Menjadi Lebih baik dan terbaik walaupun buruk dimata orang | Doakan Orang Tua Anda | Sedekahkan harta anda Kepada Fakir Miskin dan Kaum yang tertindas | Hari ini Mungkin kematian menjemput kita tetapi maka dari itu kerjakanlah kebaikan walau di mata manusia tak ada harganya

Sunday, April 29, 2012

Pempek Lenjer


Pempek Lenjer
BAHAN:
Resep adonan dasar pempek
CARA MEMBUAT:
  1. Bentuk adonan pempek seperti potongan kayu (Bulat atau pipih dan panjang).
   
Bentuk Pipih                            Bentuk Bulat
Lenjer Kecil
  1. Rebus sampai terapung dan matang lalu dinginkan.
Pempek lenjer ini multi fungsi, karena dapat dijadikan bahan untuk membuat :
- Laksan    - Kerupuk/kemplang     - Lenggang        - Rujak mie
 
Variasi dari pempek ini adalah pempek sosis, hanya saja bentuknya seperti lenjer/batang dimana sosis terbungkus oleh adonan pempek. Cara memasak dan menyajikannya sama seperti pempek lenjer biasa.

Pempek Kapal Selam (pempek telor)


Pempek Kapal Selam (pempek telor)
BAHAN :
  1. 1 resep adonan dasar pempek
  2. 8 butir telur bebek atau telor ayam
  3. 100 gram mie basah yg sudah dicelup air hangat (optional)
  4. 2 sendok makan bubuk ebi (optional)
  5. irisan ketimun (optional)
  6. saus cuko
CARA MEMBUAT :
  1. Ambil 150 gram adonan pempek (untuk ukuran besar).
  1. Bundarkan seperti Bola Tenis.
   
  1.     Buat contongan (mangkuk lonjong)
  1.     Lalu isi dengan telur
  1. Rapatkan sambungannya dengan cara menjepitnya dengan jari. Ingat, isi telur jangan kepenuhan, harus ada space untuk merapatkannya.
   
  1. Rebus dalam air mendidih sampai terapung (tanda sudah matang).
  1. Angkat dan dinginkan
  1. Lalu potong-potong dan sajikan dengan cuko, irisan ketimun, mi, dan taburan bubuk ebi.
Catatan :
  1. Telur dipecahkan dan dimasukkan dalam cangkir dan tidak dikocok, upayakan bagian kuning dan putihnya tidak buyar untuk pempek telor ukuran besar, 1 telur untuk 1 pempek.
  2. Untuk pempek telur kecil, telur sebaiknya di kocok, dan takaran untuk 1 pempek diatur saja sendiri asal jangan kepenuhan.
  3. Setelah di rebus, bisa langsung disajikan tanpa harus digoreng dahulu, terutama bagi yang menghindari mengkonsumsi minyak goreng.
  4. Demikian juga. Mie, jangan dipakai jika tidak suka mie.
Jika anda merasa susah untuk membuat bentuk mangkok dan suka pecah sehingga telurnya keluar yang biasanya dikarenakan adonan terlalu banyak tepung, pakai saja cara berikut ini :
  1. Rebus telur yg akan dipakai, terus dikelupas kulitnya.
  2. Setelah adonan dibulatkan seperti bola tenis, tekan dan pipihkan.
  3. Masukan telur rebus tadi, bungkus dengan adonan, dan rapatkan pinggirnya.
  4. Masukkan ke panci yg airnya sudah mendidih, rebus, sampai mengapung atau matang.
  5. Sajikan, dibawah ini bentuk matang jika sudah dibelah.
   



Resep membuat PEMPEK / EMPEK-EMPEK (ADONAN DASAR)

PEMPEK / EMPEK-EMPEK (ADONAN DASAR)

Versi I
Sumber: Sedap Sekejap
BAHAN:
500 gram daging ikan tenggiri atau ikan gabus (pilih yang betul-betul segar)
10 sendok makan air es
2 1/2 sendok makan tepung terigu
150 gram tepung kanji
2 sendok teh garam
1/2 sendok teh vetsin
CARA MEMBUAT :
1. Haluskan ikan dengan saringan sampai lembut.
2. Masukkan air es, vetsin, dan garam. Aduk sampai lengket. Tambahkan tepung terigu dan kanji sambil diuleni hingga tidak menempel lagi ditangan.
3. Bentuk adonan sesuai dengan jenis pempek.
TIP :
1. Makin segar ikan, makin baik hasil pempek yang Anda buat. Usahakan menyimpannya dalam lemari pendingin atau freezer
2. Banyak variasi resep pempek yang ada. Yang patut diingat, semakin banyak cairan (air), makin banyak kanji yang harus ditambahkan. Biasanya, hasilnya jadi makin kenyal.
3. Bila Anda kesulitan membentuk pempek, lumuri tangan Anda dengan tepung kanji.
4. Menggoreng pempek selalu di dalam minyak panas agar pempek tidak merekat di dasar wajan. Baik sekali kalau Anda menggunakan wajan dengan bahan teflon. Menggoreng pempek sebaiknya tidak terlalu lama agar tidak pecah dan meletus.
*****
Versi II
Sumber: ???
Bahan 1:
1 kg bersih daging Ikan Tenggiri, haluskan dengan blender
200 ml air
2 butir telur
Bahan 2:
50 gram Tepung terigu
2 sendok makan garam
2 sendok teh gula pasir
4 siung bawang putih
200 ml air
Bahan 3:
800 gram tepung Sagu tani + sedikit tepung Tan Mien
Cara membuat:
1. bahan 1 dicampur dan diaduk-aduk dengan jari tangan sampai tercampur homogen. masukan kulkas, biarkan menjadi mengental.
2. Bahan 2, dicampur dan didihkan dengan api kecil sambil diaduk terus sampai mengental, dinginkan dan masukan kulkas.
3. 30 menit kemudian, Campurkan adonan bahan 1 dan bahan 2, aduk dengan jari tangan sampai tercampur rata.
4. Masukan tepung sagu kedalam campuran adonan Ikan sedikit demi sedikit, sambil diuleni dengan ujung jari tangan.
5. Adonan masih agak terasa lengket, supaya gampang dibentuk, lumuri tangan dengan sagu, ambil sesendok makan adonan dan bentuk bulat panjang. atau bisa juga dijadikan pempek kapal selam.
6. Masukan pempek yang sudah dibentuk dalam air mendidih, sampai matang (pempek akan mengapung).
*****
Versi III
Sumber: detikfood
Bahan:
1 Cangkir (1 bagian) Ikan Tenggiri Giling
1 Cangkir (1 bagian) Air putih
Garam secukupnya
2 sdm minyak goreng
Tepung kanji secukupnya

Saus Cuko:
1 kg gula merah yang bagus,potong-potong
cabai rawit sesuai selera
200 g bawang putih
3 sdm cuka putih/air asam/air jeruk nipis
garam secukupnya
2 liter air Cara Membuat:


