Menjadi Lebih baik dan terbaik walaupun buruk dimata orang | Doakan Orang Tua Anda | Sedekahkan harta anda Kepada Fakir Miskin dan Kaum yang tertindas | Hari ini Mungkin kematian menjemput kita tetapi maka dari itu kerjakanlah kebaikan walau di mata manusia tak ada harganya

Saturday, July 02, 2011

Kemampuan Dasar Mengajar

Edi Soegito
Yuliani Nurani
4 SKS - Modul 1-12 / Edisi 1
ISBN : 9796893592
DDC22 : 371.1
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2003
Melalui mata kuliah ini mahasiswa akan mampu menerapkan keterampilan-keterampilan dasar mengajar dalam konteks pembelajaran di kelas. Dalam mata kuliah ini mahasiswa akan mengkaji keterampilan-keterampilan yang merupakan perangkat kemampuan dasar mengajar dan berlatih menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Topik yang di bahas dalam mata kuliah ini adalah keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
pembelian online: http://ebook.ut.ac.id/

Tinjauan Mata Kuliah
Mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar yang berbobot 4 SKS mengajak Anda untuk mengkaji keterampilan-keterampilan yang merupakan perangkat kemampuan dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus Anda kuasai dengan baik, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Kajian kemampuan dasar mengajar sangat bermanfaat bagi Anda sebagai guru atau pelatih yang mempunyai tugas membelajarkan subjek didik. Dalam kaitannya sebagai pembelajar atau orang yang membelajarkan, Anda dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga pihak yang belajar atau pebelajar dapat belajar secara optimal dan bermakna. Penguasaan terhadap kemampuan dasar mengajar juga mempunyai kaitan yang erat dengan mata kuliah keguruan lainnya, terutama dengan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Dalam praktik PKM, penguasaan terhadap kemampuan dasar mengajar diaktualisasikan secara terpadu sesuai dengan mata pelajaran atau bidang studi yang Anda ampu di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah ditentukan tujuan yang ingin dicapai setelah Anda mengikuti mata kuliah ini, yaitu Anda diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dasar mengajar Anda dalam mengelola pembelajaran mata pelajaran atau bidang studi yang Anda ampu.
Untuk mempermudah cara belajar Anda, materi mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar ini disajikan dalam dua belas modul yang dirinci sebagai berikut:
Modul 1 : Keterampilan Bertanya
Modul 2 : Teknik Bertanya
Modul 3 : Keterampilan Memberi Penguatan
Modul 4 : Keterampilan Mengadakan Variasi
Modul 5 : Keterampilan Menjelaskan
Modul 6 : Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Modul 7 : Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Modul 8 : Keterampilan Mengelola Kelas
Modul 9 : Interaksi Edukatif
Modul 10: Penataan Kelas
Modul 11: Permasalahan Kelas
Modul 12: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Agar tujuan yang sudah ditetapkan itu dapat Anda capai dengan baik, pelajarilah setiap modul di atas dengan cermat sesuai dengan petunjuk yang ada di dalamnya. Untuk mengetahui sampai berapa jauh pemahaman Anda terhadap modul yang telah Anda pelajari itu, kerjakan latihan dan tes formatif yang tersedia dengan sungguh-sungguh. Anda pasti berhasil apabila niat belajar Anda diaktualisasikan dengan baik dan sungguh-sungguh dalam mempelajari mata kuliah ini.
Selain itu, ada latihan-latihan yang harus Anda kerjakan sebagai tugas yang hasilnya harus Anda kirimkan ke UT Pusat. Pengerjaan tugas-tugas tersebut harus Anda lakukan dengan penuh rasa tanggung jawab sebab nilai UAS Anda untuk mata kuliah Kemampuan Dasar mengajar ini tidak akan diproses apabila Anda tidak mengerjakan tugas-tugas ini dan mengirimkan hasilnya ke UT Pusat.
Adapun rincian tugas-tugas yang harus Anda kerjakan adalah sebagai berikut.

Kumpulkan tugas-tugas tersebut di atas menjadi satu bundel. Kirimkan ke alamat berikut paling lambat empat minggu sebelum Anda menempuh UAS mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar:

Ketua Program Akta Mengajar
FKIP Universitas Terbuka
Jalan Cabe Raya
Pondok Cabe
Ciputat
Tangerang 15418

Paket bahan ajar ini sebagai informasi tambahan terdiri dari modul dan program video.
Selamat Belajar!!



