harta yang diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Artinya, kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2.560.000 Dinar.
Subhanallahu… Allahu akbar!!!
catatan: 1 dinar = 4,25 gram emas. 1 dirham = 2,975 gram perak.
disarikan dari berbagai sumber. sumber tulisan here
Abdurrahman bin Auf termasuk generasi sahabat yang masuk Islam sangat awal, menjadi orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah Abu Bakar. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.
Sungguh banyak teladan yang dapat direngkuh dari sepak terjang bisnis beliau. Salah satunya adalah pada aspek prinsip manajemen bisnis yang dipegang kuat dan diterapkan secara konsisten dan penuh komitmen. Beberapa prinsip beliau yang telah dikenal luas adalah hanya berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun, keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, untuk perjuangan di jalan Allah dan menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.
Prinsip-prinsip manajemen bisnis itu pun dibuktikan. Sejarah pun mencatatnya. Diantaranya adalah
Berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun.
Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, sehingga sahabat lainnya, Utsman bin Affan ra. yang juga pengusaha sukses dan sudah sangat kaya pun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar. Ustman bin Affan berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah”.
Keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, perjuangan di jalan Allah.
Ketika Rasullullah SAW membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang sedang musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 50 dinar) sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW “ Sepertinya Abdurrahman berdosa kepada keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya”. Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan
uang belanja untuk istrimu ?”, “ Ya!” Jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan”. “Berapa ?” Tanya Rasulullah. “ Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah.” Jawabnya. Subhanallahu.
Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya senilai 2.000 Dinar. Atas infaq ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW : “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”
Menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya.
Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan antara lain 40.000 Dirham, 40.000 Dinar, 200 uqiyah emas, 500 kuda, dan 1.500 unta.
Banyak dan sering sekali, beliau menggunakan hartanya untuk diinfaqkan. Sampai- sampai ada penduduk Madinah yang berkata “ Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka”.
Dengan begitu banyak harta yang diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Artinya, kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2.560.000 Dinar.
Subhanallahu… Allahu akbar!!!
catatan: 1 dinar = 4,25 gram emas. 1 dirham = 2,975 gram perak.
disarikan dari berbagai sumber. sumber tulisan here
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Cara yang paling baik untuk akhir kehidupan kita adalah hidup untuk orang lain. Itulah yang saya coba lakukan. John D Rockefeller Hanya pend...
-
Apa untungnya perhiasan disepuh dan di lapis?? Dua-duanya menguntungkan, kalau kita menginginkan perhiasan murah tapi serupa e...