  1. Campur ikan giling dengan air dan garam hingga benar-benar larut dan cukup asinnya.
  2. Tambahkan tepung kanji secukupnya sampai adonan bisa diuleni (banyak sedikit tepung kanji tergantung pada kekenyalan yang diinginkan). Jika suka yang kenyal bisa dipakai lebih banyak.
  3. Adonan pempek siap dibentuk sesuai selera. Untuk pempek kapal selam, ambil adonan secukupnya, bentuk seperti mangkuk, isi dengan telur ayam mentah lalu rekatkan agar tidak bocor.
  4. Rebus dalam air mendidih dengan api sedang hingga mengapung. Angkat, tiriskan. Masukkan dalam air dingin.
  5. Untuk pempek lenjer, bentuk adonan seperti silinder dan rebus sampai mengambang kemudian angkat dan masukkian dalam air dingin.
  6. Untuk andaan, ambil adonan secukupnya, tambahkan sedikit bawang goreng atau daun bawang iris seta telur, aduk rata. Bentuk adonan menjadi bola-bola dan goreng dalam minyak panas dengan api kecil hingga mengapung dan matang.
  7. Saus Cuka:
    Masak gula merah bersama air secukupnya hingga larut.
    Haluskan bawnag putih dan cabai rawit lalu tambahkan ke dalam rebusan gula dan didihkan.
    Masukkan cuka dan garam. Rebus dengan api kecil selama 1 jam hingga agak kental. Angkat dan saring.
    Sajikan bersama pempek dengan ebi yang dihaluskan.
Catatan:
Pilih ikan tenggiri yang segar dan ambil dagingnya lalu haluskan hingga serabut-serabut putih dari dagingnya terangkat.
Untuk resep tradisional ini, ukur daging tenggiri halus dalam wadah atau mangkuk. Kemudian tambahkan air sebanyak ukuran daging ikannya (misal, jika setengah mangkuk ikannya, air yang dipakai setengah mangkuk juga).
Jumlah tepung kanji yang dipakai disesuaikan dengan tingkat kekenyalan pempek yang diinginkan. Makin banyak kanji akan makin kenyal atau keras.
Secara tradisional pempek disajikan tanpa mi kuning.
*****
Versi IV (Untuk sikon di Jerman, versi Echa)
Bahan:
500 gr Rotbarschfilet atau Victoriabarschfilet atau Pangasiusfilet, dll
25 gr terigu
2 sdt garam
100 cc air
25 gr Speisestaerke *) (bisa diganti dengan maizena atau ditiadakan)
200-350 gr tapioka**)
sedikit minyak sayur untuk air rebusan
Cara Membuat:
  1. Cairkan ikan kalau membeli ikan yang beku. Mencairkannya alami saja, jangan dengan microwave. Dalam keadaan sudah tidak beku tapi masih dingin, haluskan ikan (saya biasanya pakai Küchenmaschine). Dinginkan dalam kulkas.
  2. Masukkan terigu, garam, dan air dalam panci (paling bagus panci anti lengket), buat bubur. Setelah uapnya hilang, dinginkan juga di dalam kulkas.
  3. Setelah ikan dan bubur terigu dingin, bisa mulai langkah selanjutnya. Campur ikan, bubur terigu, Speisestärke, dan tapioka hingga tercampur rata. Kalau dengan Küchenmaschine adonan yang sudah rata ditandai dengan menyatunya adonan membentuk seperti ‘gumpalan’ yang menyatu.
  4. Oh ya, sembari mengadon, jerang air yang cukup banyak untuk merebus pempek. Beri minyak sedikit airnya. Setelah air mendidih, bulatkan adonan sedikit lalu rebus. Setelah matang, cicip. Kalau perlu tambah garam atau tapioka lagi. Tapi sedikit demi sedikit tambahnya. Kira-kira 2 sdm sekali tambah, lalu giling lagi, cicip lagi:-).
  5. Setelah rasa dan kekenyalan pas, mulai bentuk pempeknya (lihat di bagian resep pempek kapal selam, lenjer, dsb). Lalu rebus hingga matang.
Catatan:
Kalau menggunakan ikan beku, rasa ikan sudah sangat berkurang. Kalau mau lebih berasa bisa menggunakan ikan ‘segar’ Victoriabarschfilet yang seperti dijual di Nordsea. Atau kalau Anda ‘kuat’ dengan baunya, bisa dikombinasikan dengan ikan makarel atau spanische makarel (ikan tenggiri). Menggunakan jenis ikan ini, lebih terasa ikannya. Perbandingannya sesuai selera masing-masing :-)
*) Kalau menggunakan Pangasiusfillet, Speisestärke bisa dihilangkan karena daging ikannya sudah cukup kenyal. Penambahan Speisestaerke akan menyebabkan pempek lebih lengket kalau digoreng.
**) Tapioka bisa dikurangi hinga 100 gram untuk memberi rasa ikan yang lebih kuat. Tapi adonan akan lebih lembek. Artinya sedikit lebih sulit untuk dibentuk. Untuk lebih mudah, tangan harus lebih sering dibalur tapioka.
*****
Pempek Udang
Sumber: Cek Lina
Porsi: 15 pempek kapal selam
Bahan:
1 kg udang segar
1 kg telur
8 ons tapioka
garam
penyedap (optional)
Cara Membuat:
  1. Bersihkan bagian kepala dan ekor udang, haluskan.
  2. Campur tepung dan bumbu lain.
  3. Uleni hingga kalis.
  4. Bentuk menjadi pempek selam.
  5. Rebus hingga matang.
  6. Angkat dan tiriskan. Goreng.

Sifat-sifat pada bilangan cacah



Pada operasi penjumlahan di bilangan cacah, berlaku sifat-sifat sebagi berikut

Sifat tertutup
Hasil penjumlahan bilangan cacah a dan b berupa bilangan cacah

0 + 1 = 1  (bilangan cacah)
1 + 2 = 3  (bilangan cacah)

Sifat komutatif (pertukaran)
Pada operasi penjumlahan sebarang bilangan cacah a dan b berlaku

a + b = b + a
1 + 0 = 0 + 1 = 1
3 + 1 = 1 + 3 = 4

Sifat asosiatif (pengelompokan)
Pada operasi penjumlahan sebarang bilangan cacah a, b dan c berlaku

(a + b) + c = a + (b + c)
(1 + 2) + 3 = 1 + (2 + 3) = 6
(3 + 1) + 6 = 3 + (1 + 6) = 10

Unsur identitas
Hasil penjumlahan bilangan nol dengan bilangan cacah a adalah bilangan a itu sendiri, sehingga berlaku

0 + a = a + 0 = a
0 + 3 = 3 + 0 = 3
5 + 0 = 5



Sifat-sifat perkalian pada bilangan cacah.