Rangkuman Mata Kuliah

MODUL 1
KETERAMPILAN BERTANYA

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Keterampilan Bertanya

Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.

Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan (1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3) merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5) memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8) menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.

Kegiatan Belajar 2
Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut

Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah.

Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan (1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3) merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5) memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa (8) menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya (9) merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.

Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.

MODUL 2
TEKNIK BERTANYA

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Teknik Bertanya

Yang dimaksud dengan teknik bertanya adalah sejumlah cara yang dapat digunakan oleh kita sebagai guru untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didiknya dengan memperhatikan karakteristik dan latar belakang peserta didik.

Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, peserta didik akan terangsang untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya.

Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti: jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup, sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia menemukan jawaban sendiri.

Kegiatan Belajar 2
Pertanyaan

Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan tugas pembelajaran (1) pertanyaan permintaan (2) pertanyaan mengarahkan atau menuntun dan (3) pertanyaan yang bersifat menggali serta (4) pertanyaan retoris. Selain itu ada juga pertanyaan inventori yang terdiri dari 3 jenis yaitu (1) pertanyaan yang mengungkap perasaan dan pikiran (2) pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan perbuatan dan (3) pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari perasaan, pikiran dan perbuatan. Pertanyaan-pertanyaan berguna untuk memacu gagasan peserta didik misalnya dalam hal memancing gagasan/ide peserta didik dalam memecahkan masalah.

MODUL 3
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Manfaat Penguatan

Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak meny enangkan.

Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif.

Kegiatan Belajar 2
Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan

Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language). Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna.

Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu.

Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.

MODUL 4
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Manfaat Variasi Dalam kegiatan pembelajaran

Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.

Kegiatan Belajar 2
Komponen dan Prinip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu variasi gaya mengajar, variasi pengalihan penggunaan indra, dan variasi pola interaksi. Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang. Variasi pengalihan penggunaan indra dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran. Variasi pola interaksi mencakup pola hubungan guru dan siswa.

Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.

MODUL 5
KETERAMPILAN MENJELASKAN

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Menjelaskan

Pengertian menjelaskan dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu kepada perbuatan mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan sistematis sehingga dalam penyajiannya siswa dengan mudah dapat memahaminya.

Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, mengestimasi tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.

Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.

Kegiatan Belajar 2
Komponen-komponen dan Prinsip-Prinsip Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan merencanakan penjelasan mencakup (a) isi pesan yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh dan (b) hal-hal yang berkaitan dengan siswa.

Keterampilan menyajikan penjelasan mencakup (a) kejelasan, (b) penggunaan contoh dan ilustrasi yang mengikuti pola induktif dan deduktif (c) pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting, serta (d) balikan.

Penyajian penjelasan harus didasari prinsip-prinsip (a) adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan pembelajaran, (b) sesuai dengan keperluan, (c) mengingat latar belakang dan kemampuan siswa, (d) diberikan secara spontan atau sesuai dengan rencana yang telah disiapkan, dan (e) isi penjelasan bermakna bagi siswa.

MODUL 6
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Kegiatan Belajar 1
Hakikat serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja melainkan juga pada

awal setiap penggal kegiatan, misalnya, pada saat memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi, mengawali pengerjaan tugas, dan lain-lainnya.

Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.

Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa dan lain-lainnya.

Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis besar materi yang baru saja dibahas, mengkonsolidasikan perhatian siswa pada hal-hal pokok dalam pelajaran yang sudah dipelajari, dan mengorganisasikan semua kegiatan ataupun pelajaran yang telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu.

Kegiatan Belajar 2
Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran bukanlah kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa berdoa tetapi kegiatan menyiapkan mental siswa untuk menerima pelajaran.

Komponen-komponen menutup pelajaran terdiri dari (1) meninjau kembali, (2) mengadakan evaluasi penguasaan siswa dan (3) memberikan tindak lanjut.

Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus berdasarkan prinsip kebermaknaan dan kebersinambungan.

MODUL 7
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Manfaat Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu format pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri : (1) melibatkan 3 - 9 orang siswa setiap kelompoknya, (2) mempunyai tujuan yang mengikat, (3) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, dan (4) berlangsung menurut proses yang sistematis.

Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk (1) mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi (2) meningkatkan disiplin, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mengembangkan sikap saling membantu, dan (5) meningkatkan pemahaman.

Kegiatan Belajar 2
Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mencakup (1) memusatkan perhatian siswa, (2) memperjelas pendapat siswa, (3) menganalisis pandangan siswa, (4) meningkatkan kontribusi siswa, (5) mendistribusikan pandangan siswa, dan (6) menutup diskusi. Dalam penerapannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) harus ada kesamaan latar belakang pengetahuan di antara para anggota kelompok, (2) semua anggota diskusi kelompok harus mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan, (3) topik yang dibahas harus bersifat terbuka untuk menampung banyak pendapat, (4) diskusi harus berlangsung dalam suasana keterbukaan, (5) pelaksanaan diskusi harus mengingat keunggulan dan kelemahan-kelemahannya, (6) diskusi memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, dan (7) guru harus mampu mencegah timbulnya hal-hal yang dapat menghambat jalannya diskusi.

MODUL 8
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pengelolaan Kelas

1. Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan inter personal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.
2. Tujuan guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.
3. Secara garis besar terdapat 2 komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar dan,
2. Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian kondisi belajar yang optimal.
4. Ada 6 prinsip yang perlu di pelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip-prinsip ini tidak bisa digunakan satu persatu saja tetapi harus bervariasi artinya lebih dari satu prinsip. Hal-hal yang harus di perhatikanan guru dalam memilih prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini adalah (1) situasi dan kondisi di mana pembelajaran tersebut berlangsung, (2) pada siapa proses pembelajaran tersebut ditujukan

Kegiatan Belajar 2
Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

1. Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah (1) memelihara lingkungan fisik kelas (2) mengarahkan/membimbing proses intelektual dan sosial siswa di dalam kelas dan (3) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif. Sedangkan tugas-tugas guru dalam mengelola kelas adalah (1) sebagai manajer (2) sebagai pendidik dan (3) sebagai pengajar.
2. Dalam mengelola kelas sering ditemui kendala-kendala yang dapat menghambat terjadinya proses pembelajaran yang efisiendan efektif. Kendala ini bisa datang dari guru, bisa juga dari siswa dan bisa juga dari faktor lingkungan.
3. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif selain menerapkan prinsip-prinsip pengelola juga kiat-kiat untuk mengatasi kendala tersebut yaitu (1) guru tidak boleh campur tangan yang berlebihan terhadap siswa (2) guru jangan sampai kehilangan konsentrasi yang dapat menimbulkan kesenyapan atau pembicaraan terhenti dengan tiba-tiba. (3) hindari ketidak tepatan menandai dan mengakhiri suatu kegiatan artinya guru harus tepat waktu (4) guru harus dapat mengelola waktu, baru hal ini dapat menimbulkan penyimpangan yang berkaitan dengan disiplin diri siswa dan (5) berilah penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak bertele-tele atau mengulang-ulang penjelasan karena dapat menimbulkan kebosanan.

MODUL 9
INTERAKSI EDUKATIF

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Interaksi Edukatif

1. Interaksi dalam proses pembelajaran merupakan kata kunci menuju keberhasilan suatu proses pembelajaran.
2. Ada 2 (dua) bentuk komunikasi agar tercipta interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu (1) komunikasi verbal dan (2) komunikasi non verbal.
3. Timbulnya interaksi dalam proses pembelajaran ditentukan oleh faktor-faktor (1) guru (2) siswa (3) tujuan pembelajaran (4) materi/isi pelajaran (5) metode penyajian (6) media yang digunakan dan (7) situasi dan kondisi kelas (8) sistem evaluasi

Kegiatan Belajar 2
Pola Interaksi

1. Ada 3 bentuk utama pola interaksi yaitu terjadi dalam proses pembelajaran yaitu (1) klasikal, (2) kelompok dan (3) individu.
2. Pola interaksi yang diterapkan oleh guru di kelas sangat menentukan/dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa menurut Ausebel ditentukan oleh kebermaknaan isi/materi serta proses pembelajaran dan modus kegiatan pembelajaran tersebut.
3. Ada 3 kiat bagi guru untuk menimbulkan interaksi edukatif dalam proses pembelajaran yaitu (1) mengadakan kontak pandang mata (2) melakukan gerakan badan dan mimik dan (3) pergantian posisi dan gerak

MODUL 10
PENATAAN KELAS

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Penataan Kelas

1. Pengaturan dan penataan kelas mencakup: (1) pengaturan siswa, (2) lingkungan fisik dan (3) penggunaan ruangan, serta (4) pemanfaatan sumber belajar yang berasal dari lingkungan karena itus setiap guru dituntut untuk tampil dan kreatif serta peka terhadap suasana kelasnya.
2. Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat mempengaruhi basis belajar siswa, dan pencapaian tujuan pembelajaran keefektifan lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal dalam pengelolaan kelas seperti (1) jumlah siswa dan (2) besarnya ruang kelas.

