Menjadi Lebih baik dan terbaik walaupun buruk dimata orang | Doakan Orang Tua Anda | Sedekahkan harta anda Kepada Fakir Miskin dan Kaum yang tertindas | Hari ini Mungkin kematian menjemput kita tetapi maka dari itu kerjakanlah kebaikan walau di mata manusia tak ada harganya

Monday, June 16, 2014

Usaha Pemancingan Ikan Lele


Awalnya Sudarso cuma memiliki lahan seluas 50x35 meter dan tidak tau untuk apa. Ia kemudian membuka tempat pemancingan, iseng sekaligus menyalurkan hobi, jadilah kolam pemancingan lele. Dia memanfaatkan lahan jadi tempat pemancingan dengan modal seminimal mungkin. Dibantu dua anaknya, Pak Sudarso mulai menggali kedalaman lubang tempat pemancingan tersebut. Dengan modal sedikit dan minim bantuan tenaga kerja, jadilah kolam tersebut baru selesai setelah tiga bulan berusaha.


Selang tiga bulan kolam baru tersebut telah siap diisi oleh air. Pak Sudarso lalu mengisinya dengan ikan- ikan untuk dipancing. Selang waktu berganti, setelah ikan- ikan banyak, jadilah ia seorang juragan pemancingan. Kolam ikan itu dibuka untuk umum, mereka para pecinta pancing mulai berdatangan. Meski butuh waktu yang relatif lama, nyatanya bisnis kecil ini tumbuh diwaktunya. Orang- orang mulai datang mencoba tantangan untuk memancing disana.

Mereka tak segan mengeluarkan uang Rp.85.000 per- orang. Dikarenakan kesibukan hari kerja, jadilah kolam pemancingan ini bisa saja meraup untung 2x lipat dalam satu hari ketika hari- hari libur. Pak Sudarso mengaku cukup senang bisnis bisa maju. Ia pun berpikir untuk menambah jumlah ikan mengingat tempatnya kini sering dikunjungi pelanggan. Kemudian dibelilah 10 pasang ikan lele yang siap bertelur untuk tempat pemancingannya, sayangnya, ikan tersebut banyak yang mati. Dia yang tak memiliki dasar beternak lele kehilangan 7 ekor sekaligus.

Pak Sudarso mengaku kecewa dan bersedih karena kini modal bisnisnya tinggal sedikit. Kolam pemancingan miliknya tak mampu mencukupi permintaan pelanggan. Karena masalah ini pula, ia terpaksa menutup bisnis untuk sementara. Sementara itu, diluar, dia kembali mencari modal agar bisnisnya bisa berlanjut. Harapan kecilnya hanyalah bisa membeli modal bibit ikan lele lagi.

Setelah agak lama tak membuka bisnis pemancingan, permasalahan itu telah selesai. Setitik harapan itu justru datang dari pengunjung setia tempatnya. Ia menerangkan ada salah satu pemancing langganan yang mau ikut mendengar keluhnya. Pelanggan yang tidak diketahui namanya tersebut mendengarkan keluh kesah bapak dua anak ini. Akhirnya, pelanggan tersebut memberikan bantuan modal untuk Sudarso berupa hutang ringan. Tak mau kehilangan momen, dia kembali membuka bisnis pemancingan dengan modal lebih kuat pastinya.

Dia bertekat akan terus belajar berbisnis pemancingan sekaligus beternak ikan.

Setelah mendapat modal bisnis lagi jadilah bisnis kolam ikan ini berlanjut. Pak Sudarso kini tak malu untuk sekedar berkunjung mengikuti salah satu kegiatan yang diadakan Bisnis Usaha Rakyat. Dia meneruskan kembali bisnis kolam pemancingan, membeli beberapa bibit ikan lagi. Agar tak gagal bisnis lagi, dari program Bisnis Usaha Rakyat, jadilah ia memiliki bekal bagaimana merawat ikan. Ia belajar banyak bagaimana cara berternak lele.

Selain itu dia juga tau bagaimana mengembangkan bisnis usahanya. Kian lama bisnis kolam pemancingan itu dikenal banyak orang dari Jakarta hingga Bandung. Pengujung membludak dan usaha beternak ikan lele juga sukses memberikan ide lain. Selain bisnis pemancingan Pak Sudarso fokus menjadi pemasok ikan lele ke berbagai warung pecel lele. Ternyata beternak lele itu mudah, dan ia mampu menghasilkan lebih dari yang bisa dipancing para pemancing.

Tanpa disadari dua bisnis satu wadah ini, kini, menghasilkan setidaknya 40 juta per- bulan.

No comments:

Humanity|Respect|Try To Not Cry