Menjadi Lebih baik dan terbaik walaupun buruk dimata orang | Doakan Orang Tua Anda | Sedekahkan harta anda Kepada Fakir Miskin dan Kaum yang tertindas | Hari ini Mungkin kematian menjemput kita tetapi maka dari itu kerjakanlah kebaikan walau di mata manusia tak ada harganya

Saturday, March 07, 2009

Menjaring Laba Dari Bisnis Aksesori Motor

Ada yang tahu berapa jumlah sepeda motor di Indonesia sampai detik-ini? Berdasarkan data statistik dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), jumlahnya diperkirakan sudah mendekati angka 29 juta unit per Juni 2005.

Hari ini mungkin sudah melampaui angka 30 juta. Berdasarkan data dari sumber yang sama, tingkat pertumbuhan roda dua di Indonesia sejak 2002 meningkat sangat tajam. Sampai Juni 2005 saja, sudah ada sekitar 6 juta sepeda motor baru dari berbagai merek yang kini berseliweran di seluruh jalanan Nusantara.

Orang sudah tahu kalau mendapatkan sebuah sepeda motor kini begitu mudah, terlebih sejak serbuan armada 'mocin' (motor China) menerabas dan meramaikan pasar sepeda motor Tanah Air. Pertanda apa ini? Dari sisi bisnis, hal ini merupakan pertanda yang sangat positif. Yang pasti, bisnis turunannya dipastikan ikut tumbuh subur. Apa saja yang menjadi bisnis turunan sepeda motor? Selain bengkel, yang tidak kalah menarik adalah bisnis aksesoris.

Bagaimana peluangnya? "Di dunia bisnis, potensi seseorang untuk berhasil memang selalu ada, tinggal seberapa jauh kemampuan kita apik dalam mengatur strategi bisnis dan mengolah persaingan secara sehat," terang Yosi Yunasha, Penasehat Keuangan, Save Consulting.

Aksesoris
Bisnis aksesoris motor telah bergerak menjadi bisnis yang tidak berbeda jauh dengan retail lainnya. Oleh karenanya, ia bakal selalu berkait erat dengan kemampuan modal seseorang. Jika kemampuan modalnya besar, tentu dia berkesempatan beberapa kali lipat lebih besar mampu menyediakan gerai dengan fasilitas dan peralatan pendukung yang lengkap.

Meski demikian, bisnis aksesoris motor adalah salah satu usaha yang bisa ditiru oleh berbagai strata modal masyarakat. Mereka yang kelebihan modal, bisa menyewa atau mendirikan toko dengan luas yang diinginkan. Bagi yang berduit cekak, tentu tak boleh membayangkan akan memiliki gerai aksesoris yang lengkap dengan bengkelnya. Mungkin dengan membuka tenda di pinggir jalan atau trotoar sudah cukup, meski risikonya dipastikan juga lebih besar.

"Pedagang aksesoris seperti seorang penjual suplemen kesehatan. Selain butuh makanan pokok, orang kadang perlu menambah suplemen biar badan selalu lebih sehat," ungkap Steven, pemilik toko aksesoris motor, Lucky Star Motor, Cibinong, Bogor. Perumpamaan tadi ada benarnya. Sebab, selain harus mendapat makanan pokok sehari-hari berupa bahan bakar dari SPBU, perawatan rutin berupa tune-up dan ganti oli, motor juga perlu dipercantik dengan menambahkan aksesoris pada body-nya.


Aneka layanan

Namun, bisnis aksesoris motor itu seperti apa detil layanannya? Konkretnya, terang Steven, bisnis aksesoris motor merupakan bisnis penyedia peralatan tambahan dan jasa modifikasi dengan tingkat kesulitan yang beraneka macam. Penempelan stiker merupakan salah satu tingkat modifikasi motor yang paling sederhana. Sedangkan modifikasi besar misalnya penggantian knalpot, shockbreaker, pasang vering (tebeng), ubah rem cakram, dll, perlu disediakan bengkel khusus.

"Penggantian velg racing (bingkai roda berbentuk bintang) di tempat kami masih termasuk modifikasi ringan. Tapi, bisnis aksesoris kami justru mengarah pada modifikasi besar," paparnya. Menurut dia, layanan bisnis aksesoris tidakharus mahal. Untuk pemasangan vering depan jenis sport untuk motor model RX-King, RZR, RGR, Ninja, NSR, Tiger, Mega Pro, Scorpio, Thunder 125, dihargai Rp740 ribu.