Kegiatan Belajar 2
Ruang Kelas

1. Ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
2. Ciri-ciri produktif
1. memungkinkan terjadinya interaksi yang dinamis antara guru dan siswa serta antara siswa sendiri.
2. tugas-tugas siswa dapat diselesaikan tepat pada waktunya
3. sportifitas, kreatifitas dan antusias siswa yang tinggi dapat terjaga dengan baik.
4. memungkinkan terjadinya kerjasama yang solid antara siswa maupun dengan gurunya.
5. kesadaran yang tinggi untuk berdisiplin
6. dapat meminimalisasi masalah atau hambatan dalam pengelolaan kelas.
7. dapat mencapai hasil yang optimal.
3. Ruang kelas secara tidak langsung mempengaruhi tumbuh kembangnya siswa baik fisik maupun mental, intelektual, emosional dan sosialnya. Karena itu guru harus memperhatikan bagaimana menata fasilitas dan perabot kelas sehingga akan dapat aman, nyaman dan kreatif selama proses pembelajaran berlangsung.

MODUL 11
PERMASALAHAN KELOMPOK: DISIPLIN, HUKUMAN DAN MOTIVASI

Kegiatan Belajar 1
Disiplin

Ada permasalahan utama yang harus diperhatikan guru dalam sistem pembelajaran kelompok yaitu (1) disiplin (2) hukuman dan (3) motivasi. Penerapan disiplin di kelas/sekolah untuk membekali anak dengan batasan-batasan yang berlaku di lingkungan sosial di mana ia berada. Setiap guru harus menguasai benar masalah disiplin ini mulai dari bentuknya, taraf perkembangannya, komponen utamanya, jenis-jenis masalah displin di kelas serta pembinaan disipilin terhadap siswanya di kelas.

Kegiatan Belajar 2
Hukuman dan Motivasi

1. Makna sesungguhnya dari hukuman adalah dihukum karena telah melakukan kesalahan. Pemberian hukum ini dapat dipandang sebagai menghentikan perilaku anak yang tidak baik dan pemberian hukuman ini menimbulkan dampak yang tidak baik antara guru dan siswa.
2. Agar pemberian hukum efektif maka harus dikaitkan dengan pemberian kegiatan baik penguatan positif maupun negatif.
3. Motivasi merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam belajar dan secara otomatis juga menunjang keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran, karena itu setiap guru perlu mengenal setiap siswanya dengan baik agar dapat dengan tepat memberikan perlakuan kepada setiap siswa.
4. Memotivasi anak dalam belajar berbeda-beda dan perlu diingat bahwa motivasi berprestasi sangat berkaitan dengan keberhasilan anak didik dalam belajar.

MODUL 12
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Kegiatan Belajar 1
Hakikat Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.

Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuhkembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.

Kegiatan Belajar 2
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:

1. keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:

1. menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
2. mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. merespon secara positif pendapat siswa,
4. membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.

2. keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:

1. memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. membentuk kelompok yang tepat,
4. mengkoordinasikan kegiatan,
5. membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.

3. keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara:

1. memberi penguatan secara tepat,
2. melaksanakan supervisi proses awal,
3. melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervisi pemaduan.

4. keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:

1. membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri.

Daftar Pustaka

MODUL 1
KETERAMPILAN BERTANYA

Louis Cohen dan lowrence Manioh (1977) A Guide to Teaching Practice Rouledge 3rd edition.

Wagg L.C (bd) (1984) Classroom Teching Skills. New York: Nicholas Publishing Company.