Sifat tertutup
Hasil perkalian bilangan cacah a dan b berupa bilangan cacah

0 \times 1 = 0  (bilangan cacah)
1 \times 2 = 2  (bilangan cacah)

Sifat komutatif (pertukaran)
Pada operasi perkalian sebarang bilangan cacah a dan b berlaku

a \times b = b \times a
1 \times 0 = 0 \times 1 = 0
3 \times 1 = 1 \times 3 = 3

Sifat asosiatif (pengelompokan)
Pada operasi perkalian sebarang bilangan cacah a, b dan c berlaku

(a \times b) \times c = a \times (b \times c)
(1 \times 2) \times 3 = 1 \times (2 \times 3) = 6
(3 \times 1) \times 6 = 3 \times (1 \times 6) = 18

Sifat distributive (penyebaran) perkalian terhadap penjumlahan
Pada perkalian terhadap penjumlahan bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku

a \times (b + c) = (a \times b) + (a \times c)
2 \times (3 + 4) = (2 \times 3) + (2 \times 4) = 14
4 \times (1 + 3) = (4 \times 1) + (4 \times 3) = 16

Perkalian dengan bilangan nol
Hasil perkalian bilangan cacah a dengan bilangan nol adalah nol

a \times 0 = 0 \times a = 0
5 \times 0 = 0
0 \times 14 = 0

Unsur Identitas
Hasil perkalian bilangan cacah a dengan bilangan 1 adalah bilangan a itu sendiri

1 \times a = a \times 1 = a
1 \times 34 = 34 \times 1 = 34
5 \times 1 = 5

Bilangan Cacah



Pengertian
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Himpunan bilangan cacah :
C = {0, 1, 2, 3, 4, ....}
Himpunan bilangan cacah memuat beberapa bilangan antara lain :
  1. Himpunan bilangan asli A = { 1, 2, 3, 4, ...}
  2. Himpunan bilangan genap = {0, 2, 4, 6, ...}
  3. Himpunan bilangan ganjil = {1, 3, 5, 7, ...}
  4. Himpunan bilangan kuadrat = {0, 1, 4, 9, ...}
  5. Himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, ...}
  6. Himpunan bilangan tersusun (komposit) = {4, 6, 8, 12, ...}
Operasi pada bilangan cacah
  1. Penjumlahan
    • komutatif : a + b = b + a
    • asosiatif : (a + b) + c = a + (b + c)
    • unsur identitas (netral) adalah nol (0)
    • sifat tertutup pada penjumlahan
      Penjumlahan dua atau lebih bilangan cacah selalu menghasilkan bilangan cacah
  2. Pengurangan adalah operasi kebalikan dari penjumlahan a - b = c, sama artinya dengan b + c = a.
  3. Perkalian
    • komutatif : a x b = b x a
    • asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)
    • distributif :
      a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
      a x (b - c) = (a x b) - (a x c)
    • unsur identitas perkalian adalah satu (1)
      a x 1 = a
      b x 1 = b
    • semua bilangan cacah dikalikan dengan nol (0), hasilnya nol (0)
      a x 0 = 0
      b x 0 = 0
    • sifat tertutup perkalian
      semua perkalian bilangan cacah menghasilkan bilangan cacah juga.
  4. Pembagian
    • Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian
      a : b = c ⟹ b x c = a
    • 0 dibagi dengan bilangan cacah (kecuali 0), hasilnya nol (0)
    • pembagian dengan 0 tidak didefinisikan.

Cara Cepat Menghitung Kuadrat 90-100


misal menghitung 94 kuadrat = 94^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    94
    94
_____x
  376
846
_____+
8836

dengan cara kungfu matematika, caranya cukup sederhana :
94^2
1) kurangkan 100 dengan angka 94
6
2) kurangkan 94 dengan angka 6
88
3) letakkan angka 6 kuadrat 6^2 di belakang angka 88
8836 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 94 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan 90 - 100. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfunya
98^2
100 - 98 = 2
98 - 2 = 96
9604

93^2
100 - 93 =7
93 - 7 = 86
8649
Mudah bukan?

Cara Cepat Menghitung Kuadrat 100-110


misal menghitung 104 kuadrat = 104^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    104
    104
_____x
    416
  000
104
_____+
10816

dengan cara kungfu matematika, caranya cepat dan sederhana :
104^2
1) angka terakhir pada 104 adalah 4, kalikan dengan 2
108
2) letakkan angka 4 kuadrat (4^2) di belakang angka 108
10816 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 104 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan 100 - 110. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfunya
108^2
108 -> 116, letakkan 8^2 = 64 di belakangnya
11664

103^2
103 -> 106, letakkan 3^2 = 09 di belakangnya
10609

Cara Cepat Menghitung Kuadrat 40-50


misal menghitung 47 kuadrat = 47^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    47
    47
_____x
  329
188
_____+
2209

dengan Kungfu Matematika, cara menghitung kuadratnya lebih cepat dan sederhana!
47^2
1) tambahkan angka sakti 15 dengan angka akhir dari 47 yaitu 7
22
2) kurangkan angka sakti 50 dengan angka 47
3
3) letakkan angka 3 kuadrat (3^2) = 09 di belakang angka 22
2209 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 47 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan 40 - 50. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfu matematika-nya
43^2
15 + 3 = 18
50 - 43 = 7
1849

46^2
15 + 6 = 21
50 - 46 =4
2116
Mudah bukan?

Cara Cepat Menghitung Kuadrat n5


Menghitung Kuadrat bilangan 5

misal menghitung 65 kuadrat = 65^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    65
    65
_____x
  325
390
_____+
4225

dengan Kungfu Matematika, cara menghitung kuadratnya lebih cepat dan sederhana!
65^2
1) ambil angka awal dari 65 yaitu 6, lalu angka di atas 6 yaitu 7
6 dan 7
2) kalikan angka 6 dan 7
42
3) letakkan angka 25 di belakangnya
4225 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 65 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan dengan akhiran 5. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfu matematika
95^2
9 x 10 = 90
letakkan angka 25 di akhirnya
9025

205^2
20 x 21 = 420
letakkan angka 25 di akhirnya
42025
Mudah bukan?

Cara Cepat Menghitung Kuadrat 90-100



misal menghitung 94 kuadrat = 94^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    94
    94
_____x
  376
846
_____+
8836

  Cara Cepat dan Sederhana :
94^2
1) kurangkan 100 dengan angka 94
6
2) kurangkan 94 dengan angka 6
88
3) letakkan angka 6 kuadrat 6^2 di belakang angka 88
8836 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 94 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan 90 - 100. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfunya
98^2
100 - 98 = 2
98 - 2 = 96
9604

93^2
100 - 93 =7
93 - 7 = 86
8649

Cara Cepat Menghitung Kuadrat 100-110

misal menghitung 104 kuadrat = 104^2
dengan cara lama kalian bisa memakai perkalian biasa
    104
    104
_____x
    416
  000
104
_____+
10816

Cara cepat dan sederhana :
104^2
1) angka terakhir pada 104 adalah 4, kalikan dengan 2
108
2) letakkan angka 4 kuadrat (4^2) di belakang angka 108
10816 (sama hasilnya dengan perkalian sebelumnya ^_^)
Bagaimana dengan contoh lainnya? apa ini cuma berlaku untuk angka 104 saja?
Tidak, ini berlaku untuk semua bilangan 100 - 110. Silakan dicoba sendiri dan kuasai teknik kungfunya
108^2
108 -> 116, letakkan 8^2 = 64 di belakangnya
11664

103^2
103 -> 106, letakkan 3^2 = 09 di belakangnya
10609

Friday, April 27, 2012

Seberapa Jorok Restoran Cepat Saji?