Sedangkan vering yang kecil hanya Rp70 ribuan. "Berbeda dengan harga Jakarta. Beberapa dari mereka (pedagang aksesoris di Jakarta) juga kerap memasok barang dari tempat kami," imbuhnya. Menurut dia, akibat banyaknya bengkel motor di kota Bogor, maka persaingan bisnis aksesoris sepeda motor dalam merebut pelanggan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, setiap bengkel hampir mematok harga yang relatif sama.

Para pengguna motor yang peduli akan kecantikan kendaraannya, timpal Steven, perlu diservis dengan pelayanan yang memuaskan juga. "Untung sedikit tidak apa-apa asal kita senang melayani mereka, meski banyak juga yang cuman nanya-nanyain harga," ungkap pria yang memanfaatkan hobi otomotifnya untuk berbisnis.

Berbeda dengan Steven, Adi, pemilik gerai aksesoris sepeda motor Pangestu, Kalimalang, Jakarta, hanya melayani penjualan aksesoris tanpa bengkel. Di tokonya tersedia aksesoris seperti stiker, mantel, sarong tangan, spion, toolkit, helm, knalpot, rompi, kunci pengaman, dll. "Menambahbengkel sebenarnya sudah ada rencana tapi di sini lahannya tidak mencukupi. Jadi kami menyediakan aksesoris yang simpel dan mudah dipasang," ujar wong Solo, yang hampir setahun telah mengoperasikan usahanya ini.

Peluang
Pertambahan jumlah unit sepeda motor yang terus menggila, tak hanya turut memicu meningkatnya kebutuhan layanan pada servis kendaraan, tapi juga pada bisnis aksesoris motor. Tak dipungkiri bahwa sangat banyak konsumen yang membawa kendaraan mereka ke bengkel tapi tidak untuk memperbaiki kerusakan. Banyak diantaranya menginginkan modifikasi tampilan sesuai selera masing-masing. Apalagi secara kasat mata, bisnis aksesoris yang menyediakan bengkel modifikasi masih belum banyak. Meski terdengar relatif mudah dijalankan, kenyataannya bisnis aksesoris motor cukup memakan modal dan tempatyang besar.

Bagaimana dengan besarnya investasi? "Modal yang telahkami keluarkan sekitar Rp175 juta, sedangkan harga sewa tempat ini per tahun Rp15 juta," ujar Adi. Jika ditambah bengkel, timpal Steven, bisa dipastikan modal awal yang dikeluarkan bisa mencapai Rp400 juta. Salah satu tips jika seseorang ingin mencoba peruntungan di bisnis ini adalah cerdik dalam memilih tempat "kulakan" yang paling murah. Sebab, keuntungan yang diperoleh adalah berdasarkan selisih marjin.

Barang-barang yang cukup gemuk mendatangkan keuntungan antara lain stiker, sarung tangan, helm batok, dan beberapa jenis toolkits. Sedangkan helm standar dan knalpot, demikian Adi, hanya menghasilkan marjin sekitar 10-20 persen. Karena bisnis ini termasuk sektor consumer goods, maka kekuatannya adalah pada pemilihan lokasi yang bagus, yakni ramai clan bisa menyita perhatian calon pembeli.

Steven tak menampik jika seseorang ingin terjun ke dunia 'permak' motor ini, sebaiknya adalah orang yang punya hobi otomotif, baik yang suka mengutak-atik motor atau mereka yang telanjur cinta banget luar dalam dengan barang beroda dua ini. "Jangan sepelekan perasaan semacam ini," . timpalnya. Anda juga punya hobi yang sama? Lakukanlah sekarang juga.

2 comments:

Anonymous said...

Modifikasi motor memang mengasyikkan. Apalagi kalau hobi bisa menjadi sumber income.

Anonymous said...

infonya bagus bro..buat yang mau buka bengkel, nih produk buat penghemat bbm dan penambah tenaga mesin mobil/motor namanya i-charge. Pernah denger, gak??

Humanity|Respect|Try To Not Cry