Pah. D.N (1984) Keterampilan Memberi Penguatan. Jakarta:

S.C. Utami Munandar (1987) Mengembangkan Bakat dan Keterampilan Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia

MODUL 2
TEKNIK BERTANYA

MODUL 3
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

MODUL 4
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Cooper, James M. (Ed). 1977. Classroom Teaching Skills: A Handbook. Lexington, Massachusetts: D.C. Health and Company.

De Cecco, John P. and William Crawford. 1977. The Psychology of Learning and Instruction: Educational Psychology. New Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.

La Sulo, S.L., dkk. 1980. Microteaching. Jakarta: P3G.

Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi Th. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

MODUL 5
KETERAMPILAN MENJELASKAN

MODUL 6
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Cooper, James M. (Ed). 1977. Classroom Teaching Skills: A Handbook. Lexington, Massachusetts: D.C. Health and Company.

La Sulo, S.L., dkk. 1980. Microteaching. Jakarta: P3G.

Wardani, I.G.A.K. 1996. Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi Th. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

MODUL 7
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

Joni, T. Raka. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif: Implikasinya terhadap Sistem Pengajaran. Jakarta: P3G.

Natawidjaja, Rochman (ed.) 1982/1983. Pembaharuan dalam Metode Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

Wardani, I.G.A.K. 1996. Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi Th. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

MODUL 8
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Cooper JM (Ed) (1997) Class Room Teaching Skills. Larington Mass: DC Heith & Loy.

Sukarsini Arikunto (1986) Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah Pendekatan Edukatif . Jakarta : Rajawali CU cetak I

Louis Choen and Law Rence Manion (1977) A Guide To Teaching Partice Rouiedge 3 rd edition.

Mary Underwood (1998) Pengelolaan Kelas yang Efektif. Suatu pendekatan praktis (terjemahan : Sosi Purwoko) Jakarta : Aican

Bella J.J (1982) Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta. Tim Pengembangan PPL P3G Depdikbud.

Wagg L (Ed) (1984) Class Room Teaching Skills. New York : Nicholas Publishing Company.

MODUL 9
INTERAKSI EDUKATIF

Louis Cohen dan Lawrence Manion (1977)

A Gulde To Teaching Practice Rouledge. 6rd edition.

Mary Underwood (1998)

Pengelolaan Kelas yang Efektif. Suatu Pendekatan Praktis (terjemahan Susi Purwoko) Jakarta : Arean.

Bolla Jl dan Pah DN (1984) Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta : P2LPTK Ditjen Dikti Depdiknas.

MODUL 10
PENATAAN KELAS

Cooper LM (Ed), (1977) Class room Teaching Skills. Larington Mass : DC Heith & Loy.

Suharsimi Arikunto (1986) Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah pendekatan edukatif.

Louis Cohen and Manion (1977) A Guide To Teaching Practice Roueedge 3rd edition.

Mary Underwood (1998) Pengelolaan Kelas yang Efektif. Suatu pendekatan praktis (terjemahan : Susi Purwoko) Jakarta : Arean.

Mc Queen T (1992) Essensial Of Class room. Manajemen and Disiplin New York : Halper Collin.

Wagg Ec (Ed) (1984) Class room Teaching Skills. New York : Nicholas Publishing Company.

SC Utami Munandar (1987) Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta : Gramedia.

MODUL 11
PERMASALAHAN KELOMPOK: DISIPLIN, HUKUMAN DAN MOTIVASI

Charles Schasfer, 1986, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta: Tulus Jaya.

Memupuk Disiplin dan Kreativitas. Buletin anak edisi No. 30 tahun VIII Juni 1998.

Benyamin Steoch, 1990, Membina Watak Anak, Jakarta: Gunung Jati.

Mendididk Anak dengan Berhasil, 1995, HAWK; Jakarta: Archen.

Guy Lefran Coir, 1985, Pschology for Teaching 5rd, California: Belmont Company.

Jerry W. dan Barbara UC, 1984, Dicipline without Shouting or Spanhing Heat, Brook Press.

MODUL 12
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

Cooper, James M. (Ed.). 1977. Classroom Teaching Skills: A Handbook. Lexington, Massachusetts: D.C.Heath and Company.

Djalil, Aria, dkk. l997. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka.

Natawidjaja, Rochman (Ed.). 1982/1983. Pembaharuan dalam Metode Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wardani, I.G.A.K. 1996. Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, H. Udin S., dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

No comments:

Humanity|Respect|Try To Not Cry