Seorang karyawan McDonald’s di South Carolina meludah ke dalam dua cangkir es teh manis yang dikembalikan pengunjung karena kurang manis. Sebuah video menunjukkan, karyawan itu membungkuk di depan cangkir sebelum menyerahkan cangkir itu kembali.
Pihak McDonalds mengakui terdapat lendir di dalam es teh manis. Si karyawan pun ditangkap atas tuduhan memasukkan bahan berbahaya ke dalam makanan. Insiden McDonald’s itu seolah membuktikan kebenaran ungkapan “Jangan pernah bikin pelayan marah. Mereka bisa saja meracuni makanan kita.”
Rahasia dapur
Anthony Bourdain, seorang koki, pernah menulis buku yang mengupas habis sisi kelam dunia kuliner lebih dari 10 tahun lalu. Buku itu amat bagus dijadikan panduan supaya kita tidak keracunan ketika sedang kencan. Bourdain menyibak pintu dapur dan mengungkapkan beberapa trik kotor yang dilakukan restoran. Misalnya, menyaring abu rokok dari mentega yang sudah terpakai — untuk membuat saus — serta menyajikan daging sapi lama kepada pengunjung yang minta steak matang (well-done).
Skandal ayam
Ada banyak lagi contoh penyajian makanan terkontaminasi oleh restoran (serta dapur yang tidak bersih), terutama oleh waralaba resto cepat saji. Baru-baru ini, seorang mantan manajer KFC di Oregon menuntut pemilik cabang karena memecat seorang karyawan yang menolak menyajikan ayam busuk dan lewat kedaluwarsa. Menurut gugatan itu, si manajer mengundurkan diri karena “tidak tahan terus-terusan menyajikan ayam busuk kepada pengunjung.”
Bahaya makanan cepat saji Tanpa bermaksud menunjuk hidung satu pihak tertentu, sebuah investigasi oleh NBC Dateline mengungkapkan 60 persen jaringan restoran telah melanggar kode etik kesehatan selama satu setengah tahun sebelum laporan itu dibuat.
Beberapa masalah kesehatan yang terjadi di waralaba seperti McDonalds, Taco Bell, Wendy’s dan Burger King adalah masuknya tikus, serangga, dan kotoran lain ke dalam dapur, serta buruknya sanitasi karyawan. Mengingat 25 persen warga Amerika Serikat makan di resto cepat saji setiap hari, bayangkan betapa besarnya kemungkinan mereka terjangkit penyakit.
The Huffington Post telah merilis katalog yang berisi laporan benda-benda “asing” dalam makanan cepat saji. Antara lain: telur lalat di kentang goreng Wendy’s, air liur di burger Whopper, dan plester berdarah di Pizza Hut, lalu tikus goreng di dalam keranjang Popeye’s.
Bagaimana dengan restoran independen (yang tak tergabung dalam jaringan)? Bourdain mengatakan, dapur mereka kini lebih bersih dibanding dulu. “Kondisi pasar ikan, dan penanganan kualitas makanan secara umum, sekarang lebih baik,” katanya kepada WebMD. “Ada upaya menjaga kualitas di dapur-dapur yang dulu tidak ada.”
Meski demikian, tidak ada restoran yang mampu mengendalikan tindakan impulsif karyawannya. Mungkin ada baiknya bila teh Anda kurang manis, tambahkan saja gula sendiri. sumber: Yahoo

Saturday, April 14, 2012

KISI-KISI SERTIFIKASI 2012

Download saja. Jika Nanti lulus sedekahnya jangan dilupakan ya kalo bisa semuanya untuk kaum dhuafa heee...

link 1 here

link 2 here

Wednesday, April 11, 2012

CARA MEMBUAT BAHAN AJAR BERUPA MODUL

Aina Mulyana
1. Pengertian Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.
Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya 1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan:
1. Tujuan-tujuan intruksional umum.
2. Tujuan-tujuan intruksional khusus.
3. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
4. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
5. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
7. Alat dan sumber yang akan dipakai.
8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.
9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.

Hal di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto (1983 :17), bahwa modul adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.

2. Komponen - Komponen Modul
Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah sebagai berikut:
a. Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:
1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.
2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.
3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.
b. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya.
c. Lembar kerja
Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.
d. Kunci lembaran kerja
Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.
e. Lembaran tes
Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.
f. Kunci lembaran tes
Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan.
Sedangkan penjelasan komponen-komponen modul menurut Cece Wijaya, (1992 :97) adalah sebagai berikut:
1. Petunjuk guru
a. Umum, berisikan:
1) Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran.
2) Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat.
3) Penjelasan singkat tentang istilah-istilah.
b. Khusus, berisi:
1) Topik yang dikembangkan dalam modul.
2) Kelas yang bersangkutan.
3) Waktu yang diperlukan untuk modul itu.
4) Tujuan intruksional.
5) Pokok-pokok materi yang perlu dibahas.
6) Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid, serta alat yang dipergunakan.
7) Penilaian: prosedur dan alatnya.

2. Lembaran kegiatan siswa, berisi:
a. Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas, pengarahan umum, dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.
b. Tujuan pelajaran, yaitu yang berupa tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan.
c. Pokok-pokok materi dan rinciannya.
d. Alat-alat pelajaran yang dipergunakan, dan
e. Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh, yang biberikan secara terinci dan berkelanjutan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan.

3. Lembar kerja siswa
Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan oleh murid setelah mempelajari kegiatan murid.
4. Kunci jawaban untuk lembaran kerja siswa
Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh murid pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan mempergunakan lembaran kerja. Dengan kunci jawaban ini, anak dapat mengoreksi sendiri apakah pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik atau tidak.
5. Lembaran tes
Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.
6. Kunci jawaban untuk lembaran tes
Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece Wijaya (1992:99) adalah sebagai berikut:
1. Petunjuk untuk guru
a. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
b. Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efisien.
c. Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi belajarnya.
d. Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul.
e. Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus digunakan, dan
f. Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang digunakan.
2. Kegiatan siswa
a. Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh siswa.
b. Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul.
c. Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri.
d. Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah tugas-tugas yang dikerjakannya benar.
3. Tes akhir modul
Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa, guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
4. Kunci tes akhir modul
Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa dijaga kerahasiaannya.

3. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B. Suryosubroto (1983:18), ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan.
e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.

4. Modul Langkah-langkah penyusunan modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut:
1. Menyusun kerangka modul
a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai.
d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus.
e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional.
f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.
g. Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.
h. Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu.

2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.
Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.
3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri.
6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.
7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.
Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu.

Sumber Bacaan:

Cece Wijaya (1992), Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, B. Suryosubroto. (1983) Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara,

Departemen Pendidikan Nasional (2002), Teknik Belajar dengan Modul, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

S. Nasution, (1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara

TEKNIK PENYUSUNAN MODUL


A. Latar Belakang

Menjawab tantangan pengembangan pendidikan menengah kejuruan sebagaimana yang termuat dalam Rencana Strategis Tahun 2004-2009, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan melakukan berbagai strategi peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (competency based education and training). Pendekatan berbasis kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan prosedur penilaian.

Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pelaksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.

Untuk membantu guru dalam pengembangan modul, perlu disusun suatu acuan yang bersifat operasional. Acuan yang dimaksud berupa pedoman teknis yang minimal memuat prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, ketentuan-ketentuan dan prosedur pengembangan modul. Pedoman teknis perlu dirancang sedemikian rupa sehingga praktis dan menarik untuk dibaca dan digunakan oleh guru dan unsur-unsur lain dalam penyusunan modul.
B. Landasan Hukum

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
Permen Diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi;
Permen Diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
Permen Diknas No 24 tentang Pelaksanaan Permen No 22 dan 23 tahun 2006; dan kemudian disempurnakan dengan Permen Diknas No. 6 tahun 2007;
Permen Diknas No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
Permen Diknas No 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
Permen Diknas No 2 tahun 2008 tentang Buku;

C. Tujuan

Setelah mempelajari petunjuk ini, guru dapat mengembangkan dan menyusun modul buku ajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan kebutuhan peserta didik.


BAB II

KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL

A. Pengertian

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.

B. Karakteristik

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul.

1. Self Instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.

Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:

Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;
Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).

5. Bersahabat/Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.

C. Desain

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pengembangan suatu modul adalah menetapkan desain atau rancangannya. Desain menurut Oemar Hamalik (1993) adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan suatu kegiatan.

Kedudukan desain dalam pengembangan modul adalah sebagai salah satu dari komponen prinsip pengembangan yang mendasari dan memberi arah teknik dan tahapan penyusunan modul. Kedudukan dimaksud lebih jelas ditunjukkan dalam gambar berikut.
Evaluasi Validasi
Analisis
Jaminan Kualitas
Desain
Implementasi
UmpanBalik
Seleksi Strategi Pembelajaran & Media
Produksi Bahan Ajar
PenyiapanPerangkat

Penilaian

Tulis tujuan belajar
Tetapkan prasyarat
Tentukan isi
Urutkan pembelajaran
Tetapkan format
Kembangkan :

- Interaksi

- Umpan balik

- Penguatan

Produksi paket pelatihan
Pengendalian kualitas

Instrumen Evaluasi (PAP)

•Pengetahuan
•Keterampilan
•Sikap

Penilaian

Karakteristik Tugas/ Pekerjaan.
Karakteristik Peserta Didik.
Karakteristik Setting

Gambar : Desain dan Pengembangan Modul
PRINSIP
TAHAPAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN



Di dalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil analisis kebutuhan dan kondisi. Perlu diketahui dengan pasti materi belajar apa saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan, sumberdaya apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang dinilai perlu. Selanjutnya, dikembangkan desain modul yang dinilai paling sesuai dengan berbagai data dan informasi objektif yang diperoleh dari analisis kebutuhan dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen modul seperti apa yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan kondisi yang ada.

Berdasarkan desain yang telah dikembangkan, disusun modul per modul yang dibutuhkan. Proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama, menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Pada tahap ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi yang akan dipelajari, karakteristik peserta didik, dan karakteristik konteks dan situasi dimana modul akan digunakan. Kedua, memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan belajar dan komponen pendukungnya. Ketiga, mengembangkan

perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar semua aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Modul yang telah diproduksi kemudian digunakan / dimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Kegiatan belajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan penilaian juga mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam modul.

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi lebih dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Bila tidak atau kurang optimal, maka modul perlu diperbaiki sesuai dengan hasil evaluasi. Sedangkan validasi, lebih ditujukan untuk mengetahui dan mengukur apakah materi/isi modul masih sesuai (valid) dengan perkembangan kebutuhan dan kondisi yang berjalan saat ini. Karena modul telah disusun beberapa waktu sebelumnya, ada kemungkinan isi modul sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan yang ada. Karenanya, perlu disesuaikan dengan perkembangan.

Maksud dari prinsip jaminan kualitas adalah, bahwa modul senantiasa harus selalu dipantau efektivitas dan efisiensinya. Modul harus efektif untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga harus efisien dalam implementasinya. Kesemuanya (efektif dan efisien) harus diyakini (assured) dapat terjadi.

Seluruh prinsip di atas, selain bersifat siklus, satu dengan lainnya saling terkait dan memberi umpan balik. Adanya satu informasi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dari satu prinsip, menjadi balikan bagi komponen prinsip yang lain.

D. Elemen Mutu Modul

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.

Format

a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang

proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang digunakan. Jika menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom secara proporsional.

b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.
1. Organisasi

a. Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas dalam modul.

b.Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran.

c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti oleh peserta didik.

d.Organisasikan antarbab, antarunit dan antarparagrap dengan susunan dan alur yang memudahkan peserta didik memahaminya.

e. Organisasikan antar judul, subjudul dan uraian yang mudah diikuti oleh peserta didik.
2. Daya Tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

b.Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

c. Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.
3. Bentuk dan Ukuran Huruf

a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum peserta didik.

b.Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah.

c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
4. Ruang (spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda kepada peserta didik/peserta didik. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

Ruangan sekitar judul bab dan subbab.
Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta didik untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
Spasi antarkolom; semakin lebar kolomnya semakin luas spasi diantaranya.
Pergantian antarparagraf dan dimulai dengan huruf kapital.
Pergantian antarbab atau bagian.
Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halam ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.
Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul dengan baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapih.
Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

5. Konsistensi



BAB III

PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu desain modul dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan strategi pembelajaran dan media, memproduksi modul, dan mengembangkan perangkat penilaian. Dengan demikian, modul disusun berdasarkan desain yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, desain modul ditetapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Adapun kerangka modul pada pedoman ini telah ditetapkan, sehingga sekolah dimungkinkan untuk langsung menerapkan atau dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan tanpa harus mengurangi ketentuan-ketentuan minimal yang harus ada dalam suatu modul.

Materi atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu kompetensi. Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu modul, tapi dengan pertimbangan karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Apabila pada standar kompetensi yang ada pada KTSP/Silabus/RPP ternyata memiliki lebih dari 4 kompetensi dasar, maka sebaiknya dilakukan reorganisasi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih dahulu.

A. Langkah-langkah Penyusunan Modul

Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.

Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya.

Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim, dengan anggota terdiri atas mereka yang memiliki keahlian pada program yang dianalisis. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan. Apakah merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program semester atau lainnya.
Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk pelaksanaan program tersebut. Misal program tahunan, silabus, RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program tersebut.
Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi tersebut.
Selanjutnya, susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan dijadikan sebagai judul modul.
Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di sekolah.
Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.



Untuk menganalisis kebutuhan modul dapat menggunakan format berikut.

Format Analisis Kebutuhan Modul

Mata Pelajaran :

Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar Pengetahuan Keterampilan Sikap Judul Modul Ketersediaan
Tersedia Belum Tersedia










Setelah kebutuhan modul ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat peta modul. Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu satuan program yang digambarkan dalam bentuk diagram. Pembuatan peta modul disusun mengacu kepada diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam KTSP. Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Silabus/RPP
Pengetahuan,Keterampilan, Sikap.
Analisis Kebutuhan
Judul modul
Daftar Judul Modul
Pemetaan
Peta Modul
PEMETAAN MODUL





2. Desain Modul

Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran dan metoda penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain dalam penyusunan/penulisan modul.

Penulisan modul belajar diawali dengan menyusun buram modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan sebagai buram sampai dengan selesainya proses validasi dan uji coba. Bila hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah suatu modul dapat diimplementasikan secara riil di lapangan.

Penulisan modul dilakukan sesuai dengan RPP. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
Tetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari suatu modul.
Tetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.
Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan perangkat) evaluasi.
Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu komponen-komponen: kompetensi (SK-KD), deskripsi singkat, estimasi waktu dan sumber pustaka. Bila RPP-nya sudah ada, maka dapat diacu untuk langkah ini.
Materi/substansi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prinsip, fakta penting yang terkait langsung dan mendukung untuk pencapaian kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.
Tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik.
Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul
Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau tugas.

Langkah-langkah penyusunan buram modul dapat dilihat pada alur berikut ini.



Buram Modul
Buram Modul
Analisis Materi
RPP
Perumusan Tugas/Praktik
Penyusunan Evaluasi
Tes KognitifTes Psikomotor

Tes Sikap
Penyusunan Kunci Jawaban
Tugas/Praktik Untuk Penguatan Kognitif dan Psikomotorik
Kunci Jawaban
Kerangka Modul
Tujuan AkhirTujuan Antara
Perumusan Tujuan
PENYUSUNAN BURAM MODUL
Perumusan Evaluasi
Sistem Evaluasi













































Sebelum modul diimplementasikan, perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap buram modul yang telah dinyatakan valid. Karena modul telah dinyatakan valid tidak berarti modul tersebut siap digunakan. Uji coba buram modul dimaksudkan untuk mengetahui apakah buram modul dapat diimplementasikan pada situasi dan kondisi sesungguhnya. Langkah ini dapat membantu meningkatkan efisiensi penyiapan modul, sebelum diperbanyak untuk kepentingan pembelajaran. Hal-hal yang perlu diujicoba antara lain adalah:

Kemudahan bahan ajar digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar.
Kemudahan guru dalam menyiapkan fasilitas (alat dan bahan) belajar, mengelola proses pembelajaran, dan dalam mengadministrasi-kannya.



Untuk melakukan uji coba buram modul dapat diikuti langkah-langkah berikut ini:

Siapkan perangkat untuk uji coba (kriteria modul yang layak dan kuesioner kelayakan modul). Penyiapan sebaiknya dilakukan oleh tim.
Tentukan responden uji coba. sesuai dengan kondisi.
Siapkan dan gandakan buram modul yang akan diujicobakan sesuai dengan jumlah responden.
Siapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengimplementasikan modul.
Informasikan kepada responden tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh responden.
Lakukan uji coba sebagaimana melakukan kegiatan pembelajaran dengan modul. sesungguhnya
Kumpulkan data hasil uji coba.
Olah data dan simpulkan hasilnya.

Bila hasil uji coba buram modul layak, berarti modul tersebut siap diimplemtasikan untuk kepentingan pembelajaran yang sesungguhnya, siap dicetak dan diperbanyak. Sebaliknya, bila belum layak, maka harus dilakukan perbaikan seperlunya, sesuai dengan masukan pada saat uji coba.

3. Implementasi

Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Bahan, alat, media dan lingkungan belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan.

4. Penilaian

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul. Pelaksanaan penilaian mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam modul. Penilaian hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen yang telah dirancang atau disiapkan pada saat penulisan modul.



5. Evaluasi dan Validasi

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun peserta didik, karena keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.

Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya efektif untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target berlajar, maka modul dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari. Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang atau kompetensi tersebut. Validator membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan, tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif untuk digunakan sebagai media mengasai kompetensi yang menjadi target belajar. Bila hasil validasi ternyata menyatakan bahwa modul tidak valid maka modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi valid.
Draft Modul
Validator
Penyempur-naan
Validasi
VALIDASI MODUL
Uji Coba
Penyempur-naan
Modul




6. Jaminan Kualitas

Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pengembangan suatu modul, maka selama proses pembuatannya perlu dipantau untuk meyakinkan bahwa modul telah disusun sesuai dengan desain yang ditetapkan. Demikian pula, modul yang dihasilkan perlu diuji apakah telah memenuhi setiap elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas suatu modul.

Untuk kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu modul.



B. Penulisan Modul

1. Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Kerangka modul tersusun sebagai berikut:

Kata Pengantar

Daftar Isi

Peta Kedudukan Modul

Glosarium

I. PENDAHULUAN

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Deskripsi
Waktu
Prasyarat
Petunjuk Penggunaan Modul
Tujuan Akhir
Cek Penguasaan Standar Kompetensi

II. PEMBELAJARAN

Pembelajaran 1
Tujuan
Uraian Materi
Rangkuman
Tugas
Tes
Lembar Kerja Praktik
Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)
Tujuan
Uraian Materi
Rangkuman
Tugas
Tes
Lembar Kerja Praktik

III. EVALUASI

Tes Kognitif
Tes Psikomotor
Penilaian Sikap

KUNCI JAWABAN

DAFTAR PUSTAKA


2. Deskripsi Kerangka

Halaman Sampul

Berisi antara lain: label kode modul, label milik negara, bidang/program studi keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan lembaga seperti Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK, tahun modul disusun.

Kata Pengantar

Memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.

Daftar Isi

Memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor halaman.

Peta Kedudukan Modul

Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam keseluruhan program pembelajaran (sesuai dengan diagram pencapaian kompetensi yang termuat dalam KTSP).

Glosarium

Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).

I. PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul

B. Deskripsi

Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan modul dengan modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah menyelesaikan modul, serta manfaat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara umum.

C. Waktu

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi yang menjadi target belajar.

D. Prasyarat

Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan menyebut kemampuan spesifik yang diperlukan.

E. Petunjuk Penggunaan Modul

Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar,
Perlengkapan, seperti sarana/prasarana/ fasilitas yang harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar ,
F. Tujuan Akhir

Pernyataan tujuan akhir (performance objective) yang hendak dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu modul. Rumusan tujuan akhir tersebut harus memuat

Kinerja (perilaku) yang diharapkan
Kriteria keberhasilan
Kondisi atau variable yang diberikan
G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

Berisi tentang daftar pertanyaan yang akan mengukur penguasaan awal kompetensi peserta didik, terhadap kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini. Apabila peserta didik telah menguasai standar kompetensi/ kompetensi dasar yang akan dicapai, maka peserta didik dapat mengajukan uji kompetensi kepada penilai.

II. PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran 1

Kompetensi dasar yang hendak dipelajari.

Tujuan

Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan belajar. Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif tidak terikat dan tidak terlalu rinci.

Uraian Materi

Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang sedang dipelajari.

Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan / konsep / prinsip yang terdapat pada uraian materi.

Tugas

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep/ pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa:

Kegiatan observasi untuk mengenal fakta,
Studi kasus,
Kajian materi,
Latihan-latihan.

Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi dengan lembar tugas, instumen observasi, atau bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai dengan bentuk tugasnya

Tes

Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut.

Lembar Kerja Praktik

Berisi petunjuk atau prosdur kerja suatu kegiatan praktik yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka penguasaan kemampuan psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: alat dan bahan yang digunakan, petunjuk tentang keamanan/keselamatan kerja yang harus diperhatikan, langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan.

Pembelajaran 2 s.d n (tata cara sama dengan pembelajaran namun berbeda topik dan fokus bahasan)
Tujuan
Uraian Materi
Rangkuman
Tugas
Tes
Lembar Kerja Praktik

III. EVALUASI

Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain) yang dinilai, serta indikator keberhasilan yang diacu.

A. Tes Kognitif

Instrumen penilaian kognitif dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian kemampuan kognitif (sesuai standar kompetensi dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai dan dapat menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai cocok.

B. Tes Psikomotor

Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian kemampuan psikomotorik dan perubahan perilaku (sesuai standar kompetensi/kompetensi dasar). Soal dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek yang akan dinilai.

C. Penilaian Sikap

Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur sikap kerja (sesuai kompetensi/ standar kompetensi dasar).

KUNCI JAWABAN

Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap kegiatan pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi, dilengkapi dengan kritria penilaian pada setiap item tes.

DAFTAR PUSTAKA

Semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan modul.

BAB IV

PENUTUPPedoman penulisan modul ini merupakan rambu-rambu umum bagi penulis atau pengembang modul pembelajaran peserta didik SMK. Melalui pedoman ini diharapkan terwujud modul SMK dengan pola pengembangan dan penulisan yang baku.

Sebagaimana umumnya keberadaan rambu-rambu, maka pedoman ini tidak harus diikuti secara kaku, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kekhususan, karakteristik unit kompetensi yang dikembangkan. Rambu-rambu modul yang akan dikembangkan mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

Modul dikembangkan berdasarkan standar kompetensi/ kompetensi dasar yang tertuang didalam KTSP/Silabus/RPP Sekolah Menengah Kejuruan.
Desain penyusunan modul sesuai dengan RPP yang telah disusun guru.
Modul akan digunakan oleh peserta didik pada kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.
Modul dikembangkan untuk membantu pencapaian kompetensi yang telah ditargetkan di dalam kurikulum

DAFTAR PUSTAKA

Blank, William E, 1982, Handbook for Developing Competency Based Training Programme. London: Prentice hall,

Burk, John, 1989, Competency Based Education and Training, London: The Patmer Press.

Bob Sadino



Penulis : Team Andriewongso.com
Rabu, 23 Mei 2007

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Melanjutkan sekolah Atau berhenti sekarang juga?

Selamat Siang Agan2 sekalian

Ane mau share Pidato seorang CEO Oracle Corp, Lawrence ‘Larry’ Ellison, yang menjadi Orang terkaya kedua di Dunia (setelah Bill Gates) pada tahun 2000.

Pidato ini merupakan pidato pembukaan untuk wisuda kelas 2000 Universitas Yale. dan 'dia' diseret turun dari panggung sebelum dia menyelesaikan pidatonya.

Langsung aj,, cekidot gan...

Quote:
“ Lulusan Yale University, saya minta maaf bila anda telah mengalami prolog seperti ini sebelumnya, namun saya ingin anda melakukan sesuatu untuk diri anda sendiri. Tolong, lihatlah sekeliling anda dengan baik. Lihatlah teman di sebelah kiri anda. Lihatlah teman di sebelah kanan anda. Sekarang pikirkan ini : 5 tahun dari sekarang, bahkan 30 tahun dari sekarang, kemungkinannya adalah orang di sebelah kiri anda akan menjadi pecundang. Orang di sebelah kanan anda juga akan menjadi pecundang. Dan anda di tengah? Apa yang anda harapkan? Pecundang, Pecundang, cum laude pecundang.

Nyatanya , ketika saya melihat ke hadapan saya sekarang, saya tidak melihat seribu harapan untuk masa depan yang cerah. Saya tidak melihat pemimpin masa depan dalam seribu industry. Saya melihat seribu pecundang. Anda kesal. Itu bisa dimengerti.

Bagaimanapun, bagaimana saya, Lawrence ‘Larry’ Ellison, seorang yang drop out dari kampus, memiliki keberanian untuk mengatakan omong kosong ini pada lulusan salah satu institusi paling bergengsi bangsa ini? Akan saya katakan sebabnya. Karena saya Lawrence ‘Larry’ Ellison, orang terkaya di planet ini adalah seorang drop out kuliah dan anda tidak.

Karena Bill Gates, manusia terkaya di planet – saat ini – adalah juga drop out kuliah, dan anda tidak.

Karena Paul Allen, orang ketiga terkaya di planet ini, keluar kampus, dan anda tidak.

Dan berikutnya, karena Michael Dell, No. 9 dari daftar dan bergerak cepat, adalah drop out kampus, dan sekali lagi anda tidak.

Hemm… Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi biarkan saya mengelus ego anda dengan menunjukkan, dengan jujur, bahwa diploma anda tidak diperoleh dengan percuma. Kebanyakan dari anda, saya percaya, telah menghabiskan empat sampai lima tahun disini, dan dalam banyak hal apa yang anda telah pelajari dan alami akan berguna bagi anda di tahun mendatang. Anda telah membuat kebiasaan kerja yang baik. Anda telah membuat jaringan orang yang akan membantu anda di jalan. Dan anda telah membuat apa yang akan menjadi hubungan seumur hidup dengan kata ‘tetapi’. Semuanya itu tentu saja baik. Karena sebenarnya anda akan membutuhkan jaringan itu. Anda akan membutuhkan kebiasaan kerja yang kuat itu. Anda akan membutuhkan terapi.

Anda akan membutuhkan mereka karena anda tidak drop out, dan anda tidak akan pernah berada di antara orang terkaya di dunia. Oh pasti, anda bisa, mungkin mendaki jalan anda ke atas ke No. 10 atau 11, seperti Steve Ballmer. Tapi kemudian, saya tidak perlu mengatakan kepada siapa ia bekerja bukan? Dan, ia drop out dari sekolah persiapan. Agak ketinggalan berkembang.
Akhirnya saya menyadari banyak dari anda, saya harap kebanyakan dari anda bertanya-tanya? “Apakah ada yang bisa kulakukan? Apakah ada harapan untukku?” Tidak Ada! Terlambat Sudah. Anda telah menyerap terlalu banyak, pikiran anda tahu terlalu banyak. Anda tidak 19 tahun lagi. Anda memiliki topi yang terbentuk dan saya tidak merujuk pada papan mortar di kepala anda.
Hmm…. Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi ini mungkin waktunya untuk membawa garis perak. Bukan untuk anda, kelas 2000. Anda sudah dihapuskan, jadi akan saya biarkan anda mencari pekerjaan yang mengibakan, yang cek gaji anda ditandatangani oleh teman sekolah anda yang drop out dua tahun lalu.

Sebaliknya, saya ingin memberi harapan bagi semua yang masih sekolah di sini sekarang. Saya katakan kepada anda, saya tidak bisa menekankan ini. Pergilah. Kemasi barang-barang dan idemu dan jangan kembali. Drop out dan mulailah.

Karena bisa saya katakan bahwa topi dan jubah akan menurunkan anda seperti petugas keamanan ini menarik saya turun dari panggung.

(Pidato Dihentikan!)

Friday, April 06, 2012

Peluang Usaha Cuci Motor

Peluang Usaha Cuci Motor Usaha ini tergolong mudah dan hanya membutuhkan modal relatif sedikit. Apalagi jika kita memiliki rumah dengan halaman luas dan bertempat strategis. Apa Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan ? 1. Standar kebersihan motor dan cara membersihkannya 2. Pengetahuan umum tentang sepeda motor. Terutama bagian mesin yang tidak boleh terkena air 3. Pembukuan sederhana. Untuk mencatat modal awal, operasional bulanan dan pendapatan Apa saja yang dibutuhkan untuk memulai usaha Cuci Motor ? 1. Tempat dengan luas minimal 3 x 4 m untuk kapasitas 2-3 motor berjajar 2. Alat operasional : Pompa Air, Kompresor, sabun/sampo motor, sikat, kain lap (kanebo), pengilap cat motor, semir ban dan kuas untuk mengoles semir ban 3. Tenaga kerja. Minimal 2-3 orang. Salah satu sebagai koordinator untuk melayani pembayaran dari konsumen dan pencatatan di buku administrasi. Sebelum memulai usaha Cuci Motor berikut beberapa kunci sukses yang harus diperhatikan. 1. Lokasi usaha harus strategis dan nyaman bagi konsumen untuk menunggu. Jangan takut dengan kompetitor, cobalah berpikir dari sudut pandang konsumen..tempat Cuci Motor seperti apa sih yang paling ideal ? tentu harus mudah ditemukan, tempatnya bersih, tempat menunggunya (kursi, meja) nyaman, mungkin bisa disediakan tv, dsb. 2. Cari dan latih tenaga kerja agar tetap semangat dan rajin bekerja. Jaga tingkah laku para pekerja agar tetap sopan dan berhati-hati dalam mencuci motor agar tidak timbul komplain motor jadi baret atau ada bagian yang rusak. 3. Terapkan sistem gaji pokok dan incentive bagi pekerja. Hitung incentive berdasarkan jumlah motor yang mereka kerjakan agar para pekerja terus semangat dalam mencuci motor. 4. Perhatikan jam kerja dan waktu istirahat makan para pekerja. Untuk menghindari sakit yang umum terjadi yaitu masuk angin…simpel sih, tapi kalau salah satu saja pekerja ada yang sakit pasti operasional usaha jadi kacau balau. Nah, untuk membuat tambah yahuud n mantap…ada juga tips Promosi yang bisa membuat orang berbondong-bondong datang ke tenpat usaha anda. 1. Pertama n yang pasti buat papan nama atau spanduk (sebaiknya yang berbahan plastik) yang mencolok. Buat nama usaha Cuci Motor anda se-unik mungkin. Contoh : GP Motor Wash, Rossi Kumbah Motor, Cuci Motor Express 20 Menit 2. Tawarkan hal yang unik..yang membedakan usaha Cuci Motor anda dengan yang lain. Contoh : tambahan fasilitas semir ban, pengkilap jari-jari motor, jaminan cuci motor 20 menit selesai, dll 3. Buat aneka promosi untuk menarik konsumen baru. Seperti setiap orang yang datang sebelum jam 9.00 akan mendapat diskon 50% cara ini ampuh untuk menarik orang agar mencucikan motornya pagi-pagi sehingga orang lain akan melihat dan berpikir…wah, tempat Cuci Motor ini pagi-pagi sudah penuh dan ramai..pasti layanannya bagus, kapan2 nyoba ahh.. 4. Kerjasama dengan institusi atau jaringan komunitas seperti…FIF (kredit motor) tiap orang yang kredit motor dapat potongan harga atau gratis cuci motor 1 kali, sebarkan promo gratis cuci motor/potongan harga kepada pekerja pabrik, dll 5. Buat seragam untuk karyawan anda. Jangan tanggung-tanggung, buat seragam yang cukup bagus..jangan cuma kaos oblong doang..kenakan juga sepatu boot dan sarung tangan. Seragam dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa memiliki karyawan. Selain itu konsumen juga akan bertambah yakin karena usaha cuci motornya terkesan keren dan rapi Usaha Cuci Motor ini juga bisa “ditumpangi” oleh usaha aji mumpung lainnya seperti : - Menjual aksesoris motor : helm, sarung tangan, stiker, masker - Jasa ganti oli dan servis motor - Makelar jual beli motor second (untungnya juga lumayan lhoo) - Jualan makanan ringan dan minuman (Teh Botol, Aqua) untuk konsumen yang sedang menunggu Analisa Finansial Modal Awal Sewa Tempat 5,000,000 Renovasi Tempat 2,000,000 Peralatan 5,000,000 Total 12,000,000 Biaya Operasional Gaji Pegawai 3 orang @ Rp. 500.000,- 1,500,000 Listrik dan Air 500,000 Sabun, sampo dan semir ban 100,000 Total 2,100,000 Pendapatan 1 hari 30 motor @ Rp. 5000,- 1 bulan = 30 hr x 30 x Rp. 5000,- = 4,500,000 Keuntungan Pendapatan – Biaya Operasional 4,500,000 - 2,100,000 = 2,400,000 Modal awal kembali 5 Bulan Keuntungan x 5 bulan 2,400,000 x 5 = 12,000,000

Humanity|Respect|Try To Not Cry